Anda di halaman 1dari 10

Globalisasi Dan Otonomi

Daerah
Disusun Oleh:
1. Iolana Zada BIB 140420008
2. Prasasti widyasmara Perpajakan 140520027
3. Olivya Balqis Axshelby Akuntansi 140120006
4. Della syafa faradita Perpajakan 140520033
5. Sinta Aprilia Putri Anggraini Perpajakan 140520030
6. Keanu Ibrahim Saleh 140520022
Globalisasi
Adalah proses sesuatu yang mendunia bisa berupa informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi.

Terjadikarena banyak faktor, bisa karena kemajuan teknologi


internet, infrastruktur telekomunikasi dan transportasi,
pertukaran pelajar, dan lain-lain.
Faktor penyebab globalisasi terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal disebabkan karena dorongan dari dalam negara
sendiri,
faktor eksternal terjadi karena pengaruh dari negara lain atau
perkembangan dunia luar.

Tujuan globalisasi:
- Mempercepat penyebaran informasi.
- Mempermudah setiap orang memenuhi kebutuhan hidup.
- Memberi kenyamanan dalam beraktifitas.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Dampak Positif
• Menuntut masyarakat berpikir modern
• Menuntut masyarakat memahami keberagaman
budaya di dunia (multikulturalisme dunia)
• Menumbuhkan sikap toleransi antar masyarakat akibat
adanya rasa saling ketergantungan, baik
ketergantungan pekerjaan maupun Pendidikan

Dampak Negatif
• Gagal memahami modernitas hingga berperilaku
menyimpang, seperti kenakalan remaja akibat
tayangan televisi atau media massa lainnya
• Mudah terpengaruh oleh budaya-budaya barat hingga
melupaka budaya bangsa sendiri
• Menganggap budaya lokal itu kuno dan harus
ditinggalkan
Otonomi Daerah
Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu autonomia atau autonomos. Auto berarti "sendiri" dan nomos bermakna "aturan (undang-undang)."

Jadi, pengertian otonomi


adalah hak untuk mengatur dan
memerintah sendiri atas inisiatif dan
kemampuan sendiri. pengertian otonomi
daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah otonom
untukmengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah

Otonomi Seluas-luasnya Otonomi Nyata

• Prinsip ini berarti bahwa daerah diberi • Prinsip ini berarti bahwa otonomi
kewenangan untuk mengatur semua diberikan untuk menangani urusan
urusan pemerintahan di luar urusan pemerintah, berdasar tugas, wewenang,
pemerintahan yang ditetapkan undang- dan kewajiban yang telah ada, serta
undang. berpotensi untuk hidup dan
berkembang sesuai potensi serta
kekhasan daerah.

Otonomi bertanggung jawab

• Prinsip ini berarti bahwa


penyelenggaraan otonomi harus
sejalan dengan tujuan dan
pemberian kewenangan itu.
Visi Otonomi Daerah
Dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup interaksinya, antara lain; ekonomi, politik, dan sosial budaya.

• Di bidang politik, otonomi daerah adalah hasil dari kebijakan


desentralisasi dan demokratisasi. Artinya, otonomi daerah sebagai
proses lahirnya kepala pemerintahan yang demokratis serta
mewujudkan pemerintahan daerah yang tanggap terhadap kepentingan
rakyat.
• Di bidang ekonomi, otonomi daerah harus mampu menjamin lancarnya
pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah dan menjadi peluang
bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan kebijakan di bidang
ekonomi lokal untuk memaksimalkan pendayagunaan potensi ekonomi
daerah

• Di bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin


demi menciptakan dan memelihara harmoni sosial dan memeilihara nilai-
nilai daerah.
Hak Daerah Otonom
• Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
• Memilih pemimpin daerah;
• Mengelola kekayaan daerah;
• Mengelola aparatur daerah;
• Memungut pajak di daerah dan retribusi daerah;
• Memperoleh bagi hasil dari pengelolaan SDA dan sumber daya
lain yang ada di daerahnya;
• Memperoleh sumber-sumber pendapatan lain yang sah;
• Memperoleh hak lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Kewajiban Daerah Otonom
• Menaikkan kualitas kehidupan masyarakat
• Menumbuhkan kehidupan demokrasi
• Mewujudkan keadilan dan pemerataan
• Mengelola administrasi kependudukan
• Melestarikan nilai sosial budaya
• Menaikkan fasilitas dasar pendidikan
• Menaikkan pelayanan kesehatan
• Menyediakan fasilitas sosial dan umum yang layak
• Menumbuhkan sistem jaminan sosial
• Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
• Meningkatkan sumber daya produktif di daerah.
• Melestarikan lingkungan hidup
• Melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kerukunan
nasional, serta keutuhan NKRI
• Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan
sesuai kewenangannya.
• Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Omnibus Law
yang Berpotensi Merusak Mahkota Otonomi Daerah
undang-undang sapu jagad ini berpotensi merusak mahkota
otonomi daerah: kewenangan pelaksanaan urusan dan fiskal.
Mengapa? Sebab, otonomi daerah membuka lebar-lebar struktur
kesempatan bagi penciptaan sumber-sumber pertumbuhan dan pusat-
pusat ekonomi baru. Ruang kesempatan ini diperoleh karena daerah
memiliki modalitas kuat yaitu kewenangan urusan dan fiskal. Berbekal
modalitas ini, daerah memiliki ruang untuk berinovasi dalam dalam
melakukan pelayanan publik, memperbaiki tata kelola, dan meningkatkan
daya saing. Jika membaca isi omnibus law, alih-alih memberikan kepastian,
beleid ini justru membuat kewenangan urusan (daerah) menjadi abu-abu.
Di tengah perdebatan panas omnibus law, pemerintah daerah (pemda) merupakan elemen
penting yang aspirasinya perlu didengar Pusat dan DPR. Pemda adalah ujung tombak pelaksanaan sistem
otonomi daerah. Sejauh ini, pemda belum tampak terlibat dalam pembahasan omnibus law. Padahal
aspirasi pemda sangatlah dibutuhkan. Kemudian, omnibus law akan turut menentukan nasib ekonomi,
investasi, dan sosial daerah di mana para gubernur, bupati, dan walikota jadi pemeran utamanya.

Sejumlah klausul di omnibus law RUU Cipta Kerja maupun RUU Perpajakan tidak ramah investasi,
sehingga Indonesia belum menarik di mata investor. Di RUU Cipta Kerja misalnya, beberapa klausul
berpotensi memunculkan beban sangat besar bagi perusahaan yang dalam jangka panjang merugikan
buruh. Indonesia akan dicap sebagai negara dengan biaya buruh mahal.

Menilik berbagai fakta di atas, pemerintah pusat dan DPR seyogyanya memperhitungkan keberadaan
pemda sebagai salah satu poros sentral yang menentukan keberhasilan omnibus law. Aspirasi Pemda
sangatlah esensial agar omnibus law dapat efektif diaplikasikan. Alangkah bijak jika DPR menunda
pembahasan omnibus law sembari menunggu situasi memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai