Dispepsia Fungsional

Brant Ardell
 Dyspepsia

Functional Non-GI
Dyspepsia Causes of Symptoms
(cardiac disease,
muscular pain, etc.)

Structural Dyspepsia
(GERD, PUD, pancreatic
disease, gallstones, etc.)
 Definisi
• Dalam konsensus Roma II tahun 2000, disepakati bahwa definisi
dispepsia sebagai “Dyspepsia refers to pain or discomfort
centered in the upper abdomen”.
• Dalam konsensus Roma II yang khusus membicarakan tentang
kelainan gastrointestinal fungsional, dispepsia fungsional
didefinisikan sebagai dispepsia yang berlangsung :
– At least 12 weeks, which need not be consecutive, in the preceing 12
month og :
• Persistent or recurrent dyspepsia (pain or discomfort centered in the upper
abdomen)
• No evidence of organic disease (including at upper endoscopy) that is likely to
explain the symptoms, and
• No evidence that dyspepsia is exclusively relieved by defecation or associated
with the onset of a change in stool frequenzy or stool form
 Klasifikasi
• Sebagai usaha untuk membuat praktis
pengobatan, dispepsia fungsional dibagi menjadi
3 kelompok, yaitu :
– Dispepsia tipe seperti ulkus, yang lebih dominan
adalah nyeri epigastrik
– Dispepsia tipe seperti dismotilitas, yang lebih
dominan dengan keluhan kembung, mual, muntah,
rasa penuh, cepat kenyang
– Dispepsia tipe non spesifik, tidak ada keluhan yang
dominan
 Sindrom Tumpang Tindih (Overlap
Syndromes)
• Hal ini mencuat menjadi penting dalam klinis
praktis, karena adanya keluhan yang tumpang
tindih antara kasus dispepsia, kasus refluks
gastroesofageal (keduanya berasal dari SCBA)
dan kasus irritable bowel syndrome.
 Patofisiologi
• Hipersekresi asam lambung
– Baik sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin rata – rata normal
– Diduga adanya peningkatan sensitivitas lambung terhadap asam yang menimbulkan
rasa tidak enak di perut
• Helicobacter pylori
– Belum sepenuhnya dimengerti dan diterima.
• Dismotilitas gastrointestinal
• Ambarang rangsang peresepsi
• Disfungsi autonom (nervus vagus)
• Aktivitas mioelektrik lambung
• Hormonal (penurunan hormon motilin)
• Diet dan faktor lingkungan
• Psikologis
 Penunjang Diagnostik
• Pemeriksaan lab
• Gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dsb
• Radiologi (barium meal, USG)
• Endoskopi
 Terapi
• Hindari makanan yang mencetuskan keluhan (pedas, asam,
tinggi lemak)
• Medikamentosa
– Antasida (tidak lebih unggul dari plasebo)
– H2RA (20% diatas plasebo)
– PPI
– Sitoproteksi
– Metoklopramid, Domperidon, Cisaprid
– Agonis motilin (eritromisin)
– Obat lain : Kappa agonist fedotoxine menurunkan hipersensitivitas
lambung
– Psikoterapi : Behavioral therapy
Management of Functional
Dyspepsia

Functional Dyspepsia

General
General treatment
treatment and
and specific
specific
management
management
based
based on
on dominant
dominant symptom
symptom complex
complex

Ulcer-like
Ulcer-like Dysmotility-like
Dysmotility-like

Follow-up
Follow-up within
within 33 to
to 66
weeks
weeks
Management of Ulcer-like Functional
Dyspepsia
Ulcer-like Symptoms Dominant

Education/lifestyle
Education/lifestyle modification
modification

Test
Test Hp
Hp

++ --

Eradicate
Eradicate Hp
Hp Trial
Trial of
of acid
acid suppression
suppression
Reassess
Reassess

Success
Success Failure
Failure
Investigate
Investigate Trial
Trial of
of prokinetic
prokinetic
Management of Dysmotility-like Functional Dyspepsia
Dysmotility-like Symptoms Dominant

Educate/lifestyle
Educate/lifestyle modification
modification

Trial
Trial of
of prokinetic
prokinetic
medication
medication
Success
Success Failure
Failure

Continue
Continue with
with Investigate
Investigate
cyclic
cyclic therapy
therapy
Test
Test H.
H. pylori
pylori
Gastroscopy
Gastroscopy or
or UGI
UGI
++ --

Eradicate
Eradicate
Consider
Consider H H22
Success
Success Failure
Failure antagonists,
antagonists, tricyclics
tricyclics
Terima Kasih