Analisa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Analisa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Balikpapan, 11 Desember
2007
MANFAAT LAPORAN KEUANGAN
KEBUTUHAN TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN;
LAPORAN KEUANGAN UNTUK
AKUNTABILITAS PUBLIK;
LAPORAN KEUANGAN UNTUK
TRANSPARANSI.
2
KEBUTUHAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
3
LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI
4
LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS
5
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan
menyediakan informasi mengenai:
kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran,
kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundangan,
jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai,
6
Tujuan Laporan Keuangan
10
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
Masyarakat;
Para wakil rakyat;
Lembaga pengawas, dan lembaga
pemeriksa;
Pemberi atau yang berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman
Manajeman pemerintah
11
TUJUAN ANALISIS
Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan
anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan
13
TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS
Contoh:
Seorang calon investor yang akan menanamkan uang
untuk jangka waktu yang panjang akan membutuhkan
banyak informasi dengan ruang lingkup yang luas, dan
melakukan analisis secara mendalam dengan
menggunakan berbagai teknik analisis. Mereka akan
membutuhkan informasi mengenai:
- potensi ekonomi di masa yang akan datang
- mengukur tingkat keuntungan yang dikehendaki
- mengukur berapa lama investasinya akan
diperoleh kembali.
14
TINGKAT KEDALAMAN ANALISA
Contoh:
Sebaliknya mungkin ada pejabat pemerintah yang hanya
ingin mengetahui naik-turunya pendapatan pajak atau
bukan pajak dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Karena kebutuhannya sangat sederhana maka ia hanya
akan membandingkan antara pajak dan bukan pajak
dengan tahun anggaran sebelumnya.
15
PRASYARAT ANALISIS
Prasysarat analisis yang harus dipahami
oleh pengguna, antara lain:
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan
kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah
2. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan
mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah
tertentu yang spesifik
3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang
ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya
tidak meyesatkan.
4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus
dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang
digunakan sebagai pembanding adalah laporan
keuangan
16
METODE ANALISIS
Analisis horisontal: dilaksanakan
dengan membandingkan angka-angka
dalam suatu laporan keuangan
kementerian negara/lembaga dengan
kementerian negara/lembaga lainnya,
antara pemerintah dengan pemerintah
lainnya.
Analisis vertikal: dilakukan dengan
membandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama.
17
TOLOK UKUR ATAU PEMBANDING
1. Evaluasi hasil analisa laporan keuangan akan
dibandingkan dengan kriteria atau tolok ukur
yang ditetapkan.
2. Tolok ukur yang dapat digunakan dalam
melakukan analisa ini antara lain:
1) informasi internal dari kementerian negara/lembaga
yang bersangkutan, berupa:
a. rencana kerja dan anggaran atau dokumen lainnya
b. laporan keuangan periode sebelumnya
2) informasi eksternal, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan K/L lainnya.
18
TEKNIK ANALISIS
Teknik analisa laporan keuangan meliputi:
Analisis perubahan laporan keuangan
Analisis persentase per komponen
Analisis trend
Analisis rasio
Analisis sumber dan penggunaan
dana
Analisis ketaatan terhadap peraturan
19
ANALISIS PERUBAHAN LAPORAN KEUANGAN
• Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
memperbandingkan pos-pos yang
sama dari dua laporan keuangan suatu
K/L dengan dua periode yang berlainan
• Tujuan
Untuk mengetahui perubahan suatu
pos dari periode yang satu ke periode
yang lain
20
ANALISIS PERUBAHAN
Realisasi Realisasi Kenaikan
Uraian 2006 2005 (Penurunan)
Rp %
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Perpajakan 409.203.019 347.031.113 62.171.906 17,92
1. Pajak Dalam Negeri 395.971.535 331.791.943 64.179.592 19,34
2. Pajak Perdagangan Internasional
13.231.483 15.239.170 (2.007.687) -13,17
II. Penerimaan Negara Bukan Pajak
226.950.066 146.888.310 80.061.756 54,51
1. Penerimaan Sumber Daya167.473.800
Alam 110.467.256 57.006.544 51,60
2. Bagian Pem. atas Laba BUMN
22.973.056 12.835.193 10.137.863 78,98
3. PNBP. Lainnya 36.503.209 23.585.859 12.917.350 54,77
III. Penerimaan Hibah 1.834.050 1.304.782 529.268 40,56
Jumlah Pendapatan Negara
637.987.136 495.224.207 142.762.929 28,83
& Hibah (A.I+A.II+A.IIII)
21
ANALISIS PERUBAHAN
Uraian Realisasi 2006 Realisasi
Kenaikan
2005(Penurunan) Realisasi 2006 vs 2
B. Belanja Negara Rp %
I. Belanja Pemerintah Pusat 440.032.084 361.155.202 78.876.882 21,84
1. Belanja Pegawai 73.252.287 54.254.195 18.998.092 35,02
2. Belanja Barang 47.181.912 29.171.687 18.010.225 61,74
3. Belanja Modal 54.951.875 32.888.839 22.063.036 67,08
4. Pembayaran Bunga Utang 79.082.563 65.199.594 13.882.969 21,29
5. Subsidi 107.431.785 120.765.318 (13.333.533) -11,04
6. Bantuan Sosial 40.708.566 24.903.485 15.805.081 63,47
7. Belanja Lain-lain 37.423.093 33.972.081 3.451.012 10,16
II. Transfer untuk Daerah 226.179.954 150.463.868 75.716.086 50,32
1. Dana Perimbangan 222.130.617 143.221.256 78.909.361 55,10
a. Dana Bagi Hasil 64.900.298 49.692.261 15.208.037 30,60
b. Dana Alokasi Umum 145.664.184 88.765.427 56.898.757 64,10
c. Dana Alokasi Khusus 11.566.134 4.763.567 6.802.567 142,80
2. Dana Otsus & Penyesuaian 4.049.336 7.242.612 (3.193.276) -44,09
a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 1.775.312 1.712.972 96,49
b. Dana Penyesuaian 561.052 5.467.300 (4.906.248) -89,74
III. Suspen 916.774 (1.986.652) 2.903.426 -146,15
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + 667.128.813
B.III) 509.632.418 157.496.395 30,90
22
ANALISIS PERUBAHAN
Kenaikan (Penurunan)
Uraian Realisasi 2006 Realisasi 2005 Realisasi 2006 vs 2005
Rp %
I. Pembiayaan Dalam Negeri 55.982.075 19.144.695 36.837.380 192,42
1. Rekening Pemerintah 11.555.466 8.901.481 2.653.985 29,82
2. Dana Moratorium 7.357.400 (13.700.000) 21.057.400 -153,70
3. Privatisasi & Penj.Aset Prog. Restr 5.055.702 6.563.537 (1.507.835) -22,97
4. Surat Utang Negara (Neto) 35.985.507 22.574.677 13.410.830 59,41
5. Penyertaan Modal Negara (3.972.000) (5.195.000) 1.223.000 -23,54
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) (26.566.486) (10.271.960) (16.294.526) 158,63
1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto) 26.114.584 26.840.442 (725.858) -2,70
a. Penarikan Pinjaman Program 13.579.552 12.264.809 1.314.743 10,72
b. Penarikan Pinjaman Proyek 12.535.032 14.575.632 (2.040.600) -14,00
2. Pemb.Cicilan Pokok Utang LN. (52.681.070) (37.112.409) (15.568.661) 41,95
23
Kesimpulan dari hasil analisa
Pendapatan Negara mengalami kenaikan secara rata-
rata 28,83 %, kecuali Pajak Perdagangan Internasional
turun sebesar 13,17 %,
Belanja Pemerintah Pusat secara keseluruhan
meningkat secra rata-rata 21,84%, kecuali Belanja
Subsidi turun 11,04 %.
Transfer untuk Daerah meningkat tajam secara
siknifikan yaitu 50,32 %, kecuali Dana Penyesuaian
turun 89,74 %.
Pembiayaan Dalam Negeri meningkat tajam, yaitu
mencapai 192,42%, sedangkan Pembiayaan Luar
Negeri menurun sebesar 41,95%.
24
ANALISIS PERUBAHAN
25
ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN
• Pengertian
Suatu teknik analisa yang dilakukan dengan
membandingkan antara suatu pos terhadap
totalnya dalam laporan keuangan yang sama.
• Tujuan
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
suatu pos dalam bentuk angka total.
26
Ilustrasi
Belanja pegawai selama satu tahun anggaran Rp3
milyar, yang terdiri:
Gaji Rp1 milyar,
Honorarium Rp1,5 milyar
Lainnya Rp0,5 milyar.
Angka ini memperlihatkan bahwa besarnya gaji
hanya 1/3, sedangkan honorarium mencapai ½
atau 50%. Angka yang demikian sudah
memberikan sinyal adanya kelemahan atau
kesalahan dalam pemberdayaan sumber daya
manusia.
