Konfessie HKBP Katekisasi SUDEL
Konfessie HKBP Katekisasi SUDEL
KRISTEN BATAK
PROTESTAN
Apa itu Konfessie HKBP?
1951 1996
Latar Belakang Konfessie HKBP
1951
05
Berdasarkan situasi tersebut HKBP
menyimpulkan bahwa “Gereja harus selalu
mempunyai pengakuan yang baru untuk
03 melawan ajaran sesat yang timbul seiring
berjalannya waktu”
Ajaran yang Tidak Benar
Konfessie 1951
tholik
Adventist
oma
Agama
Kemasukan
Roh
Pinks
ajabata Kumpulan
Kesimpulan
Ketritunggalan Allah
Kita menolak ajaran Triteisme yang mengatakan Allah orang Kristen itu ada tiga. (1) Allah Bapa: Kita
menolak ajaran yang menyangkal penciptaan Allah atas segala sesuatu, demikian juga dengan ajaran
fatalisme (takdir, suratan, nasib) yang menjadikan manusia pasif dan yang mengamati letak bintang yang
menafsirkan suratan tangan; (2) Allah Anak; (3) Allah Roh Kudus: kita menolak ajaran yang mengatakan
Roh Kudus sama dengan roh-roh yang lain yang ada di dunia ini dan menolak segala bentuk kerasukan roh,
apakah itu upaya penjagaan diri manusia secara sadar ataupun yang lahir dari ketidaksadaran dan juga
ajaran yang mengatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh tidak perlu berobat. Kita juga menolak bahasa
asing (glosolalia) yang tidak dapat dimengerti orang yang menjadi pemicu keributan dalam persekutuan
orang percaya.
Pasal 2: Firman Tuhan
“Kita mengakui dan menyaksikan:Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah
sungguh-sungguh Firman Allah”
Kita menentang:
1. Setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara (Ul
5:19). Kita menentang setiap usaha yang mencemari air dan udara, juga air limbah yang mengandung racun dari pabrik-
pabrik, karena tidak mempedulikan saluran air limbah dan pencemaran udara, hingga merusak air minum dan
pernafasan manusia (polusi/pencemaran lingkungan). (Band. Maz 104:1-23; Why 22:1-2.).
Pasal 6: Keselamatan
Kita mempercayai dan menyaksikan:
1. Keselamatan adalah karya Allah, yaitu kelepasan dari dosa, dari kuasa iblis dan maut, dan dari aneka ragam kuasa
yang bertentangan dengan Firman Allah. Karena dengan karunia dan kasih Allahlah keselamatan dilaksanakan,
yaitu dengan penebusan Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, yang mati di kayu salib, yang turun ke dalam
maut setelah dikuburkan dan yang bangkit dari kematian pada hari ketiga. Jalan untuk menerima keselamatan itu
adalah melalui iman yang dilahirkan oleh Roh Kudus dan iman itulah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran
manusia.
2. Keselamatan itu adalah kemuliaan Allah dan kebahagiaan manusia. Orang percaya telah dibebaskan, walaupun dia
masih mengalami pergumulan di dunia ini. Karunia Allah senantiasa melepaskan orang percaya dari aneka ragam
bahaya dalam kehidupan sehari-hari, secara jasmani maupun rohani, baik perorangan maupun kelompok.
3. Penampakan dari keselamatan itu dalam kehidupan orang percaya di dunia ini ialah kehidupan yang kudus, yang
menghasilkan buah-buah Roh. (1 Yoh 3:16; 2 Kor 8:9; Kis PR 4:12; Gal 5:22) Dengan ajaran ini kita menekankan
tidak ada keselamatan selain dari keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus dan hanya Yesus Kristuslah yang
Empunya orang yang diselamatkan-Nya. Iblis maupun kuasa yang lain dari kekuasaan Kristus tidak berkuasa
merampasnya. (Roma 8:38-39)
4. Karena itu kita menolak ajaran yang mengatakan, bahwa manusia dapat menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa,
dari kuasa iblis dan dari kematian dengan cara meninggalkan keramaian di dunia ini. Kita juga menolak ajaran yang
mengatakan bahwa usaha manusialah yang menentukan keselamatannya.
Pasal 7: Gereja
Kita mempercayai dan menyaksikan:
1. Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Yesus Kristus di dunia ini, yang dipanggil, dikumpulkan,
dikuduskan dan ditetapkan Allah melalui Roh Kudus. Karena keberadaan Gereja itu masih di dunia ini, Gereja itu
harus bergumul. (1 Kor 1:2; 1 Ptr 2:9; 1 Kor 3; Yoh 17; Mat 13:24-30)
2. Gereja adalah kudus. Gereja disebut kudus bukan karena kekudusan warganya, majelis atau organisasi Gereja
itu sendiri, tetapi karena kekudusan Kristus, Kepala Gereja itu. Selaku yang dikuduskan oleh Allah, Gereja diutus
untuk memberitakan Kabar Baik yang menjadi berkat karunia bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia ini.
3. Gereja di dunia ini esa adanya, itulah Tubuh Kristus. Karena itu hanya Kristuslah dasar keesaan, karena keesaan
bukanlah seperti kesatuan duniawi yang dimaksud di sini. Yang dimaksud adalah keesaan kerohanian. Didorong
oleh keesaan kerohanian itu nyatalah keesaan di dalam kehidupan iman, baptisan, pengharapan, hati yang saling
mengerti, tolong menolong, saling mempercayai, saling mengasihi dan juga dalam semua kegiatan oikumenis. (Ef
4:4-6; 1 Kor 12:20; Yoh 17:20-21)
4. Tanda-tanda dari Gereja yang benar: (a) Kalau Kabar Baik dikhotbahkan dan diajarkan dengan murni; (b) Kalau
sakramen yang dua itu dilayankan dengan benar. (Mat 28:19; Mrk 16:15-16) ; (c) Kalau Hukum Penggembalaan
dan Siasat Gereja dijalankan dengan benar.
5. Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa Allah menyatakan diri-Nya dan juga yang melakukan pendamaian di
dalam Yesus Kristus melalui Kabar Baik dan Sakramen yang dua itu.
Pasal 8: Sakramen
Kita mempercayai dan menyaksikan di Gereja Protestan hanya ada dua sakramen:
1. Baptisan Kudus: Baptisan itu adalah saluran kemurahan Allah bagi manusia, anak-anak dan yang dewasa, karena
melalui baptisan itu Gereja berdiri di tengah dunia ini, dan melalui iman dijadikan layak menerima keampunan dosa,
kelahiran kedua kali, kelepasan dari kuasa maut dan dari kuasa iblis, dan memperoleh kebahagiaan kekal. Dan melalui
baptisan itu jugalah orang percaya dipersatukan ke dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, dan menerima
kuasa Roh Kudus. (Mrk 10:14; Luk 18:16; Kis PR 2:41; 10:48; 16:33; Roma 6:4; 1 Kor 10:1-9; Tit 3:5; Ibr 11:29; 1 Ptr 3:
21). Cukuplah Baptisan kudus dilayankan sekali kepada seseorang selama hidupnya.
2. Perjamuan Kudus: Perjamuan kudus adalah memakan roti sebagai saluran tubuh Tuhan Yesus Kristus dan meminum
anggur sebagai saluran darah Yesus Kristus agar kita menerima keampunan dosa, kehidupan dan kebahagiaan.
Perjamuan Kudus adalah pesta sukacita bagi orang yang ikut, karena itu adalah pendahuluan dari persekutuan yang
kekal. Dan itu juga adalah tanda syukur mengingat penebusan Tuhan Yesus Kristus, dan jalan menerima kasih karunia-
Nya. (Mat 26:20-30; Mrk 14:17-26; Luk 22:14-20; 1 Kor 11:17-34)