Anda di halaman 1dari 35

PERDALIN CABANG JAKARTA

perdalinjakarta2018@gmail.com
Tujuan Pembelajaran
UM U M
Setelah mengikuti pembelajaran ini
perserta mampu memahami
dalam proses pembelajaran
materi yg diberikan.

perdalinjakarta2018@gmail.com
Tujuan Pembelajaran
KHUSUS

Peserta dapat:

Menyebut
Menyebut Menjelas Menjelas Menjelas kan teknik
kan kan kan kan perhitung
pengertian patogene kriteria bundle an HAIs
ISK sis ISK ISK ISK dengan
ISK
POKOK BAHASAN
Tujuan Umum Pembelajaran

Pendahuluan
Tujuan Khusus
Pengertian
Pembelajaran
ISK
Patogenesis ISK
Kriteria ISK
Bundle ISK
Cara Perhitungan HAIs ISK
perdalinjakarta2018@gmail.com
PENDAHULUAN

Infeksi yang
paling sering Sekitar 12%-
HAIs No 4 dari 16% pasien
terjadi
infeksi lainnya ISK
layanan
kesehatan I

CDC tahun 2011

perdalinjakarta2018@gmail.com
PENGERTIAN

Catheter Associated Urinary Tract Infection


(CA - UTI)/INFEKSI SALURAN KEMIH
Pengertian :
Infeksi Saluran Kemih yang terjadi
setelah pemasangan urine kateter
≥ 2 x 24 jam (48 jam)

perdalinjakarta2018@gmail.com
PATOGENESIS
• Kuman di meatus uretra bagian distal dapat langsung masuk ke
1
1
saluran / kandung kemih ketika kateter dimasukan

• Pada indwelling kateter mikroorganisme bermigrasi sepanjang permukaan luar


kateter di mukosa periuretra atau sepanjang permukaan dalam kateter, setelah
2
2 terjadi kontaminasi pada kantong penampung urine atau sambungan antara
kantong penampung dengan pipa drainase.

• Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk


biofilm pada permukaan kateter
3
3

perdalinjakarta2018@gmail.com
BIO FILM adalah

Sama dengan “ Plak“


Kumpulan dari sel – sel mikroorganisme
atau mikrobial khususnya bakteri yang
melekat pada suatu permukaan dan
oleh pelekat polisakarida yang di
sekresikan oleh sel – sel bakteri

perdalinjakarta2018@gmail.com
FAKTOR RESIKO ISK
Metode kateterisasi

Kualitas pemeliharaan kateter

Status imonologis pasien

Kesalahan penanganan sterilitas sistem

tertutup risiko infeksi


KRITERIA ISK

ISK ISK ISK


SYMPTOMATIC ASYMPTOMATIC LAINNYA
Symptomatic Urinary Tract Infection
(SUTI)
Harus memenuhi paling tidak 1 dari kriteria
berikut 1a
• Pasien terpasang kateter urine pada saat pengambilan
 spesimen. DAN
Minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak
ada penyebab lain :
 Demam ( > 38 ° C )
 Nyeri suprapubik, atau nyeri sudut kostrovertebral DAN
 Culture  urine  ≥ 10⁵ unit koloni (CFU) / ml dengan tidak lebih dari
2 spesies mikroorganisme.
Kriteria 1b
• Pasien tidak terpasang kateter urin pada saat
pengumpulan spesimen atau dalam waktu 48
jam sebelum pengambilan spesimen DAN
• Memiliki minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala
berikut dengan tidak ada penyebab lain:
Demam (> 38 ° C) pada pasien yang ≤ 65
tahun,frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, atau
nyeri DAN
Culture urin positif ≥ 10⁵ CFU / ml dengan tidak
> dari 2 spesies mikroorganisme.
Kriteria 2a
• Pasien terpasang kateter urin  pada saat pengumpulan
spesimen DAN
minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan
 tidak ada penyebab lain demam (> 38 ° C),nyeri
 suprapubik, DAN
urinalisis  positif  di 1 dari temuan sebagai berikut:
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau
 nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 sel darah putih
  ( WBC ) /mm3 
c. mikroorganisme dilihat pada pewarnaan Gram urin
• Cuture urin positif ≥ 103 dan <105 CFU / ml dengan tidak
lebih dari 2 spesies mikroorganisme.
ATAU
• Pasien telah dilepas  kateter urin  dalam waktu 48jam sebelum
• pengambilan spesimen DAN
minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak ada
penyebab lain :
demam (> 38 ° C), frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, atau
 sudut kostovertebral rasa sakit atau nyeri
DAN
urinalisis  positif  ditunjukkan oleh setidaknya 1 dari temuan sebagai
berikut :
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 sel darah putih ( WBC )
/mm3  urine  ≥ 3 WBC 
Kriteria 2b
Pasien tidak terpasang kateter urine saat pengmbilan spesimen setelah
pemasangan kateter urin sekitar 48 DAN Memiliki minimal 1 dari tanda-tanda
atau gejala berikut dengan tidak ada penyebab lain : demam (> 38 ° C)
pada pasien yang ≤ 65 tahun, frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, DAN
urinalisis positif ditunjukkan oleh setidaknya 1 dari temuan sebagai berikut:
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 WBC/mm3
urin dipintal atau ≥ 3 WBC / LBP air seni yang dicentrifuge)
c. mikroorganisme dilihat pada pewarnaan Gram urin DAN
Culture urinpositif ≥ 103 dan <105 CFU / ml dengan tidak lebih
dari 2 spesies mikroorganisme.
Kriteria 3
 Pasien ≤ 1 tahun dengan atau tanpa kateter
urin
 Memiliki setidaknya 1 dari tanda-tanda atau
gejala berikut dengan tidak ada penyebab lain :
demam (> 38 ° C inti), hipotermia (<36 ° C ),
apnea, bradikardia , disuria, lesu, atau muntah
DAN
 Kultur urin ≥ 105 CFU / ml dengan tidak lebih
dari 2 jenis mikroorganisme
Kriteria 4
 Pasien ≤ 1 tahun dengan atau tanpa kateter urin
 Memiliki setidaknya 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan
tidak ada penyebab lain :
demam (> 38 ° C inti), hipotermia (<36 ° C inti), apnea,
bradikardia , disuria, lesu, atau muntah DAN
urinalisis positif ditunjukkan oleh setidaknya satu dari temuan
sebagai berikut:
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 WBC/mm3 urin di
pintal atau ≥ 3 WBC / LBP urine yang dicentrifuge )
c. mikroorganisme yang terlihat pada Gram noda air seni
DAN
• Kultur urin antara ≥ 10₃ dan <10⁵ CFU / ml dengan tidak lebih dari
dua spesies mikroorganisme
Asymptomatic Bacteremic
Urinary Tract Infection (ABUTI)
 Pasien dengan atau tanpa kateter urin
 Tidak memiliki tanda atau gejala (yaitu, untuk pasien semua usia,
tidak ada demam (> 38 ° C), frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, atau
nyeri sudut kostovertebral ATAU
untuk pasien ≤ 1 tahun, tidak ada demam (> 38 °C,
hipotermia (<36 ° C inti), apnea, bradikardia, disuria, lesu,
atau muntah) DAN
 Kultur urin > 105 CFU / ml dengan tidak lebih dari 2 spesies
mikroorganisme uropathogen * DAN
 Kultur darah sama dengan setidaknya 1 mikroorganisme
uropathogen dengan kultur urin
Mikroorganisme Uropathogen adalah:
basil gram negatif, Staphylococcus spp, beta-hemolitik Streptococcus
spp, Enterococcus spp, vaginalis G., Aerococcus urinae, dan
Corynebacterium (urease positif)
Infeksi lain pada saluran kemih harus memenuhi
paling tidak 1 dari kriteria berikut:

1. Adanya mikroorganisme dari kultur cairan (selain


urin) atau jaringan dari situs yang terkena.

2. Pasien memiliki abses atau bukti lain infeksi terlihat


pada pemeriksaan langsung, selama operasi bedah,
atau selama pemeriksaan histopatologi.
3. Pasien memiliki minimal 2 tanda-tanda atau gejala berikut
dengan tidak ada penyebab lain yang diakui: demam (> 38 °
C) rasa sakit, lokal, atau nyeri lokal di lokasi yang terlibat
DAN minimal 1 dari:
a. purulen drainase dari situs yang terkena dampak
b. mikroorganisme dibiakkan dari darah yang kompatibel
dengan situs yang dicurigai infeksi
c. bukti radiografi dari infeksi (misalnya, USG normal, CT
scan, magnetic resonance imaging ( MRI ) atau
pemeriksaan radiolabel (galium, teknesium]).
4. Pasien <1 tahun memiliki setidaknya 1 dari tanda-tanda
atau gejala berikut dengan tidak ada penyebab lain yang
diakui: demam (> 38 ° C inti), hipotermia (<36 ° C inti),
apnea,bradikardia, lesu, atau muntah dan minimal 1 dari:
a. purulen drainase dari situs yang terkena dampak
b. mikroorganisme dibiakkan dari darah yang kompatibel
dengan situs yang dicurigai infeksi
c. bukti radiografi dari infeksi, ( misalnya, USG normal, CT
scan, magnetic resonance imaging [MRI] atau
pemeriksaan radiolabel ( galium, teknesium]).
APLIKASI BUNDLE ISK

Kaji Kebutuhan

Hand hygiene

Insertion Technique

Catheter Maintenance

Catheter Care

Catheter Removal
1. Kaji Kebutuhan
 Hati – hati dalam menentukan pemasangan kateter
 Pertimbangkan untuk pemakaian kondom atau
pemasangan intermitten
 Pemasangan kateter hanya jika betul- betul
diperlukan seperti pada retensi urine, obstruksi
kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah
urologi, untuk memonitor output yang ketat
Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan
2. Hand Hygiene
• Segera lakukan kebersihan tangan sebelum
dan sesudah pemasangan kateter serta
setelah memanipulasi kateter

• Pakailah sarung tangan jika memanipulasi


kateter atau pengosongan urine bag
3. Insertion Technique
• Gunakan teknik aseptik saat pemasangan
kateter, ( sarung tangan steril, tirai, cairan
antiseptik yang tepat, dan
membersihkan bagian meatus uretra).

• Kembangkan Balon dengan jumlah air


yang direkomendasikan pabrik.
4. Catheter Maintenance
• Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan dan trauma
pada meatus.
• Selalu meletakan urine bag lebih rendah dari
kandung kemih.
• Tidak meletakan urine bag dilantai
• Periksa slang sesering mungkin jangan sampai terlipat
(kingking).
• Menjaga sistem drainase tertutup.
• Gunakan penampung pembuangan urine untuk satu
pasien satu alat
• Gunakan teknik aseptik untuk mendapatkan spesimen.
5. Catheter Care
• Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap selesai
buang air besar.
• Gunakan kateter terkecil yang mencapai drainase
• Tidak ada penggunaan krim atau serbuk di daerah perineum
• Irigasi kandung kemih & pemakaian antibiotika tidak dapat
mencegah infeksi saluran kemih
6. Catheter Removal
 Kateter segera lepas jika tidak diperlukan.
Lepas atau ganti semua kateter dalam
waktu 24 jam masuk ke rumah sakit.

 Lepas atau ganti kateter jika pasien timbul


gejala
Cara Pengambilan Spesimen

• Pengambilan spesimen steril dari kateter


• Clamp tubing di bawah port kateter
• Swab port dengan alkohol
• Ambil spesimen dengan menusukan jarum suntik
kebagian port kateter.
• Dengan menggunakan teknik steril masukkan spesimen
ke dalam tempat yang steril dan kirim ke lab
• Buka clamp, biarkan urine mengalir
Teknik Penghitungan
 Angka Infeksi :
Numerator
1000 = 0
/00
Denominator

 Angka Infeksi :
Jumlah kasus ISK
1000 = /00
0
Jmlh hari pemakaian kateter
KESIMPULAN
???
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai