Anda di halaman 1dari 27

Strategi

Penguatan
Literasi
Sekolah
Sofie Dewayani
PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI (BEERS & beers, 2007)
• Kepsek, guru, tendik mendukung dan
memberi apresiasi terhadap kegiatan
Lingkungan membaca yang menyenangkan.
• Sekolah membuat event penumbuhan
• Tersedia bahan bacaan
sosial- kebiasaan membaca.
untuk aktivitas membaca emosional
yang menyenangkan dan Lingkungan
pembelajaran. Lingkungan akademik
• Lingkungan sekolah fisik sekolah
dihiasi bahan kaya teks.
• Guru merancang pembelajaran sesuai
• Tersedia waktu khusus
dengan kebutuhan dan kompetensi siswa.
untuk membaca Peningkatan
• Guru menguatkan kecakapan literasi baca-
kecakapan tulis melalui kegiatan pengayaan.
literasi • Guru melakukan strategi untuk
mengembangkan kecakapan berpikir.
• Guru memfasilitasi pembelajaran berbasis
proyek.
Pengembangan
Lingkungan Sekolah
yang Kaya Teks
• Menyediakan teks cetak yang digunakan untuk
berbagai tujuan.
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca beragam teks.
• Mendorong interaksi antara guru dan siswa
dengan cara menciptakan lingkungan kaya teks
bersama-
Mengembangkan Sudut Baca Kelas
Pengembangan
Lingkungan Sosial
Emosional
Pengembangan
Lingkungan Sosial
Emosional
Prinsip Penguatan Literasi di Lingkungan
Akademik

Kemampuan membaca (strategi


Belajar membaca (learning to read)
Penguatan literasi selaras memahami dan mengkritisi bacaan)
mendapatkan penguatan pada jenjang Kecakapan literasi terintegrasi dengan
diajarkan secara berjenjang pada
dengan tahapan perkembangan awal, diteruskan dengan pembiasaan
pendidikan dasar dan menengah
kegiatan pembelajaran lintas mata
literasi siswa. membaca untuk memeroleh pelajaran.
menggunakan ragam model
pengetahuan (reading to learn).
pembelajaran.

Penguatan kecakapan literasi dilakukan


Penguatan literasi berfokus pada
Pembelajaran menggunakan pada siswa dengan jenjang kecakapan
yang berbeda. Oleh karena itu, guru perlu penggunaan ragam teks dengan
bahasa tulis dilakukan dengan perlu melakukan asesmen untuk format dan tema yang dekat
aktivitas menggunakan bahasa memetakan jenjang kecakapan literasi dengan lingkungan keseharian
lisan (berbicara dan berdiskusi). agar siswa memperoleh pendampingan
yang sesuai (teaching at the right level). siswa.
Keterampilan membaca (untuk kefasihan, pemahaman, dan membaca kritis)
harus diajarkan
Guru menyediakan waktu menulis jurnal setiap hari

Contoh Buku berjenjang harus tersedia di ruang kelas dalam jumlah yang cukup

Prinsip Kelas memiliki bahan kaya teks yang cukup

Penguatan Guru memetakan kemampuan siswa dan mengajar menurut kemampuan siswa
(teaching at the right level).
Literasi di Pembelajaran mengoptimalkan penggunaan buku bacaan (buku nonteks
Sekolah pelajaran).
Metode pembelajaran membaca bervariasi (membaca nyaring interaktif,
Dasar membaca bersama, membaca terbimbing).
Tim guru berkolaborasi memetakan kecakapan literasi siswa secara berkala
dan merancang program pendampingan.
Guru bekerjasama dengan pustakawan untuk memastikan kesediaan buku-
buku bacaan yang dikurasi dengan baik dan sesuai jenjang.
Strategi Pengembangan
Kapasitas Guru
Guru perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk: • Mampu merumuskan pertanyaan pemantik saat
• Memahami dan memetakan Kompetensi Dasar dalam program mengajak siswa berkegiatan dengan buku
pembelajaran semester dan tahun. • Memberikan umpan balik yang bermakna dalam
• Menurunkan Kompetensi Dasar dalam Indikator Pencapaian proses Edit-Revisi-Tulis Ulang (dalam ‘konferensi
Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran yang terukur. menulis’)
• Memahami dan mampu mengkurasi buku pengayaan untuk • Mengembangkan rubrik penilaian atau indikator
memperkaya media pembelajaran. pencapaian untuk kegiatan menyimak, membaca,
• Mampu menjenjangkan buku sesuai dengan tingkat memirsa, berbicara, menulis
kemampuan membaca siswa. • Berkolaborasi memetakan kompetensi dasar lintas
• Mampu membacakan nyaring dengan intonasi dan irama yang mapel untuk menyelenggarakan proyek lintas
baik di SD. mapel.
• Mampu memodelkan berpikir untuk memahami dan • Berkolaborasi dengan tim guru untuk
menganalisis isi bacaan serta berpikir untuk menstrukturkan menyelenggarakan proyek kokurikuler lintas maple
ide dalam proses menulis (think aloud) dan lintas kelas.
• Merumuskan dan melaksanakan asesmen
pembelajaran dan asesmen untuk memperbaiki
mutu pembelajaran.
Contoh Strategi
Literasi Kelas Awal
• Penguatan fonemik (membaca dengan melafalkan bunyi
huruf)
• Kosakata sehari-hari diperkenalkan secara berulang
menggunakan alat peraga visual (dalam konteks
maknanya)
• Penjadwalan membaca nyaring, membaca bersama,
membaca terbimbing untuk meningkatkan pemahaman
terhadap bacaan melalui elemen visual
• Penjadwalan kegiatan menulis tematik secara terbimbing
• Mengintegrasikan menyimak, membaca, memirsa, menulis,
berbicara secara seimbang
• Menggunakan berbagai teks bacaan fiksi dan
nonfiksi sesuai jenjang membaca
• Kegiatan membaca terbimbing dalam kelompok
kecil sesuai kemampuan membaca untuk melatih
kemampuan membaca kritis dan reflektif.
• Kegiatan membaca nyaring, membaca bersama,
membaca terbimbing, menulis tematik terjadwal
secara seimbang dalam setiap minggu seiring
dengan penerapan model pembelajaran lainnya.
• Kosakata akademik/bahasa tertulis mulai
diperkenalkan dalam beragam tema

Contoh Strategi Literasi di Kelas Lanjut


(Reading to Learn)
Terdapat pengembangan kapasitas guru untuk:

• Memahami muatan kurikulum guna merancang pembelajaran dengan strategi literasi.


• Mengembangkan sistem asesmen untuk memetakan kekhususan siswa dan kecakapan siswa guna merencanakan pembelajaran
yang terdiferensiasi.
• Mengakses, mengkurasi, dan memanfaatkan ragam media pembelajaran, terutama buku referensi pendidik dan buku pengayaan
siswa.

Indikator Terdapat upaya pendampingan guru untuk:

Penguatan • Menganalisis dan merefleksi perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.


• Mengembangkan riset sederhana yang berorientasi kepada pengembangan mutu pembelajaran.

Literasi di • Meningkatkan profesionalisme melalui jejaring pendidik, komunitas guru, maupun mengembangkan diri secara individual.
• Mengelola kelas dengan baik dan efektif.
• Membina hubungan dengan orang tua dan warga di sekitar sekolah.

Lingkungan Tersedia sarana untuk penguatan literasi di kelas: pojok baca kelas, perpustakaan sekolah, bahan kaya

Akademik teks, dan bahan untuk berkarya).

Tersedia waktu bagi siswa untuk berkegiatan dengan teks baik secara terstruktur (dalam bimbingan
guru atau kolaborasi dengan teman) atau mandiri, baik untuk tujuan pembelajaran maupun untuk
kesenangan.

Tersedia kegiatan penguatan literasi pada ranah intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler sesuai
dengan bakat dan minatnya.
Contoh Pelatihan dan Pendampingan Guru untuk
Pengembangan Lingkungan Akademik/Mutu Pembelajaran

Mengkurasi dan
Kurikulum Berbasis Berdiskusi Tentang Pembelajaran Strategi Asesmen dan
Menjenjangkan
Buku Buku Berbasis Proyek Penilaian
Bacaan Pengayaan
• Bacaan ramah anak • Memahami • Membaca nyaring • Manfaat, cakupan • Jenis-jenis asesmen
• Perjenjangan buku Kompetensi Dasar, • Membaca terpandu • Simulasi persiapan • Memberi umpan
• Mengakses buku merumuskan IPK, • Merumuskan dan perancangan balik yang efektif
ramah anak TP, dan tema pertanyaan • Merumuskan • Merumuskan tindak
• Pengadaan buku pembelajaran. pemantik asesmen proyek lanjut asesmen
ramah anak • Pemilihan buku dan • Portfolio
• Penataan koleksi media pembelajaran
buku cetak di kelas sesuai tema.
dan buku digital
Contoh Pelatihan dan Pendampingan Guru untuk
Pengembangan Lingkungan Akademik

Pelibatan Mitra dalam


Strategi Pengelolan Kelas Mengajar Bersama
Kegiatan Pembelajaran
• Pembagian kelompok • Manfaat komunitas • Membangun jejaring
belajar belajar dengan mitra
• Penataan kelas • Simulasi praktik • Mengidentifikasi mitra
• Pengelolaan jadwal mengajar Bersama sekolah
belajar klasikal, (team teaching). • Identifikasi dan
kelompok, mandiri perumusan pelibatan
mitra dalam kegiatan
pembelajaran
STRATEGI ASESMEN UNTUK
MENINGKATKAN KECAKAPAN
LITERASI
DAMPAK PANDEMI TERHADAP SISWA

Ketimpangan
Tidak tercapainya Penurunan kompetensi
pengetahuan yang
tujuan pembelajaran siswa
semakin lebar

Perkembangan emosi
Terpengaruhinya masa
dan Kesehatan
Rentan putus sekolah depan siswa dan
psikologis siswa
kecakapan hidupnya
terganggu
KEPMENDIKBUD NO 7L9lPl2O2O
tentang pedoman pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus

Asesmen harus bersifat:


Valid: menggambarkan kompetensi siswa
Reliabel: konsisten dan dapat dipercaya
Adil: tidak merugikan siswa
Fleksibel: sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa
Otentik: menggambarkan capaian pembelajaran siswa sesungguhnya
Terintegrasi dengan pembelajaran
Solusi ketimpangan belajar adalah memitigasinya melalui asesmen diagnosis

Tujuan: Memantau perkembangan kognitif


dan nonkognitif siswa untuk
memastikan meningkatnya kompetensi
siswa.
Asesmen
nonkognitif
Asesmen
Diagnosis
Asesmen
kognitif
ASESMEN NONKOGNITIF
memetakan
Tujuan asesmen mengetahui
kesejahteraan
nonkognitif adalah aktivitas belajar
emosional dan
untuk: selama di rumah,
psikologi siswa,

memetakan kondisi
keluarga siswa.
Asesmen kognitif bertujuan untuk:

mengidentifikasi capaian kompetensi siswa,


ASESMEN
KOGNITI menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
F rata-rata kompetensi siswa,

memetakan dan mengidentifikasi siswa yang


membutuhkan kelas remedial atau pelajaran
tambahan.
ASESMEN DAN PEMBELAJARAN
Guru melakukan asesmen nonkognitif untuk mengumpulkan informasi tentang kenyamanan belajar siswa
selama masa pandemic serta sistem pendukung yang dimiliki siswa saat belajar di rumah. Guru kemudian
menggunakan informasi ini untuk menganalisis kompetensi kognitif siswa. Informasi/pemetaan yang
diperoleh dari kedua asesmen ini kemudian digunakan untuk merencanakan pendekatan, materi, dan
penjadwalan pembelajaran.

Asesmen Asesmen Tindak lanjut


nonkognitif kognitif dan evaluasi
TAHAPAN ASESMEN NONKOGNITIF

Bagaimana
• Bagaimana, dengan siapa, kapan, di menanyakannya? • Hasil pemetaan: siswa yang memiliki
mana kamu belajar di rumah?
• Bagaimana perasaanmu? emosi negatif dan siswa yang memiliki
• Wawancara menggunakan simbol tantangan.
• Apa yang kamu inginkan? • Tindak lanjut dengan tim guru dan kepala
emosi.
• Meminta siswa bercerita. sekolah.
• Meminta siswa menggambar atau • Tindak lanjut dengan siswa dan
menulis pengalamannya. keluarganya.
Bagaimana tindak
Pertanyaan apa saja yang lanjutnya?
ditanyakan?
TAHAPAN ASESMEN KOGNITIF

Merencanakan Mengidentifikasi KD Menurunkan KD menjadi


Membuat soal
soal esensial dan prasyarat indikator

Siswa yang Siswa yang


Siswa dengan kemampuan
Pemetaan siswa sesuai kompetensi KD
kompetensinya tertinggal
1 semester
kompetensinya tertinggal
2 semester

Perencanaan Guru mengajar siswa yang Guru memberikan


Guru memberikan layanan
kepada kelompok siswa
penanganan memenuhi kompetensi
KD
pelajaran tambahan
kepada siswa yg tertinggal
yang tertinggal dengan
siswa bantuan pengajar lain
Asesmen oleh guru
Asesmen (lembar amatan, rubrik penilaian,
Formatif portofolio).
Asesmen formatif
perlu ditingkatkan Asesmen oleh teman
jumlahnya. Siswa
perlu diperkenalkan
(rubrik penilaian, kuesioner)
kepada beragam
bentuk asesmen
formatif untuk Asesmen oleh diri sendiri
merefleksi kegiatan
belajar mereka. (rubrik penilaian diri/karya sendiri, lembar
refleksi proses berkarya/belajar)
Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif

Bentuk Tidak Tertulis: Gabungan Tertulis dan


Bentuk Tertulis:
Diskusi, diorama, drama Tidak Tertulis: Presentasi
atau penampilan lain Esai, tulisan reflektif, individual dan kelompok.
jurnal, poster.
Guru melakukan asesmen diagnosis agar dapat merencanakan
pembelajaran dan menyusun strategi untuk membantu siswa memahami
materi pelajaran. Strategi ini dapat berupa.

Kepala sekolah menugaskan tim guru untuk mengajar sesuai dengan


jenjang kompetensi siswa.

Guru mengatur jadwal belajar (di rumah dan tatap muka).


ASESMEN
SEBAGAI UMPAN
BALIK
Guru memilih bahan ajar dan materi yang sesuai dengan peta kompetensi
TERHADAP siswa.
PEMBELAJARAN
Guru merancanakan bagaimana berkomunikasi dengan orang tua.

Guru mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.


Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai