Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Keterampilan Sistem Respirasi (SKDI 2012) Daftar Singkatan Terapi Oksigen FiO2 : fraksi oksigen udara terinspirasi PaO2 : tekanan parsial oksigen arteri PAO2 : tekanan parsial oksigen alveolar
PCO2 : tekanan parsial CO2 arteri
V/Q: rasio ventilasi perfusi
A-aDO2: selisih tekanan oksigen
alveolar dengan arteri
FDO2 : fraksi O2 yg dialirkan ke jalan
napas PB : tekanan atmosfer = 760 mmHg PH2O : tekanan air = 47 mmHg Indikasi & Tujuan Terapi Oksigen
PaO2 > 60 mmHg
& saturasi O2 >90% Hipoksemia & Cara Mendeteksinya
AGDA = baku emas :
Dapat menilai PaO2 & saturasi oksigen Klasifikasi Hipoksemia Prinsip Pemberian Terapi Oksigen Suplemen : keadaan akut Meningkatkan selisih tekanan O2 pemakaian <30 hari alveolar dengan tekanan O2 arterial misalnya asma akut, pneumonia
Short term oxygen therapy
pemakaian 30-90 hari Kecepatan difusi bertambah Terapi Oksigen misalnya gagal jantung kongestif
Long term oxygen therapy
pemakaian >90 hari Kebutuhan O2 jaringan tubuh terpenuhi mis: PPOK +gagal nafas kronik Pemberian Terapi Oksigen Prinsip pemberian & pemilihan alat terapi oksigen : Pemberian O2 dengan FiO2 sesuai derajat hipoksemia Perhatikan +/- retensi CO2 dari AGDA (PCO2>50 mmHg) Tetap menjaga kenyamanan pasien Pemberian O2 berlebihan : Berdampak kecil pada oksigenasi Risiko komplikasi terapi O2 >> Kenyamanan pasien << jalan napas terasa kering Nilai Normal AGDA pH : 7,35-7,45 PCO2 : 35-45 mmHg PaO2 : 80-100 mmHg HCO3 : 22-26 mEq/l Base excess : -2,5-2,5 mEq/l Saturasi O2 : 95-98% Alat Terapi Oksigen
Variable Performance Devices (FiO2 < FDO2) Alat Terapi Oksigen
Fixed Performance Devices
(FiO2 = FDO2) Kanula Nasal Indikasi : hipoksemia ringan, pemberian O2 jangka panjang (LTOT) Terhubung sumber O2 & pelembab (kecepatan aliran > 2 liter/menit) Suplai oksigen 24-44% (FiO2< 44%) Kecepatan aliran 1-6 liter/menit (kadar bertambah 4% /liter) Rumus FiO2 = 20 + (4 x N), (N= kecepatan aliran kanula nasal) : Contoh berapa FiO2 kanula nasal dengan aliran 4 liter /menit ? FiO2 kanula nasal tersebut = 20 + (4x4) = 36% Masker Masker simpel (tanpa reservoir) Indikasi : hipoksemia sedang tanpa retensi CO 2 (PCO2 ), durasi pakai singkat Suplai oksigen :40-60% Kecepatan aliran :5-8 liter/menit Masker rebreathing (masker reservoir tanpa katup) Indikasi : hipoksemia sedang-berat tanpa retensi CO 2 (PCO2 ) Suplai oksigen :45-100% Kecepatan aliran 7-10 liter /menit Masker nonrebreathing (masker reservoir dengan katup) Indikasi : hipoksemia sedang-berat dengan retensi CO 2 (PCO2 >50 mmHg) Suplai oksigen : 60-100% Kecepatan aliran 6-15 liter/menit ( kadar bertambah 10% tiap/liter) Konsentrasi Oksigen Variable Performance Devices Masker Venturi Indikasi : hipoksemia + retensi CO2 kronik & kerusakan paru luas (PPOK, bronkiektasis atau fibrosis kistik derajat berat) Suplai oksigen : 24-60%, kecepatan aliran : 2-15 liter/menit Katup pengatur : katup berwarna warni atau adjustable Pengaturan Pemberian O2 Masker Venturi Pengaturan kecepatan aliran O2 & konsentrasi O2 yang diberikan : 3 liter/menit = 26% 4 liter/menit = 28% 6 liter / menit = 31% 8 liter / menit = 35% 10 liter /menit = 40% 12 liter /menit = 45% (adjustable valve) 12 liter /menit = 60% (katup berwarna hijau) 15 liter/menit = 50% (adjustable valve) Evaluasi & Pemantauan Terapi O2 Pemeriksaan fisis : ada tidaknya perbaikan klinis Pemeriksaan AGDA (15-20 menit pasca pemberian O 2 atau segera bila terdapat perubahan klinis pasien) Evaluasi selanjutnya : 12 jam pasca pemberian O2 dengan FiO2 <40% 8 jam pasca pemberian O2 dengan FiO2 ≥40% 1 jam pada neonatus Cara Menentukan Konsentrasi Kebutuhan O2 (terapi O2 konvensional)
1) PAO2 pasien = (PB-PH2O ) x FiO2 awal -(PaCO2 astrup x1,25)
2) Setelah PAO2 pasien didapatkan, carilah PAO 2 target dengan rumus nomor (3). Nilai PaO2 target sesuai target untuk menghilangkan hipoksemia (80 mmHg) 3) = 4) Selanjutnya, bila didapatkan nilai PAO 2 target, carilah FiO2 yang dibutuhkan dengan memasukkan nilai PAO 2 target ke rumus nomor (1) 5) PAO2 target = 713x FiO2 yang dibutuhkan – (PaCO 2 astrup x 1,25) Keterangan : PaO2 astrup & PCO2astrup diambil dari hasil AGDA Penyebab Hipoksemia Penyebab hipoksemia : hitung nilai alveolar-arterial oxygen gradient (A-aDO2) A-aDO2 = PAO2 yang didapat – PaO2 astrup Interpretasi nilai A-aDO2 : A-aDO2 < 20 mmHg : normal A-aDO2 20-40 mmHg : V/Q mismatch A-aDO2 40-60 mmHg : pirau (shunt) A-aDO2 > 60 mmHg : gangguan difusi Komplikasi Terapi Oksigen Mukosa jalan napas kering : Aktivitas mukosilier << Risiko infeksi saluran nafas >> Memperberat retensi CO2 keracunan CO2 penurunan kesadaran Kerusakan membran kapiler alveoli Kerusakan retina pada bayi prematur Contoh Kasus Tn. Suar Sair mengalami serangan asma akut dan dibawa ke IGD RS Pendidikan FK UISU Helvetia, Medan. Pada tatalaksana di IGD, dia diberi tatalaksana, inhalasi bronkodilator, diberi oksigen lewat kanula nasal 3 liter/menit dan 15 menit kemudian dilakukan pemeriksaan AGDA. Hasil AGDA Tn. Suar Sair adalah : PaO2 astrup = 55 mmHg PaCO2 astrup = 25 mmHg 1. Berapa kebutuhan oksigen yang harus diberikan agar hipoksemia pasien ini teratasi? 2. Alat terapi O2 apa yang harus dipilih? 3. Kapan evaluasi AGDA selanjutnya dilakukan? Contoh Kasus Jawab : Carilah nilai PAO2 pasien berdasarkan nilai PaO2 dan PaCO2 dari hasil AGDA (astrup) dengan menggunakan rumus nomor (1), nilai FiO2 awal adalah : 20 + (4x3) = 32% = 0,32 PAO2 pasien = (760-47) x 0,32 – (25x1,25) PAO2 pasien = 228,16 – 31,25 =196,91 mmHg Carilah nilai PAO2 target menggunaan rumus nomor (3), agar hipoksemia teratasi, nilai PaO2 target adalah 80 mmHg : 55 / 196,91 = 80 / PAO2 target PAO2 target = 286,414 Contoh kasus Carilah FiO2 yang dibutuhkan dengan memasukkan nilai PAO 2 ke rumus nomor (1) : target
286,414 = 713 x FiO2 yang dibutuhkan – (25x1,25)
286,414 + 31,25 = 713 FiO2 yang dibutuhkan FiO2 yang dibutuhkan = 317,664/713 = 0,445, dibulatkan 0,45 = 45% 1. FiO2 yang harus diberikan agar hipoksemia teratasi adalah 45% 2. Alat terapi O2 apa yang harus dipilih : sungkup muka tanpa reservoir (masker simpel) aliran 6 liter/menit (pemakaian durasi singkat), atau sungkup rebreathing aliran 7 liter/menit. 3. Evaluasi AGDA selanjutnya 8 jam kemudian Terapi Oksigen Kanula Hidung Arus Tinggi Terapi Oksigen Kanula Hidung Arus Tinggi
Variable Performance Device (FiO2 = FDO2)
Disertai pemanasan & pelembaban Aliran tinggi (60 liter/mnt) Indikasi KHAT Gagal nafas akut tanpa peningkatan PaCO2 (hipoksemik) : ARDS Pasca operasi jantung /abdomen Gagal nafas pasca intubasi Gagal nafas pada keadaan imunokompromais Gagal nafas akut hiperkapnik : Penggunaan masih dipedebatkan Pilihan utama : intubasi + ventilasi mekanis Inisiasi KHAT pada Gagal Nafas Akut Gagal nafas hipoksemik akut : Frekuensi nafas >25x/mnt Saturasi O2 <92% (terapi O2 sungkup muka airan 15 liter/mnt) Pengaturan suhu : 310C, 340C dan 370C (rekomendasi) Pengaturan arus : 20-40 ltr/mnt, ↑ bertahap, maks 60 ltr/mnt FiO2 : 90-100% (hipoksemia berat) Target saturasi O2 : Gagal nafas akut : 95-98% Pneumonia covid19 +gagal nafas : 92% Penghentian KHAT Klinis memburuk (setelah 48 jam) → intubasi + ventilasi mekanis : Frekuensi nafas > 40x/mnt Saturasi O2 <90% (FiO2 100%) pH <7,35 (hasil AGDA) Hemodinamik tidak stabil (TDS <90 mmHg, TDD <65 mmHg GCS<12 Sekret saluran nafas >>> Penghentian KHAT Klinis perbaikan : KHAT stop →terapi oksigen konvensional Pasien stabil SatO2 ≥ 95% (FiO2 : 40% aliran 15- 20 ltr/mnt, selama 1-2 jam) Arus ↓ bertahap : 5-10 ltr/mnt tiap 15-30 mnt