Anda di halaman 1dari 17

MAINTENAN

CE
-RESTI HERTATI
-IBNU AZIS
-EL NANDA
MAINTENANCE (perawatan)
Maintenance/Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) adalah
serangkaian aktivitas untuk menjaga fasilitas dan peralatan agar senantiasa
dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produksi secara efektif dan
efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan berdasarkan
standar (fungsional dan kualitas).

Tujuannya adalah Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan


yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari
peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta
meminimalkan biaya perawatan.
Fungsi maintenance/perawatan
Perawatan secara umum berfungsi untuk memperpanjang umur
ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu
dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses
produksi
Menurut Ahyari (2002), fungsi perawatan
adalah sebagai berikut:
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar.
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan
kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan.
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang
digunakan.
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku
dapat berjalan normal.
7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka
pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.
Jenis Perawatan
• Planned maintenance (perawatan yang terencana) 
Planned maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih
dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada rangkaian proses produksi.
Planned maintenance terdiri dari:
-Preventive maintenance (perawatan pencegahan). 
-Scheduled maintenance (perawatan terjadwal).
-Predictive maintenance (perawatan prediktif).

• Unplanned maintenance (perawatan tidak terencana)


Unplanned maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa
adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu
dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak berencana.
Unplanned maintenance terdiri dari:
-Emergency maintenance (perawatan darurat).
-Breakdown maintenance (perawatan kerusakan).
-Corrective maintenance (perawatan penangkal).
Tanggung jawab dan wewenang
• Kembangkan prosedur perawatan dan pastikan implementasi
• Melakukan inspeksi terhadap fasilitas untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
• Periksa sistem listrik dan hidrolik bangunan untuk memastikan fungsionalitas
• Merencanakan dan mengawasi semua kegiatan perbaikan dan pemasangan
• Mengalokasikan beban kerja dan mengawasi staf pemeliharaan (penjaga, petugas kebersihan dll.)
• Pantau inventaris peralatan dan lakukan pemesanan jika perlu
• Pantau pengeluaran dan kendalikan anggaran untuk pemeliharaan
• Kelola hubungan dengan kontraktor dan penyedia layanan
• Simpan log pemeliharaan dan melaporkan kegiatan sehari-hari
• Pastikan kebijakan kesehatan dan keselamatan dipenuhi
STRUKTUR
Dept. Head

Sect. Sect. Enginer Sect. Equipment Sect.


Sect. Planner
Equipment 2 Analisist and WorkShop Equipment 2

Sect.
Sect. Sect. Data
Compentensi
Improvment and History
Maintenance
Keterangan Struktur
Pembagian kerja ini bertujuan untuk dapat saling mengoptimalkan proses maintenance sesuai dengan konsep maintenance.
Jika suatu organisasi dipimpin oleh seorang pemimpin maka di struktur diatas juga mempunyai pememimpin, dan syarat
menjadi pemimpin adalah mengetahui 95% proses kerja maintenance yang ada secara konsep dan aktualnya. Kemudian
seorang pemimpin atau Dept.Head dibantu oleh beberapa bagian bidang kerja, yaitu :
• Section (area) Equipment 1 : merupakan area dimana prsoes tanggung jawab terhadap maintenance areanya misalnya
area Track, Dozer, Small PC/Big PC, Excavator.
• Section Planner : bidang ini merencanakan penjadawalan/scheduling maintenance di konsep planner ada beberapa
bentuk dari Assistan Planner, Senior Planner, dan pembagian kerja maintenance dari Order Part, dan Plan part Analist.
Konsep planner umumnya ditentukan oleh kebijakan perusahaan itu sendiri.
• Enginer Analist : Tugas kerja yang diberikan adalah memonitor kondisi unit sesuai dengan tool yang telah disediakan oleh
perusahaan atau vendor seperti Oil Analisist, Engine Analisist, Chasis and Travel Sistem. Enginer ini bertugas
menginformasikan keadaan unit atau komponen saat terupdate sehingga informasi yang di dapat dapat di schedulekan jika
untit telah mengalami bad performance.
• Equipment and Workshop : dapat dikatakan sebagai pemantau alat dan keperluan diworkshop.
• Compentensi : Jika perusahaan anda mempunyai sebuah mekanik yang kompetensinya tidak berubah karena tidak sesuai
dengan SOP atau OEM maka diperlukannya pengetesan terhadap mekanik tersebut agar pelaksanaan maintenance sesuai
dengan SOP manual.
• Data dan History : merupakan bagian unit kerja yang merecord data pembelian, data unit dan data history problem. Area
ini tergantung juga oleh kebijakan perusahaan yang disesuaikan oleh kebutuhan.
SERVICE
SERVICE
Mungkin sudah banyak kali kita mendengar kata “servis” atau “layanan”
dalam bisnis suatu perusahaan. Suatu kali, ada orang yang bilang servis
sebuah restoran ini sangat memuaskan. Lain kali, ada juga yang bilang
servis call center operator ini sangat buruk. Keduanya mengacu pada
layanan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan terhadap
pelanggannya.
Lalu, apa itu servis?
Pakar Pemasaran Philip Kotler mendefinisikan “servis” sebagai aktivitas
atau manfaat yang ditawarkan oleh satu kelompok ke kelompok lainnya
dalam rupa sesuatu yang bersifat intangible. Sifat intangible ini tidak
hanya merujuk pada produk jasa, tapi lebih tepat pada proses
penyampaian. Sementara itu,

