7 Kebutaan Kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS

INDONESIA

Kepemimpinan dan Berfikir Strategis

KEBUTAAN
Lupi Trijayanti
Kasus:
1. Seorang pemimpin tidak mau mendengarkan pendapat dari staf
karena merasa bahwa pendapatnya lebih baik daripada pendapat lainnya

2. Pada sebuah organisasi, ada sebuah tugas besar bersama. Ada individu
pada sub sistem A hanya mengerjakan tugas bagian A saja dan tidak tahu
menahu akan tugas lainnya.

1. Saya Posisi Saya


2. Musuh di Luar Sana

Contoh:
1. Pada sebuah organisasi, staf cenderung menyalahkan pimpinan yang kurang kooperatif dan
cenderung “bossy”. Padahal bila dilihat sisi lain, kendala nya ada pada individu sendiri yang sulit
diajak menuju perubahan untuk maju dan tidak mau berkembang.
2. Pada negara kita, masyarakat cenderung menyalahkan penuh pemerintah terkait lonjakan kasus
COVID-19. Padahal individu sendiri tidak menjalankan protocol Kesehatan dengan benar (tidak
memakai masker, masih kumpul-kumpul dan lain-lain)
3. Ilusi Bertanggung Jawab
Contoh:
Seorang pimpinan baru melihat permasalahan target tidak
tercapai dan langsung mengubah pola kerja staf yang sudah
dianggap baik dari sistem dengan mengubah sesuai pola
pimpinan yang mana butuh waktu untuk adaptasi lagi. Padahal
kesalahan target tidak tercapai bukan dari pola kerja staf
namun ada faktor lain.
Kasus:
Seorang staf di cap “tidak bisa kerja” oleh lingkungannya akibat opini teman
kerjanya. Padahal hanya dikarenakan staf tersebut menolak tambahan kerjaan
yang sudah menumpuk dan dirasa tidak mampu semua diselesaikan dalam
waktu bersamaan. Disisi lain, staf tersebut sangat kompeten namun akibat
opini itu sehingga lingkungan tidak mendukungnya untuk berkembang.

4. Terpaku Pada Kejadian


5. Balada Katak Rebus

Contoh:
Mahasiswa fokus mengerjakan 1 tugas yang lebih dianggapnya krusial dan susah sehingga menyita
waktu dalam mengerjakannya tetapi deadline pengumpulan tugas masih lama dibandingkan tugas-
tugas lain. Sedangkan di sisi lain, masih banyak tugas yang harus dikerjakan dengan deadline waktu
penyerahan tugas lebih singkat dan mungkin lebih mudah dari tugas yang susah tersebut.
Sehingga tugas susah belum kelar tetapi tugas lain menumpuk  stress.
6. Bisa Belajar Dari Pengalaman
Contoh:
Anggota keluarga ada yang sakit namun tidak langsung berobat
tetapi meminum obat dari persediaan obat yang ada di kotak
obat. Anggota keluarga tersebut meminum obat dengan
memilih obat yang sama sesuai kemiripan gejala penyakit yang
sekarang.
Kasus:
Seorang anak mengikuti kemauan pilihan jurusan kuliah dari orang tua nya,
padahal anak tersebut sudah mempunyai pilihan dan mempunyai pandangan
tidak “sreg” terhadap pilihan jurusan kuliah orang tuanya.

7. Mitos Tim Manajemen

Anda mungkin juga menyukai