27
ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN
Naik
No Analisa prosentase per komponen menurut tahun 2006 2005 (Turun)
A Pendapatan
1 Pajak Dalam Negeri dengan total Pendapatan 62,06% 67,00% -4,94%
2 Penerimaan SDA dengan total Pendapatan 26,25% 24,57% 1,68%
3 Laba BUMN dengan total Pendapatan 3,60% 2,59% 1,01%
B Belanja
1 Belanja Pemerintah Pusat dengan total Belanja 65,95% 70,86% -4,91%
2 Belanja Pegawai dengan total Belanja Pusat Pemerintah 10,98% 10,64% 0,34%
3 Belanja Bunga Utang dengan total Belanja Pusat Pemerintah 11,85% 12,79% -0,94%
4 Belanja Subsidi dengan total Belanja Pusat Pemerintah 16,10% 23,69% -7,59%
5 Transfer untuk Daerah dengan total Belanja 33,90% 29,52% 4,38%
6 Dana Bagi Hasil dengan total Total Belanja 9,72% 9,75% -0,03%
28
CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS
PERSENTASE PERKOMPONEN
29
ANALISIS TREND
• Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
membandingkan pos-pos yang sama dari
beberapa periode yang berurutan (time serries
data).
• Tujuan
untuk memahami arah atau kecenderungan
suatu pos dari waktu ke waktu.
30
Ilustrasi
31
ANALISIS TREND
Berikut ini ilustrasi trend dalam bentuk grafik
atas pendapatan tersebut.
400
350
300
Pendapatan Pajak
250 Pertambahan Nilai
Pendapatan Cukai
200
50
0
1 2 3 4 5
32
CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL
ANALISIS TREND
33
ANALISIS RASIO
• Pengertian
Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan
pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh
selanjutnya akan dibandingkan dengan rasio yang sama
di K/L yang bersangkutan untuk periode yang berlainan
atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama
dari K/L lainnya.
• Tujuan
Untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta
kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh hasil
untuk membiayai pengeluarannya.
34
ASET
Kewajiban Jangka
108,14 triliun 138,03 triliun
Pendek
Kewajiban Jangka
1.221,92 triliun 1.204,02 triliun
Panjang
Total Kewajiban 1.330,06 triliun 1.342,05 triliun
36
ANALISIS RASIO
2006 2005
37
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Pengertian
Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah
memperoleh dana dan bagaimana pemerintah tersebut
menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun
berjalan.
Tujuan
Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui:
sumber dana selama satu tahun anggaran
penggunaan dana selama satu tahun anggaran
kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
operasionalnya
sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset
dari mana defisit anggaran ditutup
ke mana surplus anggaran digunakan
38
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
39
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
40
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
41
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
42
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
43
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
44
Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan
• Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
cara menguji apakah peraturan-peraturan
yang ada telah ditaati.
• Tujuan
Untuk mayakini bahwa semua peraturan
perundang-undangan telah dipatuhi.
45
PRINSIP
1. Pendapatan dan belanja diatur dalam
undang-undang APBN
2. Prinsip prealabel, yaitu anggaran harus
disahkan sebelum ada penggunaan
3. Prinsip universalitas, yaitu semua jenis
pengeluaran harus dicantumkan dalam
anggaran
4. Prinsip spesialitas, yaitu anggaran yang
telah disediakan dalam mata anggaran
pengeluaran tertentu tidak diperkenankan
untuk digeser
46
PRINSIP
5. Prinsip periodisitas, yaitu laporan disusun
secara berkala sesuai dengan peraturan
6. Azas bruto, yaitu tidak diperbolehkan
adanya offsetting antara pendapatan dan
belanja
7. Anggaran belanja merupakan plafon
8. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan
pedoman yang mengatur pelaksanaan
anggaran
47
ANALISIS THD UU APBN
ANALISA HORIZONTAL ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2006
Kenaikan (Penurunan)
Uraian Anggaran 2006 Realisasi 2006
Realisasi 2006 vs
Rp %
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat 478.249.290 440.032.084 (38.217.206) (7,99)
1. Belanja Pegawai 78.904.457 73.252.287 (5.652.170) (7,16)
2. Belanja Barang 55.506.999 47.181.912 (8.325.087) (15,00)
3. Belanja Modal 66.723.899 54.951.875 (11.772.024) (17,64)
4. Pembayaran Bunga Utang 82.494.656 79.082.563 (3.412.093) (4,14)
5. Subsidi 107.627.567 107.431.785 (195.782) (0,18)
6. Bantuan Sosial 44.590.994 40.708.566 (3.882.428) (8,71)
7. Belanja Lain-lain 42.400.714 37.423.093 (4.977.621) (11,74)
II. Transfer untuk Daerah 220.849.845 226.179.954 5.330.109 2,41
1. Dana Perimbangan 216.797.725 222.130.617 5.332.892 2,46
a. Dana Bagi Hasil 59.563.725 64.900.298 5.336.573 8,96
b. Dana Alokasi Umum 145.664.200 145.664.184 (16) (0,00)
c. Dana Alokasi Khusus 11.569.800 11.566.134 (3.666) (0,03)
2. Dana Otsus & Penyesuaian 4.052.120 4.049.336 (2.784) (0,07)
a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 3.488.284 0 0,00
b. Dana Penyesuaian 563.836 561.052 (2.784) (0,49)
III. Suspen 916.774
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 699.099.136 667.128.813 (31.970.323) (4,57)
48
LATIHAN
49
50
51
PERTANYAAN
• TINGKAT PENCAPAIAN TARGET?
