Anda di halaman 1dari 21

FT.

INTEGUME
NT

MANAJEMEN
FISIOTERAPI PADA
DEKUBITUS
KELOMPOK 5

AMELIA VEBY MILAN


RIRIN ASTIKA SARI
JULINDA FATIMA MAGRIB
DEFENISI
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit
sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus
otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus-menerus
sehingga mengakibtakan ganguan sirkulasi darah
setempat (Hidayat,2009).
GEJALA
Gejala-gejala dekubitus umumnya memiliki karakteristik yang hampir
sama, meskipun tingkat keparahannya berbeda. Gejala yang umumnya
didapati pada penderita ulkus dekubitus adalah sebagai berikut:
 Perubahan warna dan tekstur kulit yang tidak biasa.
 Bengkak.
 Muncul cairan seperti nanah.
 Perubahan suhu kulit dibandingkan bagian normal di sekitarnya, dapat
terasa lebih dingin atau lebih hangat.
 Muncul infeksi pada daerah dekubitus.
 Luka terbuka pada kulit.
 Kulit yang menjadi lebih lunak atau lebih keras dibandingkan jaringan
sekitarnya.
ETIOLOGI
Terbentuknya ulkus dekubitus dipengaruhi oleh banyak faktor,
tetapi tekanan yang menyebabkan iskemik adalah penyebab
utama. Setiap jaringan mempunyai kemampuan untuk mengatasi
terjadinya iskemik akibat tekanan, tetapi tekanan yang lama dan
melewati batas pengisian kapiler akan menyebakan kerusakan
jaringan yang menetap.
Penyebab ulkus dekubitus lainnya adalah kurangnya mobilitas,
kontraktur, spastisitas, berkurangnya fungsi sensorik, paralisis,
insensibilitas, malnutrisi, anemia, hipoproteinemia, dan infeksi
bakteri. Selain itu, usia yang tua, perawatan di rumah sakit yang
lama, orang yang kurus, inkontinesia urin dan alvi, dan merokok.
PATOFISIOLOGI
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit
akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih
berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita
immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas
kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan
daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi
nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan
total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang
terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama
dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya.
PATOGENESIS
Tiga elemen yang menjadi dasar terjadinya dekubitus
yaitu:

1. Intensitas tekanan dan tekanan yang menutup


kapiler.
2. Durasi dan besarnya tekanan.
3. Toleransi jaringan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN LUKA DEKUBITUS
1. Mobilisasi dan aktivitas
2. Penurunan persepsi sensori
3. Kelembaban
4. Pergesekan
5. Nutrisi
6. Usia
KLASIFIKASI LUKA
DEKUBITUS
Menurut NPUAP (1995 dalam Potter & Perry, 2005)
ada perbandingan luka dekubitus derajat I sampai
derajat IV yaitu:
 Derajat I: Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi
luka kulit yang diperbesar. Kulit tidak berwarna,
hangat, atau keras juga dapat menjadi indikator
 Derajat II: Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi
epidermis dan dermis. Luka superficial dan secara klinis
terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal.
 Derajat III: Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi
jaringan subkutan atau nekrotik yang mungkin akan
melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada
di bawahnya. Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
 Derajat IV: Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai
destruksi ekstensif, nekrosis jaringan; atau kerusakan otot,
tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan
jaringan epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul
sendi.
AREA TERJADINYA DEKUBITUS
 Menurut Bouwhuizen (1986) dan menyebutkan daerah tubuh
yang sering terkena luka dekubitus adalah:

1. Pada penderita pada posisi terlentang: pada daerah belakang


kepala, daerah tulang belikat, daerah bokong dan tumit.
2. Pada penderita dengan posisi miring: daerah pinggir kepala
(terutama daun telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha,
kulit pergelangan kaki dan bagian atas jari-jari kaki.
3. Pada penderita dengan posisi tengkurap: dahi, lengan atas,
tulang iga, dan lutut.
Berikut ini menunjukkan dengan lebih jelas lokasi
luka tekan yang biasa dialami oleh pasien dalam
posisi tidur terlentang, duduk dan miring.
PENANGANAN FISIOTERAPI
  Massage
 Tujuan
 Untuk merileksasikan otot-otot sekitar decubitus
 Melancarkan sirkulasi darah sekitar decubitus
 Prosedur :
 Berikan massage effrulent yang ringan di area
sekitar decubitus.
 Lakukan 1 sampai 3 menit.
 Static Contraction
 Tujuan :
 Meningkatkan sirkulasi darah ke area decubitus sehingga
iskhemik jaringan bisa berkurang dan mempercepat proses
penyembuhan decubitus .
 Prosedur :
 Posisi pasien tidur terlentang.
 Letakkan gulungan kain atau tangan anda di bawah Hip
joint pasien, sedikit di bawah bokong.
 Kemudian instruksikan pasien untuk menekan kuat ke
bawah kemudian di tahan 8 kali hitungan setelah itu rileks
kembali.
 Ulangi 5 sampai 8 kali repetisi.
 Positioning
 Tujuan :
 Mencegah terjadinya peningkatan derajat decubitus
 Mencegah terjadinya decubitus di area lain.
 Prosedur
 Untuk Posisi Terlentang(Skeletal Traksi masih terpasang)
 posisi pasien tidur terlentang
 Berikan posisi mantap di mana posis pasien harus lurus,
tidak boleh bengkok, bahu harus sejajar dengan SIAS
 Berikan sanggahan atau gulungan handuk kecil di daerah
yang menonjol seperti di bawah bahu, siku,SIPS,di bawah
lutut, dan sanggah daerah telapak kaki agar tetap posisi ankle
90 derajat.
PENCEGAHAN
Langkah-langkah pencegahan ulkus dekubitus yang dapat
dilakukan sehari-hari adalah sebagai berikut:
 Mengganti posisi tubuh secara rutin. Metode ini merupakan
cara paling efektif dalam mencegah munculnya ulkus
dekubitus. Jika dekubitus sudah muncul, mengganti posisi
tubuh secara rutin dapat mengurangi tekanan tubuh pada
bagian tersebut, serta memberikan kesempatan penyembuhan
yang lebih baik pada bagian dekubitus. Untuk pengguna kursi
roda, dianjurkan mengganti posisi tubuh setiap 15-30 menit
sekali. Pada penderita yang sulit beranjak dari tempat tidur,
disarankan untuk mengganti posisi tubuh setiap 1-2 jam sekali.
 Menjaga nutrisi dan pola makan. Untuk mempercepat proses
penyembuhan ulkus dekubitus, disarankan untuk mengonsumsi
makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Jika
penderita mengalami kehilangan nafsu makan akibat kondisi
kesehatan sebelumnya, tips berikut dapat dilakukan untuk tetap
menjaga asupan nutrisi:
 Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering, dibandingkan
makan dengan porsi besar namun frekuensinya sedikit. Pola makan
tersebut dapat diterapkan dengan membuat jadwal makan.
 Menghindari minum dalam jumlah banyak sebelum makan.
 Jika mengalami kesulitan menelan, dapat mengonsumsi makanan
dalam bentuk sup atau tim.
 Menjaga sumber protein nabati bagi penderita yang vegetarian.
 Melakukan pemeriksaan kulit secara rutin. Jika seseorang
memiliki risiko menderita ulkus dekubitus, diharuskan melakukan
pengecekan kulit secara rutin untuk mengamati adanya perubahan.
Pengecekan rutin ini penting, terutama bagi penderita diabetes dan
kerusakan saraf yang menyebabkan bagian tubuh tidak peka
terhadap nyeri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai