GANGGUAN HAI
D
TUTOR : dr. Asrini Safitri, Sp.GK, M.Kes.
KELOMPOK 9A
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KELOMPOK 9A
01
1. 11020180002 Annisa Tri Srilistiany
2. 11020180013 Abdul Raqib Rahman
3. 11020180023 Putri Reni
02
4. 11020180034 Siti Zulfa Angraini
5. 11020180044 Annisa Nur Azhari Hidayati Bujan
6. 11020180055 Taufik Hidayat Kinder
7. 11020180065
03 Adela Ainiyyah Calista Rahmat
8. 11020180075 Radiana Syamsu
9. 11020180085 Muh. Dwiki Darmawan
10. 11020180095
04 Sri Intan Akmal Bakri
11. 11020180004 Dina Astarifa
SKENARIO 2
Tidak ada
KATA KUNCI
Referensi :
Laurale, sheerwood. Fisiologi Manusia.Ed.6. Jakarta : EGC. 2011.
Guyton and Hall. Fisiologi Kedokteran. Ed.11. Jakarta : EGC
2. Definisi gangguan haid beserta
klasifikasinya
Definisi:
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang
Tidak normal dalam hal: panjang siklus haid, lama haid,
dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis,
ovarium dan endometrium
Referensi:
Sinaga Ernawati dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta. Universitas Nasional. IWWASH. Global
One.Halaman Suparman E. 2016. Ameno:rea sekunder tinjauan dan diagnosis :Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Klasifikasi Gangguan Haid
Kelainan siklus:
Kelainan volume • Disminorea
darah: • Amenorea
• Hipermenorea • Polimenorea
• Hipomenorea • Oligomenorea
• Menoragia
Referensi:
Sinaga Ernawati dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta. Universitas Nasional. IWWASH. Global
One.Halaman Suparman E. 2016. Ameno:rea sekunder tinjauan dan diagnosis :Universitas Sam Ratulangi. Manado.
3. Etiologi Gangguan Haid
Stress
Penyakit
Status Gizi
Aktivitas Fisik
Obat-Obatan
Ketidakseimbangan Hormon
Penggunaan Alat Kontrasepsi
RANGANGSAN
TIDAK ADANYA ↓ PROGESTERON
ENDOMETRIUM
OVULASI & ↑ ESTRADIOL
TERUS MENERUS
ENDOMETRIUM ENDOMETRIUM
RAPUH BERFROLIFERASI
MENYEBABKAN DAN ↑ PEMBULUH
PERDARAHAN DARAH
Referensi:
Pramana, C. 2004. KADAR ESTRADIOL SERUM PADA WANITA USIA REPRODUKSI DENGAN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI (Doctoral
dissertation, Progrram Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Diponegoro)
Menstruasi dan Transisi Menopause. Obstet Gynecol Clin North Am. 2011 September; 38 (3): 595–607. doi: 10.1016 / j.ogc.2011.05.010.
5. Patofisiologi gangguan haid berdasarkan skenario
Armi,Wendy. 2017. HUBUNGAN USIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA) DI
RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014-2015. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan
6. Langkah-langkah diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisis
fisis
radiologi
Pemeriksaan dan
Pemeriksaan
laboratorium penilaian
penilaian
laboratorium
ginekologi
ginekologi
Referensi
Referensi ::
Usman,
Usman, Fatimah.
Fatimah. "Tatalaksana Praktis Gangguan
"Tatalaksana Praktis Gangguan Haid
Haid di
di Praktek
Praktek Sehari-hari."
Sehari-hari." Conferences
Conferences ofof Medical
Medical Sciences
Sciences Dies
Dies Natalis
Natalis Faculty
Faculty of
of Medicine
Medicine Universitas
Universitas
Sriwijaya. Vol.
Sriwijaya. Vol. 1.
1. No.
No. 1.
1. Fakultas
Fakultas Kedokteran
Kedokteran Universitas
Universitas Sriwijaya
Sriwijaya (Faculty
(Faculty of
of Medicine,
Medicine, Universitas
Universitas Sriwijaya)
Sriwijaya) Indonesia,
Indonesia, 2019.
2019.
Suwito
Suwito Tjondro
Tjondro Hudono.
Hudono. Pemeriksaan
Pemeriksaan Ginekologi
Ginekologi dalam
dalam Sarwono
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo. Ed.Ilmu
Ed.Ilmu Kandungan.
Kandungan. Jakarta
Jakarta :: Yayasan
Yayasan Bina
Bina Pustaka,
Pustaka, 2011.
2011.
5. Differential diagnosis berdasarkan skenario
PUA (Perdarahan Uterus Abnormal)
Definisi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun
lamanya. Dapat berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus
haid yang memanjang atau tidak beraturan.
Pembagian PUA
Klasifikasi
Diagnosis • Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik : keadaan hemodinamik, IMT, tanda-tanda perdarahan,
purpura dan ekimosis
• Pemeriksaan ginekologi : Penilaian Ovulasi, Penilaian Endometrium,
Penilaian Kavum Uteri, Penilaian Miometrium
• Penunjang : Laboratorium, USG, Penilaian Endometrium
Add Contents Title Add Contents Title
Tatalaksana •
PUA Akut : Estrogen ekuin konyugasi (EEK) 2.5 mg per oral setiap 4-6
jam, (+) prometasin 25 mg peroral / injeksi IM setiap 4-6 jam (untuk mual).
Asam traneksamat 3 x 1 gram atau anti inflamasi non-steroid 3 x 500 mg
diberikan bersama EEK.
Add Contents Title Add Contents Title
• PUA Kronik : Antifibrinolitik, Antiprostaglandin, Estrogen alamiah, Pil
kontrasepsi kombinasi
Klasifikasi PUA
1. Polip (PUA-P) Definisi: Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, berupa
pertumbuhan berlebih dari stroma dan kelenjar endometrium dan dilapisi o/ ep
endometrium.
Gejala : Lesi umumnya jinak, namun sebagian atipik atau ganas.
Diagnostik: Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG dan
atau histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi.
2. Adenomiosis (PUA-A) Definisi: tdpt jar stroma dan kelenjar endometrium ektopik pd lapisan
miometrium.
Gejala: Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid,
nyeri saat buang air besar, atau atau nyeri pelvik kronik.
Diagnostik: Pemeriksaan Fisik Fundus uteri membesar secara difus.
Adanya daerah adenomiosis yang melunak, dapat diamati tepat sebelum /
selama permulaan menstruasi.
Add Contents Title Add Contents Title
3. Leiomioma (PUA-L) Definisi: pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium.
Gejala : Perdarahan uterus abnormal berupa pemanjangan periode, ditandai
oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan/atau menggumpal, dalam dan di
luar siklus. Pembesaran rahim
Add(bisa simetris Title
Contents ataupun berbenjol-benjol).
Add Contents Title
Diagnostik: Dilatasi dan kuretase pada penderita yang disertai perdarahan
untuk menyingkirkan kemungkinan patologi lain pada rahim (hyperplasia atau
adenokarsinoma endometrium).
4. Malignancy and hyperplasia (PUA-M) Definisi: pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan
endometrium.
Gejala: perdarahan uterus abnormal.
Diagnostik : Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik dan
keganasan merupakan penyebab penting PUA. Klasifikasi keganasan dari
hiperplasia menggunakan system klasifikasi FIGO dan WHO.
5. Coagulopathy (PUA-C) Definisi: gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan
uterus.
Gejala: perdarahan uterus abnormal
Diagnostik: Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatik
sistemik yang terkait dengan PUA. 13% perempuan dengan perdarahan haid
banyak memiliki kelainan hemostatis sistemik, dan yang paling sering
ditemukan adalah penyakit von Willebrand.
Add Contents
6. Ovulatory Disfunction (PUA-O) Title kegagalan ovulasiAdd
Definisi: yangContents
menyebabkanTitle
terjadinya perdarahan uterus.
Gejala: perdarahan uterus abnormal.