• TINGKAT PERTUMBUHAN?
• EFISIENSI? PROFIT CENTER
• EFISIENSI? COST CENTER
• SATKER MANA YANG LEBIH BAGUS?
52
53
SOLUSI
• SATKER A
• SATKER B
54
TELAAH LAPORAN KEUANGAN TINGKAT
SATKER
55
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
56
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
1. Dokumen sumber:
DIPA, DIPAL, Rev. DIPA/DIPAL, POK,
SSBP, SSPB, dan SPM&SP2D.
2. Format Laporan:
– LRA Satuan Kerja/W/E1/Departemen
– LRA: Realisasi Belanja
– LRA: Realisasi Pendapatan
– LRA: Realisasi Pengembalian Belanja
– LRA: Realisasi Pengembalian Pendapatan
57
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
• Kementerian negara/lembaga
• Eselon 1
• Wilayah provinsi
• Satuan Kerja
• Jenis Satuan Kerja
58
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
• Fungsi,
• Sub Fungsi,
• Program,
• Kegiatan,
• Sub Kegiatan,
• Sumber Dana dan Cara Penarikan.
• Jenis Belanja (2 digit, 4 digit, dan 6 digit)
• Jumlah Rupiah (anggaran dan realisasi)
59
NERACA
60
Kas di Bendahara Pengeluaran
• Minus (kurang):
– SPM/SP2D UP/TUP ada yang belum rekam.
• Terlalu besar:
– SPM GU Nihil masih ada yang belum direkam.
– SSBP berupa pengembalian UP belum direkam.
• Kas di Bendaharawan Pengeluaran =
Uang Muka dari KPPN.
61
Kas di Bendahara Penerima
• Cermati apakah pada tanggal neraca masih
terdapat kas di bendahara penerima (kas yang
diterima dari PNBP) yang belum disetor ke kas
negara.
• Jika ada, sajikan nilai kas tersebut di neraca
sebesar nilai yang ada pada bendahara
penerima.
• Akun “Kas di Bendahara Penerima” =
“Pendapatan yang Ditangguhkan”
62
MAK(MAP) yang Mempengaruhi Akun
“Kas di Bendahara Pengeluaran”
Kode
MAK
Uraian MAK (MAP) Debet Kredit
(MAP)
64
Bagian Lancar TGR/TPA
• TGR/TPA biasanya mencakup masa
pelunasan lebih dari satu tahun anggaran.
• Jika pada akhir tahun masih terdapat saldo,
dilakukan reklasifikasi untuk menentukan
Bagian Lancar (yang jatuh tempo pada
tahun depan)
• Jumlah Bagian Lancar TGR/TPA ini
dimasukkan ke kelompok aset lancar,
sedangkan sisanya (TPA/TGR) disajikan
dalam kelompok Aset Lainnya. 65
<Aset Tetap> Sebelum
Disesuaikan
• Periksa apakah masih ada akun “<Aset Tetap>
Sebelum Disesuaikan”
• Akun ini masih muncul disebabkan oleh:
– Penerimaan ADK dari Aplikasi SABMN belum dilakukan,
– Penerimaan ADK dari SA BMN sudah dilakukan tetapi
terdapat aset berikut SPM/SP2D yang belum direkam
atau masih terdapat BMN yang berupa Konstruiksi Dalam
Pengerjaan.
• Pada akhir semester atau tahun akun ini harus
dihapuskan dari neraca dengan jurnal koreksi.
66
MAK yang Menimbulkan Akun
“<Aset Tetap> Sebelum
Disesuaikan”
Mata Anggaran Pengeluaran Akun-akun Neraca yang
ditimbulkan
Kode MAK Uraian Kode BB Uraian
70
71
LATIHAN
72
73
74
75
76
ANALISIS LKPP
77
78