Hermawan Kartajaya mendefinisikan servis sebagai paradigma


perusahaan untuk menciptakan sebuah nilai bagi pelanggan melalui
produk barang maupun jasa.
SERVICE
Secara umum, sebuah layanan yang baik tentu akan memberikan
dampak positif bagi pelanggan. Pelanggan yang merasa mendapatkan
layanan yang baik merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
Berikut adalah dua manfaat servis dari
perusahaan untuk perusahaan itu sendiri.
1. Servis mampu menciptakan pelanggan yang loyal.
Servis yang baik dan prima akan berpotensi menumbuhkan pelanggan yang loyal.
Dengan pengalaman akan servis yang baik, pelanggan itu berpotensi untuk
menggunakan produk dan layanan dari perusahaan itu kembali. Tidak hanya itu,
pelanggan akan mempromosikan secara cuma-cuma pengalaman tentang servis dari
perusahaan tersebut. Dengan begitu, perusahaan bisa mendapatkan pelanggan-
pelanggan baru.Inti pokok pemasaran jasa adalah layanan.

Pada konsep pemasaran, ada empat prinsip yang sering disebut bauran
pemasaran, yakni product, place, promotion, dan price. Dalam industri jasa, senjata
kompetitif yang paling penting adalah “P” yang kelima alias performance. Performa
layanan yang prima akan berpotensi meningkatkan loyalitas pelanggan.
Catatan
di era New Wave Marketing, layanan tidaklah mencukupi. Di era yang
serba terhubung dengan masyarakat konsumen yang makin cerdas,
servis harus bisa bertransformasi menjadi care alias peduli. Care di sini
menempatkan pelanggan sebagai sahabat dalam relasi layanan ini—
bukan lagi memposisikannya sebagai raja yang layak dijilat atau objek
yang bisa dibombardir dengan iklan.
2. Servis memberi efisiensi pada perusahaan

Tidak jarang, kompetisi membuat layanan perusahaan kepada pelanggan


menjadi seragam. Itu-itu saja. Perusahaan satu bisa dengan cepat meniru
perusahaan lainnya. Sebab itu, perusahaan perlu melakukan inovasi. Khususnya,
inovasi yang berkarakter yang tidak bisa ditiru oleh pesaing. Produk dan tempat
bisa ditiru, tapi cara melayani bisa dibikin sespesial dan seunik mungkin.
Membangun diferensiasi dalam servis—dalam hal ini dimengerti dalam konteks
how to offer—menjadi penting agar perusahaan memiliki layanan yang unik.
Simpelnya, what to offer (apa yang ditawarkan) bisa saja sama, tapi how to offer
(cara menawarkannya) bisa berbeda.
Servis yang prima akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Loyalitas ini tentunya
akan berbuah pada efisiensi perusahaan. Perusahaan tidak lagi berupaya lebih
untuk merengkuh mereka. Bahkan, servis prima ini bisa menciptakan brand
enthusiast di kalangan pelanggan sendiri. Perusahaan tidak perlu merogoh
koceknya untuk promosi karena pelanggan sendiri mempromosikan ke calon
pelanggan lain. Apalagi kalau servis tersebut sampai tahap care di mana pelanggan
benar-benar merasa diperlakukan sebagai manusia seutuhnya.
Sekian
Dan
Terimakasih
(Jika ada kurang dari penjelasan diatas mohon dimaklumi)

Anda mungkin juga menyukai