Diagnostik: Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan
jarang, hingga perdarahan haid banyak. Gangguan ovulasi dapat disebabkan
olehTitle
Add Contents sindrom ovarium polikistik
Add(SOPK),
Contentshiperprolaktinemia,
Title hipotiroid, obesitas,
penurunan berat badan, anoreksia, atau olahraga berat yang berlebihan.
7. Endometrial (PUA-E) Definisi: Gangguan hemostatis local endometrium yang memiliki kaitan erat
dengan terjadinya perdarahan uterus.
Gejala: perdarahan uterus abnormal.
Diagnostik: Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
dengan siklus haid teratur. Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah
gangguan hemostatis local endometrium. Adanya penurunan produksi faktor
yang terkait vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2α serta
peningkatan aktivitas fibrinolisis.
8. Latrogenik (PUA-I) • Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis
seperti penggunaan estrogen, progesterin, atau AKDR.
• Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen
atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau
breakthrough bleeding (BTB).
9. Not yet classified (PUA-N) • Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan
dalam klasifikasi.
• Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik
atau malformasi arteri-vena.
• Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan PUA.
Referensi :
1. Badziad, A. Hestiantoro, A. Wiweko, B. Sumapradja, K. Panduan Tatalaksana Perdarahan Uterus Abnormal. Himpunan Endokrinologi Reproduksi
dan Fertilitas Indonesia dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Aceh, 2011.
2. Munro, Malcolm ; Hilary O.D. Critchley, Michael S Broder, Ian S Fraser. FIGO Classification System (PALM-COEIN) for Causes of Abnormal
Uterine Bleeding in Nongravid Women of Reproductive Age. American Society for Reproductive Medicine. June, 2011
3. Achadiat, CM. Prosedur Tepat Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2003.
Menoragia
Definisi Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus
menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30-40 ml darah selama sekitar 5-7 hari
haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan
menoragia atau menstruasi berat
Referensi:
Sinaga, Emawati dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Universitas Nasional. IWWASH. Global One:Jakarta
Wantania, John. 2016. Perdarahan Uterus Abnormal Menoragia Pada Remaja. Jurnal Biomedik. Bagian Obgyn Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi:Manado
Atrofi Endometrium
Definisi Perdarahan yang terjadi karena peluruhan lapisan endometrium yang terjadi pada wanita
pascamenopause
Etiologi Atrofi lapisan endometrium fungsional yang lebih dangkal terjadi sebagai respons terhadap
keadaan hipoestrogenik yang berkepanjangan. penyebab lainnya termasuk kontrasepsi oral
yang berkepanjangan
patofisiologi Kekurangan estrogen menyebabkan atrofi vagina dan endometrium. Di dalam rahim,
permukaan endometrium yang kolaps dan atrofi mengandung sedikit atau tidak ada cairan
untuk mencegah gesekan di dalam rongga. Hal ini mengarah pada perkembangan
mikro-erosi permukaan epitel, dengan peradangan kronis berikutnya. Endometritis kronis ini
rentan terhadap bercak atau perdarahan ringan. Ultrasonografi panggul akan
mengungkapkan uterus pascamenopause kecil yang tampak normal, ovarium
pascamenopause kecil, dan garis tipis endometrium
Diagnosis • Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik : keadaan hemodinamik, IMT, tanda-tanda perdarahan, purpura dan ekimosis
• Penunjang : Sonografi Transvaginal,
Komplikasi Atrofi endometrium, meskipun jinak, dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, penurunan keintiman
seksual, dan penurunan harga diri.
Referensi :
1. Rezvani, Maryam and Thomas C.Winter. 2017. Callen's Ultrasonography in Obstetrics and Gynecology. 27, 835-845.
2. Sung, Sharon and Aaron Abramovitz. 2020. Postmenopausal Bleeding.
3. Allen, Rebbeca,H. et al. 2020. Williams Textbook of Endocrinology. 18, 642-667.e9.
6. Penatalaksanaa awal berdasarkan skenario
Terapi Terapi
Medikamentosa Bedah
1. Esterogen 1. Kuretase
2. NSAID 2. Histerektomi
3.Contents
Add Androgen
Title 3. TitleAblasi
Add Contents
4. Progestin endometrium