Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN AN

AK PADA EPILEPSI
Definisi Epilepsi
CONTENTS
Menurut World Health Organization (WHO) merupakan
gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala-gejala berupa
serangan-seranagn yang berulang yang terjadi akibat adanya
ketidak normalan kerja sementara sebagian atau seluruh
jaringan otak karena cetusan listrik pada neuron (sel saraf) peka
rangsangan yang berlebihan, yang dapat menimbulkan kelainan
motorik, sensorik, otonom atau psikis yang timbul tiba-tiba dan
sesaat disebabkan lepasnya muatan listrik abnormal sel-sel otak
(Oliver,2013).
Etiologi Epilepsi

Epilepsi disebabkan dari gangguan listrik disritmia pada sel


saraf pada salah satu bagian otak yang menyebabkan sel ini
mengeluarkan muatan listrik abnormal, berulang dan tidak
terkontrol etiologi dari epilepsi adalah
1. Faktor herediter
2. Faktor genetik
3. Kelainan kogenital
4. Gangguan metabolik
5. Gangguan perkembangan otak
Patofisiologi Epilepsi

Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan


sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik).
Otak ialah rangkaian berjuta-juta neuron. Pada hakekatnya tugas
neron ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik saraf
yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam
sinaps terdapat zat yang dinamakan neurotransmiter.
Acetylcholine dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif,
sedangkan zat lain yakni GABA (gama-amino-butiricacid) bersifat
inhibitif terhadap penyaluran aktivitas listrik saraf dalam sinaps.
PATHWAY
Pencetus Serangan Epilepsi

Stress 01

02 Makan dan Minum


tidak teratur
Kurang Tidur 03

04 Penyalahgunaan
Obat
Asuhan Keperawatan

Pengkajian
Identitas atau biodata klien meliputi nama, umur, agama,
jenis kelamin, alamat, suku bangsa, tanggal masuk rumah
sakit, nomer register, dan diagnosa keperawatan.
Diagnosa Keperawatan

1.Resiko tinggi obstruksi jalan nafas berhubungan dengan


penutupan faring oleh lidah, spasme otot bronkus.
2. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan asupan oksigen dari luar.
3. Resiko gangguan perkembangan kognitif berhubungan
dengan kerusakan sebagian memori.
4. Resiko gangguan perkembangan sosial berhubungan dengan
peningkatan frekuensi kekambuhan dan proteksi yang
berlebihan.
Rencana Tindakan
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1. Resiko tinggi obstruksi jalan nafas b.d Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor jalan nafas frekuensi pernafasan, 1. Frekuensi pernafasan yang meningkat
penutupan faring oleh lidah , spasme otot 1x 24 jam irama pernafasan, saat timbul serangan. tinggi dengan irama yang cepat
bronkus. Kriteria hasil : frekuensi pernafasan meningkat 28- 2. Tempatkan anak dengan kepala hiperekstensi sebagaisalah satu indikasi sumbatan jalan
35 kali permenit, irama nafas reguler dan tidak 3. Pasang tongspatel atau sapu tangan yang di nafas oleh benda asing , contohnya lidah.
cepat, anak tidak terlihat terengah-engah. gulung atau benda lunak antara lain saat 2. Hiperekstensi membuat jalan nafas dalam
timbul serangan kejang posisi lurus dan bebas dari hambatan
4. Bebaskan penderita dari pakaian yang ketat 3. Mencegah lidah tertekuk yang dapat
5. Kolaborasi pemberian anti kejang : menutup jalan nafas
Contohnya pemberian diazepam dengan dosis rata- 4. Mengurangi tekanan terhadap rongga
rata 0,3 mg/KgBB/kali pemberian thoraks yang dapat mengakibatkan
hambatan pada perkembangan paru.
Diazepam bekerja menurunkan tingkat
fase depolarisasi yang cepat di sitem
pernafasan pusat sehingga dapat terjadi
penurunan spasma otot dan pernafasan
perifer.

2. Resiko gangguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 1. Pantau tingkat pengsian kapiler perifer 1. Kapiler kecil mempunyai volume darah
berhubungan dengan penurunan asupan x 24 jam 2. Pemberian oksigen dengan memakai masker yang relatif kecil dan cukup sensitif sebagai
oksigen dari luar Kriteria Hasil : atau nasal binacul dengn dosis rata-rata tanda terhadap penurunan oksigen darah.
Jaringan perifer (kulit) terlihat merah dan segar, 3l/menit. 2. Oksigen tabung mempunyai tekanan yang
akral teraba hangat. Hasil pemeriksaan AGD : P 3. Hindarkan anak dari rangsangan yang lebih tinggi dari oksigen lingkungan
darah 7,35-7,45, PO2 80-104 MmHg, HCO3 21-25, berlebihan baik suara, mekanik maupun sehingga mudah masuk ke paru-paru.
pasien tidak sianosis cahaya Pemberian dengan masker karena
4. Tempatkan pasien pada ruangan dengan mempunyai persentase sekitar 35% yang
sirkulasi udara yang baik. dapat masuk ke saluran pernafasan
3. Rangsangan akan meningkatkan fase
eksitasi persarafan yang dapat menaikkan
kebutuhan oksigen jaringan.
4. Meningkatkan jumlah udara yang masuk
dan mencegah hipoksemia jaringan.
3. Resiko gangguan perkembangan kognitif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 1. Pantau tingkat kognitif anak dengan cara 1. Kesulitan dalam mengingat hal-hal yang
kerusakan sebagian memori x 24 jam memberi respon terhadap pertanyaan sesuai sederhana sebagai indikasi kerusakan
Kriteria Hasil : usia dan sesuai pelajaran yang sudah di memori yang berat.
Anak tidak mengalami kesulitan berlebihan dapatkan. 2. Merangsang kemampuan memori sesuai
dalam belajar, anak dapat mengikuti 2. Rangsang memori anak dengan mengingat tahap perkembangan dengan tanpa
proses pembelajaran sekolah materi sesuai perkembangannya misal anak usia memperbuat memori anak.
1 tahun diminta mengingat gambar binatang 3. Neurotropik meningkatkan kerja neuron
yang familiar seperti kucing, usia 3-4 tahun protein membantu meregrasi sel neuron
mengingat gambar segitiga dan lain sebagainya otak yang mengalami kerusakan. Bahan
tanpa terlalu memaksakan makanan seperti AA dan DHA yang banyak
3. Berikan anak nutrisi yang cukup mengandung terdapat pada ikan laut meningkatkan
vitamin neurotropik, cukup mengandung bahan kemampuan memori otak
yang bermanfaat untuk perkembangan otak. 4. Mengurangi serangan yang dapat merusak
otak.

4. Resiko gangguan perkembangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau tingkat perkembanagn sosial dan 1. Kurangnya kepercayaan diri dapat
sosial berhubungan dengan selama 2x 24 jam berhubungan seperti kepercayaan diri, interaksi diindikasikan dengan anak tidak mau
peningkatan frekuensi kekambuhan Kriteria Hasil : sosial. Cara yang bisa dipakai setelah terbina berinteraksi dengan teman sebaya maupun
dan proteksi yang berlebihan Anak terlihat aktif berinteraksi dengan orang hubungan saling percaya dengan perawat, anak orang yang di sekitar dan tidak mau
lain saat di rumah sakit, frekuensi dapat di coba untuk menggambar dan mengungkapkan pendapat.
kekambuhan 1-3 kali dalam setahun atau menjelaskan gambarnya, anak dikumpulkan jadi 2. Meningkatkan interaksi anak terhadap teman
tidak kambuh sama sekali satu dengan teman sebaya nya sebaya tanpa melalui paksaan dan doktrin
2. Berkan anak terapi bermain dengan sebaya di dari orang tua.
rumah sakit yang melibatkan banyak anak seperti 3. Meningkatkan nilai positif yang ada pada anak
main lempar bola. dan memperbaiki kelemahan dengan
3. Beri anak reward apabila anak berhasil kemauan yang kuat.
melakukan aktivitas positif misalnya melempar
bola dengan tepat dan support anak apabila
belum berhasil.
5. Resiko cidera (terjatuh, terkena Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 1. Tempatkan anak pada tempat tidur yang lunak 1. Menjaga posisi tubuh lurus yang dapat
benda tajam) b.d penurunan respon jam dan rata seperti bahan matras. berdampak pada lurusnya jalan nafas.
terhadap lingkungan Kritera Hasil : 2. Pasang pengaman d kedua sisi tempat tidur 2. Mencegah anak jatuh
Anak tidak terluka atau jatuh saat 3. Jaga anak saat timbul serangan kejang 3. Menjaga jalan nafas dan mencegah nak
terjatuh

6. Resiko kejang berulang b.d riwayat kejang Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
maka tujuan : tidak mengalami kejang yang mudah menyerap keringat. yang mudah menyerap keringat.
Kriteria Hasil : 2. Berikan kompres hangat 2. Berikan kompres hangat
a. Tidak terjadi serangan kejang berulang 3. Observasi kejang dan TTV tiap 4 jam sekali 3. Observasi kejang dan TTV tiap 4 jam sekali
b. Suhu tubuh dalam batas normal 4. Batasi aktivitas selama anak panas 4. Batasi aktivitas selama anak panas
c. Kesadaran komposmentis 5. Kolaborasi dengan dokter pemberan obat 5. Kolaborasi dengan dokter pemberan obat
d. Respirasi dalam rentan normal antibiotik, antiperetik, dan anti kejang. antibiotik, antiperetik, dan anti kejang.
Evaluasi Keperawatan

a. Pasien tidak mengalami cedera, tidak jatuh, dan tidak memar


b. Tidak ada obstruksi lidah, pasien tidak mengalami apnea dan aspirasi
c. Pasien dapat berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitar, pasien
tidak menarik diri / minder.
d. Pola nafas normal, TTV dalam batas normal
e. Pasien toleran dengan aktivitasnya , pasien dapat melakukan
aktivitas sehari – hari secara normal
f. Organ sensori dapat menerima stimulan dan menginteprestasikan
dengan normal, ansietas pasien dan keluarga berkurang, pasien
tampak tenang
g. Status kesadaran pasien membaik.
……

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai