Anda di halaman 1dari 16

Akhlak

kepada Allah dan Rasulullah


Makna Akhlak

Secara Istilah, “sifat yang tertanam


Secara bahasa, akhlak adalah dalam jiwa yang mendorong
perangai kebiasaan (‘adat al- berbagai perbuatan dengan mudah
iradah). dan spontan tanpa membutuhkan
pemikiran ataupun pertimbangan.”

Al-Imam
Al-Imam Abu
Abu Hamid
Hamid al-Ghazali,
al-Ghazali, Ihya
Ihya ‘Ulum
‘Ulum al-Din
al-Din
(Beirut: Dar Ibn Hazm, 2005).
(Beirut: Dar Ibn Hazm, 2005).
Urgensi Akhlak
1. Tujuan diutusnya risalah Nabi. Nabi besabda, “Aku hanya diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

2. Barometer keluhuran seseorang. Nabi bersabda, “sebaik-baiknya


orang di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya.”

3. Bukti ketakwaan kepada Allah. Nabi bersabda, “bertakwalah kepada


Allah di mana pun Engkau berada, ikuti keburukan dengan kebaikan
untuk menghapusnya, dan bergaulah dengan manusia dengan akhlak
yang baik.”
Sumber Ilmu Akhlak
Tolok ukur kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada
ketentuan Allah sebagaimana termuat dalam al-Qur’an dan
Sunnah. Apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam
esensinya, dan apa yang dinilai-Nya buruk, pasti buruk dalam
dirinya.

Perintah dan larangan-Nya pada dasarnya bertujuan untuk


meluruskan prilaku manusia, dengan cara menggariskan tuntutan
moral sebagaimana harusnya, bukan sebagaimana adanya, agar
kecenderungan nafsunya menjadi terkendali dan seimbang,
sehingga dengannya ia menjadi pribadi berbudi luhur.

Quraish
Quraish Shihab,
Shihab, Wawasan
Wawasan al-Qur’an:
al-Qur’an: Tafsir
Tafsir Tematik
Tematik
atas
atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996)
Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996)
Pembagian Akhlak
Berdasarkan proses
pembentukannya, akhlak
dibagi menjadi dua jenis,

Akhlak bawaan (mawhubah), Akhlak perolehan


yaitu sifat, bisa baik bisa juga (muktasabah), yakni sifat baik
buruk, yang sudah menjadi ataupun buruk yang
tabiat dasar seseorang sebagai didapatkan seseorang melalui
pemberian Allah terhadapnya. proses pembiasaan.

Khalid
Khalid Jum’ah
Jum’ah bin
bin ‘Utsman
‘Utsman al-Kharraz,
al-Kharraz, Mausu’at
Mausu’at al-Akhlak
al-Akhlak
(Kuwait:
(Kuwait: Maktabat
Maktabat Ahl
Ahl al-Atsar,
al-Atsar, 2009)
2009)
Bagaimana Membina Akhlak?
Pembinaan akhlak agar menjadi mulia merupakan
hal yang berat, namun tidak mustahil untuk
dilakukan. Untuk melakukannya, kita memerlukan
pembiasaan dan pelatihan yang bertahap namun
tetap konsisten.

Imam al-Mawardi dalam ’Adab al-Dunya wa-al-Din


mengilustrasikan, “... meskipun merubah karakter
itu sulit, namun melalui pelatihan secara bertahap,
apa yang tadinya dianggap susah akan menjadi
mudah dan apa yang melelahkan akan menjadi
menyenangkan. ”
Al-Imam al-Mawardi, Adab al-Din wa al-Dunya ( Jeddah: Dar
al-Minhaj, 2013)
Proses Membina Akhlak

Bersahabat
Mujahadat Saling
dengan
al-nafs menasehati
orang baik

Meneladani Zikir dan


Muhasabah
orang saleh Ibadah

Ahmad Amin, Kitab al-Akhlaq (Beirut: Dar al-Kutub


al-’Ilmiyyah, 2005)
Makna Akhlak kepada Allah

Keharusan dan kepatutan kita dalam


berhubungan (bermunajat, menghamba
dan berdoa) dengan Allah.
Akhlak kepada Allah
Kembali kepada Allah (Taubat)
Takut dan mengharapkan Allah
(Khawf wa Raja’)
Sabar terhadap segala ujian (Shabr)
Memurnikan ibadah hanya untuk
Allah (Ikhlas)
Bergantung kepada Allah (Tawakal)

Mencintai Allah (Mahabbah)


Makna Akhlak kepada Nabi

Keharusan dan kepatutan kita dalam


bersikap terhadap Rasulullah, baik ketika
masih hidup ataupun setelah wafat,
mengingat beliau merupakan utusan Allah
bagi kita semua.
Akhlak kepada Rasulullah
Mengikuti
ajarannya secara
menyeluruh
Mencintai para
Mencintainya dan
ulama sebagai
menghormatinya
pewarisnya.

Menghormati Membaca
keturunannya banyak salawat

Merendahkan
Menghidupkan
suara di dekat
sunnahnya
makamnya

Anda mungkin juga menyukai