Anda di halaman 1dari 82

FARMASI FISIK

Anggota kelompok: WUJUD ZAT:


A Fatihul Ulum (11789) PERUBAHAN
Ajeng Sekar Arum Sari (11790)
FASE DAN
Alma Pusparani (11792)
Amira Sanniya Kamila (11793) BENTUK FASE:
GAS CAIR
PERUBAHAN FASE
Pencairan Gas

Jika gas didinginkan, gas tersebut


kehilangan sebagian energi kinetiknya
dalam bentuk panas, dan kecepatan
molekul turun.

Jika ditambahkan tekanan pada gas,


molekul masuk ke dalan lingkungan gaya
interaksi van der waals dan menjadi
bentuk cairan.
Karena gaya van der waals, cairan dapat
diperkirakan lebih rapat dari gas dan
menempati volume tertentu.

Perubahan dari bentuk gas ke cairan dan


dari cairan ke padat tidak hanya
bergantung pada temperatur, tetapi juga
pada tekanan zat itu.
Temperatur Kritik
Adalah temperatur dimana di atas temperatur
tersebut tidak terdapat lagi wujud cair.

Temperatur kritik berlaku sebagai ukuran kasar


dari gaya atraksi antarmolekul, karena pada
temperatur di atas temperatur kritik, molekul
mempunyai energi kinetik cukup sehingga tidak
ada sejumlah tekanan yang dapat membawa
molekul tersebut ke dalam range gaya atraksi
yang menyebabkan partikel 'saling melekat'.
Harga Kritik yang tinggi untuk air disebabkan
oleh gaya dipolar yang kuat antara molekul dan
terutama ikatan hidrogen yang ada.
Tekanan Kritik

Adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan


gas pada temperatur kritik.
Yang juga merupakan tekanan uap tertinggi yang
dapat dimiliki cairan.
Semakin rendah temperatur kritik gas, makin rendah
tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas
tersebut.
Metode Mencapai
Pencairan
Dengan menyimpannya dalam keadaan dingin
dengan menggunakan campuran pendingin.
Turunnya temperatur adalah akibat dari pelepasan
energi dalam menanggulangi daya kohesi dari atraksi
antara molekul. Efek pendinginan tersebut dikenal
sebagai efek Joule-Thomson.
Jika tekanan dikurangi, molekul
berekspansi dan cairan berubah ke wujud
gas.
Perubahan wujud bolak balik ini
merupakan prinsip dasar yang digunakan
dalam penyiapan sediaan farmasi
aerosol.
Penyiapan Sediaan Farmasi
Aerosol
Aerosol adalah bentuk sediaan yang
mengandung satu atau lebih zat aktif dalam
wadah kemas tekan, berisi propelan.
Aerosol di dunia farmasi adalah bentuk sediaan
yang diberi tekanan, mengandung satu atau
lebih bahan aktif yang bila diaktifkan
memancarkan butiran-butiran cairan atau
bahan-bahan padat dalam media gas.
Aerosol didefinisikan sebagai sistem koloid yang
mengandung partikel-pertikel padat atau cairan
yang sangat halus yang terbagi-bagi didalam
dan dikelilingi oleh gas
Obat di larutkan atau disuspensikan di dalam
propellant.
Propelan adalah suatu bahan kimia yang
digunakan dalam produksi energi dan gas
bertekanan yang digunakan untuk membuat
gerakan fluida atau untuk menghasilkan propulsi
kendaraan atau proyektil atau benda lain.
Bentuk sediaan ini pada umumnya sering ditemukan
untuk pengobatan saluran pernafasan misalnya untuk
penanganan simpatomatis pada penyakit asma,
aerosol topical untuk pengobatan acne (jerawat), dan
kosmetik seperti styling foam untuk penataan rambut.
Tekanan Uap Cairan

Energi translasi dari pergerakan (energi kinetik) tidak


terdistribusi secara merata di antara molekul.
Beberapa molekul memiliki energi yang berlebih.
sehingga mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
daripada yang lain.
GAS
Wujud Gas

Molekul gas bergerak dalam arah yang tidak


beraturan, disebabkan karena gerakan yang kuat dan
cepat, sering bertumbukan satu sama lain dan
bertumbukan dengan dinding wadah di mana gas itu
ditempatkan.
Oleh karena itu, gas menghasilkan tekanan.
Tekanan dinyatakan dalam dyne per cm².
Volume dinyatakan dalam liter atau cm³.
Temperatur dinyatakan dalam derajat kelvin °K.
Hukum Gas Ideal

Hukum-hukum gas ideal diantaranya


Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum
Gay lussac.
Hukum
Boyle
Hasil percobaan
Boyle menyatakan
bahwa apabila
suhu gas yang
berada dalam
bejana tertutup
dipertahankan
konstan, maka
tekanan gas
berbanding terbalik
dengan volumenya
Hukum
Charles
Charles
menyatakan bahwa
jika tekanan gas
yang berada dalam
bejana tertutup
dipertahankan
konstan, maka
volume gas
sebanding dengan
suhu mutlaknya.
Hukum Gay-Lussac

Gay Lussac
menyatakan
bahwa jika volume
gas yang berada
dalam bejana
tertutup
dipertahankan
konstan, maka
tekanan gas
sebanding dengan
suhu mutlaknya
Soal No.1
1. Gas berada di dalam bejana tertutup
pada mulanya bersuhu 27°C. Agar
tekanannya menjadi 2 kali semula, maka
suhu ruangan tersebut adalah…
A. 107 °C
B. 127 °C
C. 227 °C
D. 327 °C
E. 427 °C
Pembahasan no .1
C. 327 °C
Soal No. 2

Dalam wadah tertutup terdapat 2 Liter


gas pada suhu 27°C dan bertekanan 2
atm. Jika tekanan ditambah 2 atm pada
kondisi isokhorik maka suhu gas
menjadi?
A. 162 °C
B. 400 °C
C. 108 °C
D. 54 °C
Pembahasan No. 2
E. 327 °C
Tetapan Gas Molar R (liter atm/mol
derajat)

–  
Tetapan R sangat penting dalam ilmu kimia
fisika.untuk memdapatkan harga R dilakukan dengan
cara berikut. Dipilih 1 mol gas ideal, volumenya pada
keadaan STP yaitu pada dan 760 mmHg. Lalu di
substitusi ke persamaan.
PV = nRT
1 atm x 22,414 liter = 1 mol x R x 273,16°
R = 0,08205 liter atm/mol derajat
Soal No. 3

Gas ideal mempunyai tekanan 1 atm dan volume 2 liter,


jika volume dinaikkan menjadi 5 liter, dan suhu dijaga
konstan maka ....
a. Tekanan turun menjadi 0,5 atm
b. Tekanan turun menjadi 0,4 atm
c. Tekanan naik menjadi 2 atm
d. Tekanan tetap
e. Tidak mungkin suhu naik volume konstan
Pembahasan No. 3

–  

P1 V1 = P2 V2

1 . 2 = P2 . 5

P2 = 0,4 atm
Tetapan Gas Molar R
(joule/mol derajat)
R dapat dinyatakan dalam satuan energi dengan
mengganti 1 atm = 1,0133 x 106 dyne/cm²
PV=nRT
1,0133 x 106 x 22,414 x 103 = 1 mol x R x 273,16°
R =8,314 x 107 erg/mol derajat
1 joule = 107 erg
R = 8,314 joule/mol derajat

Biasanya digunakan dalam perhitungan termodinamika .


Soal No. 4

–  
Berapa volume 2 mol gas ideal pada 25C pada
tekanan 780 mmHg?
Pembahasan No.4

–  
PV = nRT
() . V = 2 mol . (0,08205 liter atm/mol derajat). 298
V = 47,65 liter
Berat Molekul

Berat Molekul dari dari suatu gas dapat ditentukan


dengan menggunakan gas ideal. Jumlah mol gas (n)
diganti dengan gr/Mr.
gr= massa gas dalam gram
Mr= berat molekul
P V = gr/Mr R T

Mr
 
Menentukan Berat Molekul

Dua metode yang sangat umum dipakai untuk menentukan


berat molekul cairan yang mudah menguap seperti alkohol
dan kloroform adalah metode Regnault dan Vector Meyer.
– Metode Vector Meyer : Cairan ditimbang dalam bola kaca;
kemudian diuapkan dan volume ditentukan pada tekanan
barometer dan temperatur tertentu. Harga ini kemudian
dimasukkan ke persamaan di bawah ini untuk mendapatkan
berat molekul. Mr
 
– Metode Regnault digunakan untuk menentukan
Berat Molekul zat pada suhu kamar berbentuk gas.
Teori Kinetik Molekular
Teori yang dikembangkan untuk menerangkan sifat gas dan
untuk memberikan keterangan tambahan bagi berlakunya hukum
gas disebut teori kinetik molekular.
Beberapa pernyataan penting dari teori ini adalah sebagai
berikut:
1. Gas terdiri dari partikel- partikel yang disebut molekul, dengan
volume total yang begitu kecil sehingga sehingga diabaikan
terhadap volume ruangan di mana molekul itu berada.
Keadaan ini berlaku untuk gas nyata hanya pada tekanan
rendah dan temperatur tinggi, dalam hal mana molekul gas
berjauhan.
–  
2. Partikel
gas tidak saling tarik-menarik satu sama lain
melainkan bergerak bebas; juga pernyataan ini hanya berlaku
pada tekanan rendah.

3. Partikel memperlihatkan gerakan tidak beraturan yang


terus-menerus karena mepunyai energi kinetik. Energi kinetik
rata-rata E berbanding lurus dengan temperatur absolut gas.

E=
4. Molekul yang memperlihatkan elastisitas sempurna,
yaitu tidak ada kecepatan yang hilang setelah molekul-
molekul tersebut bertumbukan satu sama lain dan
bertumbukan dengan dinding wadah, di mana tumbukan
dengan dinding wadah berakibat pada tekanan gas.
Walaupun kecepatan dan energi kinetik rata-rata tidak
berubah pada tabrakan, kecepatan dan energi molekul
tunggal dapat berbeda banyak pada setiap saat.
Persamaan Dasar Kinetik

–  
PV=
P = tekanan
V = volume yang ditempati oleh sejumlah n molekul
m = massa
C = kecepatan rata-rata
–  
Dengan menggunakan persamaan dasar ini,
kecepatan akar rata-rata kuadrat ()1/2 (biasanya ditulis
dengan dari molekul gas ideal yang diperoleh. *
menyelesaikan di atas dan mengakarkan kedua ruas
dari persamaan akan menghasilkan rumus:
–  
Dengan membatasi masalah-masalah ini hanya untuk
1 mol gas, P V = R T, n menjadi bilangan Avogadro N,
dan N dikalikan dengan massa dari satu molekul
menjadi berat molekul Mr. Kecepatan rata-rata
kuadratnya menjadi
–  
Karenabentuk nm/V sama dengan kerapatan maka
persamaannya menjadi berikut.
PERSAMAN GAS VAN DER
WAALS
GAS NYATA

Merupakan sebuah gas yang mematuhi persamaan gas


umum, sedangkan gas nyata adalah gas yang tidak
mematuhi persamaan gas umum dan menggunakan
hukum & hukum gas hanya pada saat tekanan rendah.
Gas nyata bersifat menyimpang dari gas ideal, terutama pada
tekanan tinggidan suhu rendah. Pada tekanan tinggi,
atau jika jumlah molekul banyak, volume gas harus diperhitun
gkan  volume ideal sebetulnya lebih kecil dari volume real.
Gas nyata hanya mengikuti persamaan gas ideal hanya pada
suhu dan
tekanan standar, sedangkan pada keadaan suhu dan tekanan
 tinggi, gas
nyata tidak mengikuti persamaan gas ideal
Untuk 1 mol gas, persamaan van der waals dapat
ditulis :

 
a/V2 adalah tekanan dalam per mol yang dihasilkan dari gaya tarik-
menarik antarmolekuler, b adalah perhitungan untuk tidak dapat
ditekannya molekul-molekul gas nyata, yaitu volume excluded
yang kira-kira empat kali volume molekul.
JIKA volume gas besar, a/V2 dan b menjadi tidak bermakna
dibandingkan dengan P dan V. Pada kejadian ini persamaan van
der waals untuk 1 mol gas menjadi persaman gas ideal, PV = RT
Pada tekanan rendah, gas nyata bersifat ideal.
Konstanta van der waals untuk
beberapa gas
Soal No. 5

Hitung tekanan yang dihasilkan oleh 2 dm3/mol etana


pada 27oC bila mengikuti persamaan van der waals….
a = 5,489 dm6 atm/mol2
b = 0,06838 dm6 atm/mol
a. 11,3 atm
b. 12,3 atm
c. 13,3 atm
d. 14,3 atm
e. 15,3 atm
Pembahasan No.5

 
P= -
 
= -
= -
= 12,72 – 1,37225
= 11,34775 atm
Soal No. 6

Berapa volume yang ditempati 1 mol gas pada


temperatur 0oC dan tekanan 1 atm?
a. 21,2 liter
b. 22,2 liter
c. 22,4 liter
d. 23,4 liter
e. 25,2 liter
Pembahasan Soal No.6

Temperatur absolut yang sesuai dengan 0oC adalah


273 K

Temperatur 0oC = 273 K dan tekanan 1 atm


seringkali dinyatakan sebagai keadaan standar
Cairan
Wujud Cairan

Cairan adalah fluida tak termampatkan yang menyesuaikan


dengan bentuk wadahnya tetapi mempertahankan volume
yang (hampir) konstan tidak tergantung pada tekanan

Dengan demikian, ini adalah salah satu dari empat wujud


dasar materi (yang lain adalah padat, gas, dan plasma), dan
merupakan satu-satunya keadaan dengan volume yang
pasti namun tidak memiliki bentuk yang tetap. Cairan terdiri
dari partikel materi dengan vibrasi halus, seperti atom, yang
disatukan oleh gaya antarmolekul.
Soal No.7

Pada suhu dibawah titik didih cairan akan…

a. Mengkristal
b. Membeku
c. Menguap
d. Mengembun
e. Mencair
Pembahasan Soal No.7

Pada suhu dibawah titik didih, sembarang materi


berbentuk cairan akan menguap sampai kondensasi gas
diatasnya mencapai kesetimbangan sedangkan pada
suhu dibawah titik bekunya cairan akan cenderung
mengkristal, berubah menjadi padat
TEKANAN
UAP
CAIRAN
Energi translasi dari pergerakan (energi kinetik) tidak
terdistribusi secara merata di antara molekul;
beberapa molekul mempunyai energi
berlebih,sehingga mempunyai kecepatan yang lebih
tinggi dari yang lain pada setiap saat. Jika suatu
cairan ditempatkan pada wadah kosong dengan
temperatur konstan, molekul yang mempunyai energi
paling tinggi meninggalkan permukaan cairan dan
berubah menjadi wujud gas, dan beberapa molekul
kemudian kembali ke cairan atau mengembun.
Jika laju kondensasi sama dengan laju penguapan
pada temperatur tertentu, uap menjadi jenuh dan
terbentuk kesetimbangan dinamis. Tekanan uap
jenuh diatas cairan disebut tekanan uap
kesetimbangan.

Jika temperatur cairan naik, lebih banyak molekul


mendekati kecepatan yang diperlukan untuk
melepaskan diri dan berubah menjadi bentuk gas.
Naiknya tekanan uap berbanding lurus dengan
naiknya temperature. Jika temperature cairan naik
sedangkan tekanan konstan, maka semua cairan akan
berubah menjadi wujud uap.
Soal No.8

Semua cairan akan berubah menjadi wujud uap jika…


a. Temperatur cairan naik sedangkan tekanan konstan
b. Temperatur cairan konstan dan tekanan konstan
c. Temperature cairan turun sedangkan tekanan konstan
d. Temperature cairan turun sedangkan tekanan naik
e. Temperature cairan naik sedangkan tekanan naik
Pembahasan No.8

Jika temperature cairan naik sedangkan tekanan


konstan, maka semua cairan akan berubah menjadi
wujud uap sedangkan jika temperatur cairan naik,
lebih banyak molekul mendekati kecepatan yang
diperlukan untuk melepaskan diri dan berubah
menjadi bentuk gas
Persamaan
Clausius-Clapeyron

“Untuk menyatakan hubungan antara tekanan uap dan


temperatur absolut cairan.”
Persamaan Clausius-Clapeyron
–  
=
 

“ di mana dan adalah tekanan uap pada temperatur absolut dan


dan adalah panas penguapan molar, yaitu panas yang
diabsorbsi oleh 1 mol cairan ketika berubah wujud menjadi uap.”
Persamaan Clausius-Clapeyron

“Persamaan Clausius-Clapeyron dapat ditulis dalam bentuk yang


lebih umum.”

  = - + Konstanta

“Dapat diamati bahwa plot logaritma tekanan uap terhadap


kebalikan dari temperatur absolut menghasilkan garis lurus.”
Panas Penguapan Bervariasi
dengan Temperatur
–  
Contoh
– Panas penguapan air pada 100 adalah 539 kal/g

– Panas penguapan air pada 180 adalah 478 kal/g

– Panas penguapan air pada temperatur kritik adalah 0


Gas, Uap, dan Temperatur Kritik

“Gas adalah zat yang berada dalam wujud gas pada temperatur
kamar sekalipun.”

“Gas dikenal sebagai uap di bawah temperatur kritiknya”


“Uap adalah suatu zat yang berbentuk cair atau padat pada temperatur
kamar dan berubah menjadi gas jika dipanaskan pada temperatur yang
cukup tinggi

“Temperatur kritik, di mana tidak ada perbedaan antara cairan dan gas”
Hal yang perlu diperhatikan dalam
persamaan Clausius-Clapeyron

–  
“Persamaan ini mengandung pengandaian, yaitu dianggap bahwa
uap bersifat seperti gas ideal dan volume molar cairan diabaikan
terhadap volume uap.”

