Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi Pembelajaran

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Laporan Konsolidasian Pemerintah Daerah

Disusun Oleh :
Hulwana
A31114036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016
Laporan Konsolidasian Pemerintah Daerah

Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi


Tujuan PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah
memberikan acuan dan aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas
dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan memberikan informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk
lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Komponen Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan tersebut diatas menurut PSAP 11 paragrap 6 menyebutkan bahwa
Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan,dimana laporan arus kas tidak dimasukkan dalam laporan
keuangan konsolidasian tetapi hanya merupakan laporan yang disusun oleh BUN/BUD. Dari
uraian tersebut yang termasuk dalam Laporan keuangan konsolidasian adalah: (1) Laporan
Realisasi Anggaran (LRA); (2) Neraca; (3) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi sebagaimana dimaksud oleh PSAP 11 paragrap 17 dilaksanakan dengan
cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan
dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik.
1 Penggabungan ditingkat Kementerian Negara/Lembaga.
Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan
keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada di bawahnya.
1. Satuan kerja. Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelola
anggaran adalah entitas akuntansi yang harus menyelenggarakan akuntansi atas
transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan
belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.
2. Wilayah. Wilayah selaku unit vertikal di Propinsi melakukan penggabungan laporan
keuangan yang berasal dari satuan kerja (entitas akuntansi) yang ada dibawah
tanggungjawab wilayah yang bersangkutan.
3. Eselon I. Eselon I dalam hal ini Direktorat Jenderal selaku unit vertikal Kementerian
Negara/lembaga melakukan penggabungan laporan keuangan yang berasal dari
wilayah-wilayah (selaku entitas akuntansi) yang ada dibawah tanggungjawab Eselon I
yang bersangkutan.
4. Kementerian Negara/Lembaga. Kementerian Negara/lembaga sebagai entitas
pelaporan melakukan proses penggabungan laporan keuangan yang berasal dari
entitas akuntansi yang ada dibawah tanggungjawab kementerian negara/lembaga yang
bersangkutan. Kementerian Negara/lembaga akan menyampaikan laporan keuangan
gabungan ke Menteri Keuangan untuk dilakukan proses konsolidasian ditingkat
pemerintah pusat. Disamping itu kementerian negara/lembaga berkewajiban
menyampaikan laporan keuangan konsolidasian ke BPK untuk diaudit.
2 Laporan Keuangan ditingkat Bendaharawan Umum Negara (BUN).
Menteri Keuangan selaku BUN menyusun Laporan Keuangan menyangkut
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran yang berpengaruh terhadap kas. Laporan
keuangan yang dihasilkan oleh BUN berupa Laporan Arus Kas dan Neraca. Laporan ini
akan digabungkan dengan laporan kementerian negara/lembaga. BUN dalam tatanan
Sistem Akuntansi Pemerintah adalah entitas pelaporan yang berkewajiban melakukan
penggabungan laporan keuangan yang berasal dari Kuasa Bendaharawan Umum Negara.
Laporan tersebut akan disampaikan ke Menteri Keuangan untuk dilakukan proses
penggabungan ditingkat pemerintah pusat.
1. Konsolidasi ditingkat LKPP.
Menteri Keuangan selain sebagai BUN juga berfungsi sebagai penyusun Laporan
Keuangan Konsolidasian untuk disampaikan ke Presiden. Proses penyusunan laporan
keuangan konsolidasian dilakukan dengan mengkonsolidasikan laporan keuangan
gabungan yang berasl dari masing-masing Entitas Pelaporan di tambah dengan laporan
keuangan yang berasal dari Entitas Pelaporan yang menjalankan fungsi Perbendaharaan.
Menteri Keuangan selaku entitas pelaporan akan menyampaikan Laporan Keuangan
Konsolidasian ke Presiden untuk diteruskan ke BPK dan DPR. Laporan Keuangan
Konsolidasian yang disusun pada tingkat Pemerintah Pusat sudah termasuk laporan
keuangan BLU.
2. Konsolidasi ditingkat Pemerintah Daerah.
Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan gabungan
dari satuan kerja yang berada dilingkup SKPD dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas
pelporan untuk dilakukan proses konsolidasian.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD menyusun laporan keuangan
sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah yang selanjutnya akan
digabungkan dengan laporan keuangan yang berasal dari SKPD.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas pelaporan melakukan proses
konsolidasian dan menyusun laporan keuangan PEMDA berdasarkan laporan keuangan
SKPD serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan
disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota untuk selanjutnya disampaikan ke BPK
dan DPRD.
Proses Konsolidasi diatas dapat dilaksanakan baik dengan mengeliminasi akun-
akun yang timbal balik (reciprocal) maupun tanpa mengeliminasinya. Dalam hal
konsolidasi dilakukan tanpa mengeliminasi akun-akun yang timbal-balik, maka nama-
nama akun yang timbal balik, dan estimasi besaran jumlah dalam akun yang timbal balik
dicantumkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Pemerintah pusat/daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari
gabungan semua laporan entitas pelaporan kepada lembaga legislatif. Laporan keuangan
konsolidasian tersebut disusun sesuai dengan periode pelaporan masing-masing entitas
pelaporan sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 7 bahwa Laporan keuangan
konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan
keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan
dan dirinci menurut organisasi, fungsi, subfungsi, program dan jenis belanja sehingga
dapat diperbandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun sebelumnya. Laporan
keuangan konsolidasian disusun dan disajikan secara komparatif sehingga dapat
dilakukan analisis trend perubahan kenaikan dan penurunan penggunaan anggaran.
Disamping itu dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian harus diikuti
dengan proses eliminasi akun-akun yang saling timbal balik atau saling menghapus
(resiprocal accounts) sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 8 yang berbunyi
Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal
accounts). Namun demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka hal
tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh akun timbal balik
(reciprocal accounts) antara lain sisa Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan yang
belum dipertanggungjawabkan oleh Bendaharawan Pembayar sampai dengan akhir
periode akuntansi. Perkiraan ini harus dieliminasi dengan perkiraan yang sama di entitas
pelaporan yang menyelengggarakan fungsi perbendaharaan.

Pertanyaan :
1. Mengapa laporan arus kas tidak dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi ?
2. Penggabungan laporan keuangan dilakukan pada empat tingkatan yaitu Kementrian
Negara/Lembaga, Bendaharawan Umum Negara, LKPP, dan Pemerintah Daerah.
Mengapa empat tingkatan tersebut yang harus melakukan konsolidasi laporan
keuangan ?
3. Mengapa harus dilakukan proses eliminasi pada akun-akun yang saling timbal balik ?

Anda mungkin juga menyukai