Anda di halaman 1dari 17

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FADIL ASRI (A062211040)


MEYSIN (A062211041)
PENDAHULUAN
ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK, REGULASI DAN
STANDAR AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
RUANG LINGKUP AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
 “DEFINISI”
 Organisasi sektor publik dapat di dipahami sebagai suatu entitas yang memiliki tujuan untuk
kepentingan masyarakat (public) secara luas (non profit oriented).

 ”Mardiasmo”
 suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan
publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Kebutuhan dan hak publik tersebut dalam
kajian ilmu ekonomi biasa diistilahkan sebagai “public goods

 “Oxford Dictionary “
 Organization is a group of people who form a business, club, etc. together in order to achieve a
particular aim, atau dapat artikan sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah entitas bisnis,
kelompok, dll. Bersama-sama dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
SEJARAH SEKTOR PUBLIK
Paham Ekonomi Politik Pra Klasik
(Merkantilisme)
Kemakmuran negara dapat dicapai melalui surplus ekspor atas impor,
semakin tinggi surplus maka semakin tinggi kemakmuran suatu negara.

Paham Ekonomi Politik Paham Ekonomi Politik


Liberal Klasik Neo Klasik
Bagi kaum liberal klasik dorongan utama setiap pelaku Paham ekonomi politik neo klasik berkembang
ekonomi dalam tindakannya adalah kepentingan pribadi. pesat ketika konsep mekanisme pasar yang diusung

t
oin
Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimalkan kaum liberal klasik menemui jalan buntu. Hal ini

erP
ditandai dari kegagalan mekanisme pasar (market
kepuasan (ultility maximizers), sedangkan produsen akan

ow
failure), yang menyebabkan terjadinya Great

P
berusaha memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya

of
Depression pada tahun 1930
(profit maximizers).

r
we
ePo
Th
SIFAT DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK
FAKTOR
- Pertumbuhan ekonomi
- Tingkat inflasi
- GNP/GDP
EKONOMI - Struktur produksi
- Tenaga kerja, dll

- Hubungan negara dan masyarakat


- Legitimasi pemerintah
POLITIK - Tipe reizm yang berkuasa
- Ideologi negara
- Elit politik dan massa, dll
- Ragam suku, ras, agama, bahasa, dan budaya
- Sistem nilai di masyarakat
KULTURAL - Historis
- Sosiologi masyarakat
- Karakteristik masyarakat, dll
- Pertumbuhan penduduk
- Struktur usia penduduk
DEMOGRAFI - Migrasi
- Tingkat kesehatan
PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DAN KOMERSIAL
SEKTOR
SEKTOR PUBLIK
KOMERSIAL
TUJUAN Sektor publik memiliki tujuan Sektor komersial memiliki tujuan
pemberian pelayanan publik, dan untuk memaksimumkan laba
ORGANISASI penyediaan barang publik. (profit motive).
Pendanaan dalam sektor publik berasal
dari pajak dan services, charging fo Sumber pendanaa pada sektor
SUMBER services, laba perusahaan milik negara, komersial dipisahkan menjadai
PENDANAAN pinjaman pemerintah berupa utang luar
negeri dan obligasi pemerintah, dan
sumber pendanaan internal dan
sumber pendanaan eksternal.
lain-lain.
Pertanggungjawab pengelolaan
POLA Pola pertanggungjawaban di sektor
dana berfokus kepada pemilik
perusahaan (pemegang saham) dan
PERTANGGUNGJAWA publik bersifat vertikal dan
kepada kreditor atas dana yang
horizontal.
BAN diberikan.

STRUKTUR Bersifat birokratis, kaku, dan


Bersifat fleksibel.
ORGANISASI hirarkis.

KAREKTERISTIK Rencana anggaran dipublikasikan Anggaran bersifat tertutup bagi


kepada masyarakat secara terbuka publik karena anggaran merupakan
ANGGARAN untuk dikritisi dan didiskusikan. rahasia perusahaan.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK

Instansi Organisasi Organisasi Organisasi


Pemerintah Nirlaba Nirlaba Nirlaba
Pemerintah Swasta Masyarakat
REGULASI SEKTOR PUBLIK

 “DEFINISI”
 Regulasi berasal dari bahasa Inggis, yakni regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa Indonesia
(Reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat untuk mengatur,
petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta
dipatuhi.
DASAR HUKUM KEUANGAN SEKTOR
PUBLIK

DASAR HUKUM KEUANGAN DASAR HUKUM KEUANGAN


NEGARA DAERAH
Regulasi Akuntansi
Sektor Publik
1. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggung
jawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelakasanaan


 “Regulasi Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD.

Akuntansi Sektor 3. Keputusan Mentri Dalam Negri no 900-099 TAhun 1980 tentang Manual Administrasi

Publik di Era Pra Keuangan Daerah.

Reformasi” 4. Peraturan Mentri Dalam Negri No 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBD.

5. Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

6. Keputusan Mendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk dan Susunan Perhitungan
APBD.
Regulasi Akuntansi
Sektor Publik
1. Undang-undang nomor 448 Tahun 1925 tentang Pembendaharaan Indonesia

2. Undang-undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

 “Regulasi 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenanngan Provinsi sebagai daerah Otonom.
Akuntansi Sektor 4. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 200 tentang Dana Perimbangan.

Publik di Era 5. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Reformasi “ Keuangan Daerah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah dalam rangka Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.


Regulasi Akuntansi
Sektor Publik
8. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala
Daerah.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Daerah.

 “Regulasi 10. Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan DPRD.

Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pelakasanaan Anggaran Pendapatan dan
Akuntansi Sektor
11.

Belanja Negara.

Publik di Era 12. Surat Edaran Mentri Dalam Negri dan Otonomi Daerah tanggal 17 November 2000 Nomor

Reformasi “ 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanan APBD Tahun Anggaran 2001.

13. KeputusanPresiden Nomor 228/M Tahun 2002.

14. Kepmendagri No 29 tahun 2002 tentang Pedoman dan Pengurusan Anggaran Pendapatan dan
Belanja daerah.
Regulasi Akuntansi
Sektor Publik
1. UU No.17/2003 tentang keuangan negara.

2. UU No.1/2004 tentang kebendaharawanan


 “Paradigma Baru 3. UU No.15/2004 tentang pemeriksaan keuangan negara
Regulasi 4. UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
Akuntansi Sektor
5. UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Publik di Era
6. UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
Reformasi “ dengan Daerah.

7. UU No.24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.


STANDAR AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK

 “DEFINISI”
Standar akuntansi sektor publik memberi kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi tahapan siklus
akuntansi sektor publik, yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan
jasa, pelaporan, audit, dan pertanggung jawaban publik.
Lingkup Standar Akuntansi Sektor
Publik
 Tujuan Pertama

 Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat
diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor publik yang berlaku
dewasa ini
 Tujuan Kedua

 Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan
klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan sertajurnal standar yang telah disesuaikan
dengan siklus kegiatan organisasi sector publik, yang mencangkup penganggaran,

t
oin
erP
perbendaharaan, dan pelaporannya.

P ow
ofr
we
ePo
Th
Ragam dan Hubungan Antarstandar Akuntansi
Sektor Publik

e m e r ik s a an K euangan
 Standar P Negara
om en k l at ur
 Standar N ya
k u nt a ns i Bi a
 Standar A
n si S ek to r P u blik
a
 Standar Akunt

t
oin
erP
P ow
of
r
we
Po
e
Th
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai