Anda di halaman 1dari 6

Karakteristik peserta didik usia

remaja
1. Lisda siti Nurpadilah
2. Prameswari Bulan Samudra
3. Cicih Lasmini
Karakteristik peserta didik usia
remaja
• Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan
transisi yang membawa individu dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Fase remaja merupakan
segmen perkembangan individu yang sangat penting,
yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik
(seksual) sehingga mampu bereproduksi.
masa remaja meliputi:
1. remaja awal: 12-15 tahun;
2. remaja madya: 15-18 tahun; dan
3. remaja akhir: 19-22 tahun
Setiap remaja akan mengalami perkembangan
fisik dan non-fisik sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik
Pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama,
perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol.
Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik
bayi berkembang dari seperdua ratus millimeter menjadi
50 cm panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi
yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah
menjadi anak kecil yang bisa duduk, merangkak, berdiri,
bahkan pandai berjalan dan berlari. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik terus berjalan dan loncatan lagi
pada usia 13 – 16 tahun yaitu masa remaja awal.
2. Perkembangan psikologis
• Aspek Kognitif
Aspek konigtif atau intelektual perkembangannya diawali
dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat
hubungan dan memecahkan masalah sederhana, kemudian
berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah
sederhana, kemudian berkembang ke arah pemahaman dan
pemecahan masalah yang pelik.
• Aspek Emosi
Aspek fisiologis emosional memiliki aspek-aspek fisiologis
yang mempersiapkan individu untuk menyelesaikan hal yang
bersifat darurat. Seseorang dalam merespon sesuatu lebih
banyak diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan-
pertimbangan objektif. Akan tetapi pada saat tertentu di dalam
kehidupannya, dorongan emosional banyak campur tangan dan
mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya.
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah
adanya emosi yang meledak-ledak, sulit
dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa)
dan kemudian melawan dan memberontak.
Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh
konflik peran yang senang dialami remaja.
Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini
ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil
karena erat dengan keadaan hormon.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai