Anda di halaman 1dari 31

Selasa, 22 Juni 2021

Kuliah Prinsip Dasar Terapi Oksigen

Dr.Tamam Anugrah Tamsil, Sp.P(K)


Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Keterampilan Sistem Respirasi (SKDI 2012)
Daftar Singkatan Terapi Oksigen
FiO2 : fraksi oksigen udara
terinspirasi
PaO2 : tekanan parsial oksigen
arteri
PAO2 : tekanan parsial oksigen
alveolar

PCO2 : tekanan parsial CO2 arteri

V/Q: rasio ventilasi perfusi

A-aDO2: selisih tekanan oksigen


alveolar dengan arteri

FDO2 : fraksi O2 yg dialirkan ke jalan


napas
PB : tekanan atmosfer = 760
mmHg
PH2O : tekanan air = 47 mmHg
Indikasi & Tujuan Terapi Oksigen

PaO2 > 60 mmHg


& saturasi O2
>90%
Hipoksemia & Cara Mendeteksinya

AGDA = baku emas :


Dapat menilai PaO2 &
saturasi oksigen
Klasifikasi Hipoksemia
Prinsip Pemberian Terapi Oksigen
Suplemen : keadaan akut
Meningkatkan selisih tekanan O2 pemakaian <30 hari
alveolar dengan tekanan O2 arterial misalnya asma akut,
pneumonia

Short term oxygen therapy


pemakaian 30-90 hari
Kecepatan difusi bertambah Terapi Oksigen misalnya gagal jantung
kongestif

Long term oxygen therapy


pemakaian >90 hari
Kebutuhan O2 jaringan tubuh terpenuhi
mis: PPOK +gagal nafas
kronik
Pemberian Terapi Oksigen
 Prinsip pemberian & pemilihan alat terapi oksigen :
 Pemberian O2 dengan FiO2 sesuai derajat hipoksemia
 Perhatikan +/- retensi CO2 dari AGDA (PCO2>50 mmHg)
 Tetap menjaga kenyamanan pasien
 Pemberian O2 berlebihan :
 Berdampak kecil pada oksigenasi
 Risiko komplikasi terapi O2 >>
 Kenyamanan pasien << jalan napas terasa kering
Nilai Normal AGDA
pH : 7,35-7,45
PCO2 : 35-45 mmHg
PaO2 : 80-100 mmHg
HCO3 : 22-26 mEq/l
Base excess : -2,5-2,5 mEq/l
Saturasi O2 : 95-98%
Alat Terapi Oksigen

Variable Performance
Devices
(FiO2 < FDO2)
Alat Terapi Oksigen

Fixed Performance Devices


(FiO2 = FDO2)
Kanula Nasal
 Indikasi : hipoksemia ringan, pemberian O2 jangka panjang
(LTOT)
 Terhubung sumber O2 & pelembab (kecepatan aliran > 2
liter/menit)
 Suplai oksigen 24-44% (FiO2< 44%)
 Kecepatan aliran 1-6 liter/menit (kadar bertambah 4% /liter)
 Rumus FiO2 = 20 + (4 x N), (N= kecepatan aliran kanula nasal) :
 Contoh berapa FiO2 kanula nasal dengan aliran 4 liter /menit ?
 FiO2 kanula nasal tersebut = 20 + (4x4) = 36%
Masker
 Masker simpel (tanpa reservoir)
 Indikasi : hipoksemia sedang tanpa retensi CO 2 (PCO2 ), durasi pakai singkat
 Suplai oksigen :40-60%
 Kecepatan aliran :5-8 liter/menit
 Masker rebreathing (masker reservoir tanpa katup)
 Indikasi : hipoksemia sedang-berat tanpa retensi CO 2 (PCO2 )
 Suplai oksigen :45-100%
 Kecepatan aliran 7-10 liter /menit
 Masker nonrebreathing (masker reservoir dengan katup)
 Indikasi : hipoksemia sedang-berat dengan retensi CO 2 (PCO2 >50 mmHg)
 Suplai oksigen : 60-100%
 Kecepatan aliran 6-15 liter/menit ( kadar bertambah 10% tiap/liter)
Konsentrasi Oksigen Variable Performance Devices
Masker Venturi
 Indikasi : hipoksemia + retensi CO2 kronik & kerusakan paru
luas (PPOK, bronkiektasis atau fibrosis kistik derajat berat)
 Suplai oksigen : 24-60%, kecepatan aliran : 2-15 liter/menit
 Katup pengatur : katup berwarna warni atau adjustable
Pengaturan Pemberian O2 Masker Venturi
 Pengaturan kecepatan aliran O2 & konsentrasi O2 yang
diberikan :
 3 liter/menit = 26%
 4 liter/menit = 28%
 6 liter / menit = 31%
 8 liter / menit = 35%
 10 liter /menit = 40%
 12 liter /menit = 45% (adjustable valve)
 12 liter /menit = 60% (katup berwarna hijau)
 15 liter/menit = 50% (adjustable valve)
Evaluasi & Pemantauan Terapi O2
 Pemeriksaan fisis : ada tidaknya perbaikan klinis
 Pemeriksaan AGDA (15-20 menit pasca pemberian O 2
atau segera bila terdapat perubahan klinis pasien)
 Evaluasi selanjutnya :
 12 jam pasca pemberian O2 dengan FiO2 <40%
 8 jam pasca pemberian O2 dengan FiO2 ≥40%
 1 jam pada neonatus
Cara Menentukan Konsentrasi Kebutuhan O2 (terapi O2 konvensional)

1) PAO2 pasien = (PB-PH2O ) x FiO2 awal -(PaCO2 astrup x1,25)


2) Setelah PAO2 pasien didapatkan, carilah PAO 2 target dengan
rumus nomor (3). Nilai PaO2 target sesuai target untuk
menghilangkan hipoksemia (80 mmHg)
3)
=
4) Selanjutnya, bila didapatkan nilai PAO 2 target, carilah FiO2
yang dibutuhkan dengan memasukkan nilai PAO 2 target ke
rumus nomor (1)
5) PAO2 target = 713x FiO2 yang dibutuhkan – (PaCO 2 astrup x
1,25)
Keterangan :
PaO2 astrup & PCO2astrup diambil dari hasil AGDA
Penyebab Hipoksemia
 Penyebab hipoksemia : hitung nilai alveolar-arterial
oxygen gradient (A-aDO2)
 A-aDO2 = PAO2 yang didapat – PaO2 astrup
 Interpretasi nilai A-aDO2 :
 A-aDO2 < 20 mmHg : normal
 A-aDO2 20-40 mmHg : V/Q mismatch
 A-aDO2 40-60 mmHg : pirau (shunt)
 A-aDO2 > 60 mmHg : gangguan difusi
Komplikasi Terapi Oksigen
 Mukosa jalan napas kering :
 Aktivitas mukosilier <<
 Risiko infeksi saluran nafas >>
 Memperberat retensi CO2 keracunan CO2 penurunan
kesadaran
 Kerusakan membran kapiler alveoli
 Kerusakan retina pada bayi prematur
Contoh Kasus
Tn. Suar Sair mengalami serangan asma akut dan dibawa ke
IGD RS Pendidikan FK UISU Helvetia, Medan. Pada
tatalaksana di IGD, dia diberi tatalaksana, inhalasi
bronkodilator, diberi oksigen lewat kanula nasal 3 liter/menit
dan 15 menit kemudian dilakukan pemeriksaan AGDA. Hasil
AGDA Tn. Suar Sair adalah :
 PaO2 astrup = 55 mmHg
 PaCO2 astrup = 25 mmHg
1. Berapa kebutuhan oksigen yang harus diberikan agar
hipoksemia pasien ini teratasi?
2. Alat terapi O2 apa yang harus dipilih?
3. Kapan evaluasi AGDA selanjutnya dilakukan?
Contoh Kasus
Jawab :
 Carilah nilai PAO2 pasien berdasarkan nilai PaO2 dan PaCO2
dari hasil AGDA (astrup) dengan menggunakan rumus
nomor (1), nilai FiO2 awal adalah : 20 + (4x3) = 32% =
0,32
PAO2 pasien = (760-47) x 0,32 – (25x1,25)
PAO2 pasien = 228,16 – 31,25 =196,91 mmHg
 Carilah nilai PAO2 target menggunaan rumus nomor (3), agar
hipoksemia teratasi, nilai PaO2 target adalah 80 mmHg :
55 / 196,91 = 80 / PAO2 target
PAO2 target = 286,414
Contoh kasus
 Carilah FiO2 yang dibutuhkan dengan memasukkan nilai PAO 2
ke rumus nomor (1) :
target

286,414 = 713 x FiO2 yang dibutuhkan – (25x1,25)


286,414 + 31,25 = 713 FiO2 yang dibutuhkan
FiO2 yang dibutuhkan = 317,664/713 = 0,445, dibulatkan 0,45 = 45%
1. FiO2 yang harus diberikan agar hipoksemia teratasi adalah
45%
2. Alat terapi O2 apa yang harus dipilih : sungkup muka tanpa
reservoir (masker simpel) aliran 6 liter/menit (pemakaian
durasi singkat), atau sungkup rebreathing aliran 7 liter/menit.
3. Evaluasi AGDA selanjutnya 8 jam kemudian
Terapi Oksigen Kanula Hidung Arus Tinggi
Terapi Oksigen Kanula Hidung Arus Tinggi

 Variable Performance Device (FiO2 = FDO2)


 Disertai pemanasan & pelembaban
 Aliran tinggi (60 liter/mnt)
Indikasi KHAT
 Gagal nafas akut tanpa peningkatan PaCO2
(hipoksemik) :
 ARDS
 Pasca operasi jantung /abdomen
 Gagal nafas pasca intubasi
 Gagal nafas pada keadaan imunokompromais
 Gagal nafas akut hiperkapnik :
 Penggunaan masih dipedebatkan
 Pilihan utama : intubasi + ventilasi mekanis
Inisiasi KHAT pada Gagal Nafas Akut
 Gagal nafas hipoksemik akut :
 Frekuensi nafas >25x/mnt
 Saturasi O2 <92% (terapi O2 sungkup muka airan 15 liter/mnt)
 Pengaturan suhu : 310C, 340C dan 370C (rekomendasi)
 Pengaturan arus : 20-40 ltr/mnt, ↑ bertahap, maks 60 ltr/mnt
 FiO2 : 90-100% (hipoksemia berat)
 Target saturasi O2 :
 Gagal nafas akut : 95-98%
 Pneumonia covid19 +gagal nafas : 92%
Penghentian KHAT
 Klinis memburuk (setelah 48 jam) → intubasi + ventilasi
mekanis :
 Frekuensi nafas > 40x/mnt
 Saturasi O2 <90% (FiO2 100%)
 pH <7,35 (hasil AGDA)
 Hemodinamik tidak stabil (TDS <90 mmHg, TDD <65
mmHg
 GCS<12
 Sekret saluran nafas >>>
Penghentian KHAT
 Klinis perbaikan : KHAT stop →terapi oksigen
konvensional
 Pasien stabil SatO2 ≥ 95% (FiO2 : 40% aliran 15- 20
ltr/mnt, selama 1-2 jam)
 Arus ↓ bertahap : 5-10 ltr/mnt tiap 15-30 mnt

Anda mungkin juga menyukai