“Persamaan harus diperlakukan sebagai nilai rata-rata, dan


persamaan hanya berlaku pada kisaran temperatur yang sempit.”
Soal No. 9
–  
Hitunglah tekanan uap pada 120. Tekanan uap air pada 100 adalah 1
atm, dan adalah 9.720 kal/mol untuk kisaran temperatur tersebut.

a. 2 atm

b. 1,95 atm

c. 1,8 atm

d. 1,5 atm

e. 1, atm
Pembahasan Soal No.9

–  
=

= 1, 95 atm
Soal No.10

Jika kita memiliki wadah penuh air murni pada suhu


295 K yang tekanan uapnya adalah 1 atmosfer (atm).
Berapa tekanan uap pada suhu 393 K? (ΔH uap air
murni = 40,65 KJ/mol.)
Pembahasan Soal No. 10

–  
=

= 60, 76 atm
Titik Didih

“Temperatur di mana tekanan uap cairan sama dengan tekanan


luar atau tekanan atmosfer”
“Jika cairan ditempatkan pada wadah terbuka dan dipanaskan
sampai tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, uap terlihat
membentuk gelembung yang naik dengan cepat melalui cairan
dan mencapai wujud gas. Semua panas yang diabsorbsi
digunakan untuk mengubah cairan menjadi uap, dan temperatur
tidak akan naik sampai cairan menguap dengan sempurna”
Pengaruh Tekanan terhadap Titik
Didih

–  
“Tekanan di atas permukaan laut sekitar 760 mm Hg, air
mendidih pada 97,7 ; pada 17,5 mm Hg mendidih pada 20”

“ Perubahan titik didih dengan tekanan SESUAI dengan


persamaan Clausius-Clapeyron”
Panas Penguapan Laten

–  
“ Jumlah panas yang diabsorbsi ketika cairan menguap pada titik
didih normal dan dilepaskan ketika uap berkondensasi menjadi
cairan”

Contohnya adalah panas yang diabsorbsi ketika air menguap pada


titik didih normal, yaitu panas penguapan pada 100 adalah 539
kal/g atau sekitar 9.720 kal/mol.
Gaya Antar Molekul
terhadap Titik Didih dan Panas Penguapan Laten

“Titik didih dapat dimisalkan sebagai temperatur di mana adanya panas dapat mengatasi gaya
atraksi antara molekul cairan.”
“ Titik didih hidrokarbon normal, alkoho sederhana, dan asam
karboksilat naik dengan naiknya berat molekul, karena gaya atraksi
vander waals menjadi lebih besar dengan naiknya nomor atom.”

“ Cabang dari rantai menghasilkan molekul yang kurang kompak


dengan turunnya atraksi antarmolekul, dan menghasilkan
penurunan titik didih.”
–  
“Secara umum, alkohol mendidih pada temperatur yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan hidrokabon jenuh dengan berat molekul
sama karena adanya asosiasi molekul alkohol melalui ikatan
hidrogen.”

“Titik didih alkohol rantai lurus dan asam karboksilat naik sekitar 18
untuk setiap gugus metilena tambahan.”
Tabel Titik Didih Normal dan Panas Penguapan
Senyawa Titik Didih () Panas Penguapan
Laten (kal/g)
Helium
Helium -268,9
-268,9 6
6
Nitrogen -195,8 47,6
Nitrogen -195,8 47,6
Propana -42,2 102
Propana
Metil Klorida -42,2
-24,2 102
102
Metil Klorida
Isobutana -24,2
-10,2 102
88
Isobutana
Butana -10,2
-0,4 88
92
Etil Eter
Butana 34,6
-0,4 90
92
Karbon
Etil disulfida
Eter 46,3
34,6 85
90
Etil Alkohol 78,3 204
Karbon disulfida 46,3 85
Air 100,0 539
Etil Alkohol 78,3 204
Air 100,0 539
“Zat nonpolar, di mana molekulnya lebih banyak terikat dengan gaya
london, mempunyai titik didih rendah dan panas penguapan
rendah.”
“ Molekul polar, terutama seperti etil alkohol dan air, yang terikat
dengan ikatan hidrogen, memperlihatkan titik didih tinggi dan panas
penguapan tinggi.”
Soal No. 11

Gas dalam ruang tertutup memiliki suhu sebesar T Kelvin


energi kinetik rata-rata Ek = 1200 joule dan laju efektif V =
20 m/s.
Jika suhu gas dinaikkan hingga menjadi 2T tentukan
perbandingan energi kinetik rata-rata gas kondisi akhir
terhadap kondisi awalnya.
Pembahasan No.11

 
Ek =

Ek2 : Ek1 = 2 : 1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai