Anda di halaman 1dari 17

ETOS KERJA

DIMENSI EKONOMI
& MANAJEMEN
OLEH : KELOMPOK 8
Anggota Kelompok 8
Ni Luh Putu Widya Yanti
(2002022503)
Ni Komang Sri Septina
Dewi (2002022504)
Ni Komang Eni
(2002022506)
Ni Komang Devi Kristianti
(2002022508)
Ni Luh Putu Sukma Ardini
Giri Putri (2002022509)
ETOS KERJA DIMENSI EKONOMI & MANAJEMEN

Etos kerja
Hakekat kerja kepemimpinan
dalam hindu

Etos Kerja
Aspek-Aspek
Dimensi
Etos (Etika)
Ekonomi dan
Kerja
Manajemen
(WIDYA) Etos kerja dalam Hindu
Etos kerja agama Hindu adalah “Hidup adalah bekerja”tanpa bekerja
manusia tidak hidup. Frasa ini mengendaikan bahwa pemeluk agama
Hindu bekerja adalah suatu kewajiban yang harus dijalani setiapa saat.
Tanpa bekerja tujuan hidup untuk mencapai moksartham jagadhita ya ca
iti dharma tidak akan tercapai. Bekerja tanpa menghiraukan untuk apa
bekerja itu dan apa yang didapat dari bekerja itu adalah takdir bagi
agama Hindu sehingga tidak terpujinya manusia yang tidak bekerja. Tidak
menghasilkan sesuatu apapun bagi kesejahteraan umat manusia(Untara,
2019). Bhagavadgita sloka V.2. menegaskan bahwa bekerja tanpa
mementingkan pribadi akan menghasilkan kebahagiaan tertinggi.
(MANG SRI) Hakekat Kerja
Manusia bekerja sesuai dengan kodratnya. Eksistensinya diperoleh karena dia
bekerja. Manusia yang sempurna adalah manusia yang bekerja. Bekerja memuliakan
manusia dan menjadikan ia luhur. Doktrin kerja yang dituangkan dalam
Bhagawadgita adalah kerja yang dihubungkan dengan disiplin  yaitu jalan ilmu
pengetahuan bagi cendikiawan dan jalan kerja bagi karyawan.
Bhagawadgita mengajarkan manusia untuk bekerja, sebab kerja adalah sama
dengan tindakan hukum. Dalam bahasa sansekerta, kata kerja berasal dari urat
kata kri yang artinya berbuat, bertindak dan melaksanakan. Kerja ini tidak bisa
dihindari, itu sudah menjadi hukum alam. Hukum alam ini tak bisa dihindari. Bila
manusia dan semua makhluk menghindarinya maka dunia akan hancur.
Dalam Bhagawadgita (III-7) disebutkan bahwa Sesungguhnya orang yang
dapat mengendalikan Panca indranya dengan pikiran. Dengan panca
indranya bekerja tanpa keterikatan, Ia adalah sangat dihormati.
Menurut Bhagawadgita, rumusan kerja paling sedikit ada tiga macam.
Alternatifnya ada di tangan kita sendiri yang menentukan kerja apa dan
yang bagaimana yaitu:
1. Bekerja tanpa mengharapkan hasil (karma).
2. Bekerja yang salah antara lain berbohong (vikarma).
3. Yang disebut tak bekerja (akarma).
(ENI) Kepemimpinan Dalam
Manajemen Hindu
● Secara umun teori manajemen
modern di definisikan oleh
beberapa ahli :
● 1. Follet (1940)
● 2. Stoner (1988)
● 3. Tery (1944)
Manajemen akan selalu berhubungan dengan segenap usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan melalui orang lain
berdasarkan target terhadap sasaran-sasaran tertentu dengan
menggunakan strategi yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah dan praktis serta dengan mudah memanfaatkan
berbagai fasilitas dan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-
baiknya. Dalam agama Hindu manajemen intinya terletak pada
kepemimpinan. Kepemimpinan intinya adalah suatu system yang
mengkoordinasikan kemampuan untuk mengadakan perencanaan dan
kemampuan menggerakkan, serta dapat mengadakan pengendalian atau
pengawasan.
Dalam Nitisastra terdapat nilai-nilai kepemimpinan yang universal, tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu, baik laki-laki ataupun perempuan. Oleh karena itu akan
selalu relevan untuk tempat dan waktu dimana saja dan kapan saja. Nilai-nilai
kepemimpinan dalam Nitisastra lebih dari sekedar sumber filsafat (tattwa),
etika/moral (susila), karena di dalamnya terkandung pula nilai-nilai spiritual untuk
mencapai kebahagiaan yang tertinggi (moksartham jagadhita ya ca iti dharma).
Seorang pemimpin sebuah organisasi tidak lepas dengan kepemimpinan handal
yang ada pada dirinya seperti Yudistira dalam kisah Mahabrata.
(SUKMA)Etos
Kerja Dimensi
Ekonomi dan
Manajemen
Doktrin Calvinis yang mendifinisikan
kerja tidak hanya bersifat kudus namun
juga bermotif ekonomi dan
mengakumulasi modal terus-menerus
untuk kebahagiaan duniawi sebagai
ukuran hidup setelah kematian.
Kerja dalam Hindu secara mendalam dimuat
dalam satu ajaran khusus yaitu Karma Marga
Yoga. Karma Marga Yoga adalah jalan menuju
Tuhan dengan bekerja. Seorang penganut
Karma Marga Yoga akan mendedikasikan
hidupnya dengan melayani semua mahluk hidup
karena ia percaya entitas Tuhan menubuh
dalam setiap ciptaanya, dengan melayani
semua ciptaan Tuhan, sejatinya ia sedang
melayani Tuhan. Kerja dalam Hindu juga
berorientasi asketis. Dalam keterkaitannya
dengan dimensi ekonomi dan manajemen, etos
kerja dan kedisiplinan serta sikap bijaksana
seorang umat dalam melaksanakan
pekerjaannya dapat menggerakkan roda
perekonomian.
(DEVI) Aspek-
Aspek Etos (Etika)
Kerja
1. Menurut Sinamo (2005), setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan, yaitu
motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah yang
menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun,
integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya. Lalu perilaku yang khas
ini berproses menjadi kerja yang positif, kreatif dan produktif. Dari ratusan teori
sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo (2005)
menyederhanakannya menjadi empat pilar teori utama.
2. Keempat elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah konsep besar yang
disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa Sansekerta) yang berarti
Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu: Sinamo (2005)
Mencetak prestasi dengan motivasi superior.
Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.
Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.
Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani
Keempat darma ini kemudian
dirumuskan menjadi delapan aspek
etos kerja sebagai berikut:
● Kerja adalah rahmat.
● Kerja adalah amanah
● Kerja adalah panggilan
● Kerja adalah aktualisasi
● Kerja adalah ibadah
● Kerja adalah seni.
● Kerja adalah kehormatan
● Kerja adalah pelayanan.
(WIDYA) KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan uraian materi yang telah disampaikan, didalam
Bhagavadgita terkandung ajaran-ajaran filsafat tentang hakekat kerja di
dalam agama Hindu. Etos kerja di dalam agama Hindu sebagaimana
direpleksikan di dalam Bhagavadgita berhubungan dengan kontemplasi
dengan Tuhan. Etos kerja juga berhubungan dengan karma manusia. Etos
kerja berhubungan dengan pembatasan-pembatasan karma manusia
dalam arti sesuai dengan perannya. Karma manusia sebagai Brahmana
akan melakukan kerja sebagai Brahmana yang dibatasi oleh identitasnya.
Demikian juga dengan yang lainnya manusia dilahirkan sebagai kestria
memiliki etos kerja yang berbeda dengan kasta yang lainnya seperti
weisyase sebagai pengendali ekonomi dan sudra yang mengerjakan
pekerjaan yang biasa seperti bertani dan berladang. Meskipun dibatasi
oleh karma , didalam Bhagavadgita sebenarnya terkandung ajaran bahwa
etos kerja manusia berhubungan dengan kotemplasi manusia dengan
Tuhan. Dengan dilaksanakannya sesuai doktrin tersebut maka tujuan
hidup manusia yang disebutkan bertujuan untuk mencapai Moksartham
Jagadhita ya ca iti Dharma dapat terwujud.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Anda mungkin juga menyukai