Anda di halaman 1dari 14

Noor Faidah

Definisi
Asma bronchiale adalah penyakit inflamasi
kronis saluran nafas yang bersifat reversibel
dengan meningkatnya respon trakea dan
bronkus terhadap beberapa rangsangan
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran
nafas yg bersifat reversibel dngan ciri
meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dngan
manifestasi penyempitan jalan nafas, yg ditandai
dengan mengi, batuk dan sesak
Pemicu al : stress, riwayat terpapar alergen,
exercise, terpapar udara dingin, infeksi sal nafas
Patofisiologi

 Respon inflamasi tipe cepat, sel-sel mast


mengeluarkan mediator , spt histamin, leukotrien,
prostaglandin dan tromboksan yg menimbulkan
bronkokonstriksi. Pada tipe lambat, sitokin-sitokin
dikeluarkan sehingga memperlama inflamasi dan
mengaktivasi eosinofil, basofil, limfosit, dan sel2
mast. Sitokin bersama sel inflamasi yg lain akan
saling berinteraksi shg terjadi proses inflamasi yg
komplek, yg akan merusak epitel saluran nafas.
 Hiperplasia otot polos dan hiperresponsif bronkial
akibat proses inflamasi kronis menyebabkan
menyempitnya saluran udara,  mengi, batuk,
sesak, nafas pendek.
• Serangan asma berkaitan dengan obstruksi jalan
nafas secara luas yg merupakan kombinasi spasme
otot polos bronkus, edema mukosa, sumbatan
mukus, dan inflamasi saluran nafas
• Sumbatan jalan nafas menyebabkan peningkatan
tahanan jalan nafas, terperangkapnya udara, dan
distensi paru yg berlebih (hiperinflasi).
• Perubahan tahanan jalan nafas yg tdk merata di
jaringan bronkus, menyebabkan tidak padu padan
ventilasi dan perfusi. Hiperventilasi paru
menyebabkan penurunan compliance paru, shg
terjadi peningkatan kerja nafas. Peningkatan tekanan
intra pulmonal yg diperlukan utk ekspirasi melalui
saluran nafas yg menyempit,menyebabkan
penutupan sal nafas dan resiko terjadi pneumotorak.
• Peningkatan tekanan intratorakal, dapat mempengaruhi
arus balik vena, dan mengurangi curah jantung yang
bermanifestasi sbg pulsus paradoksus.
• Ventilasi perfusi yg tdk padu padan, hipoventilasi
alveolar, dan peningkatan kerja nafas menyebabkan
perubahan gas dlm darah. Pada awal serangan untuk
mengkompensasi hipoksia, terjadi hiperventilasi
sehingga kadar PaCO2 akan turun dan terjadi alkalosis
respiratorik. Dapat terjadi juga asidosis metabolik akibat
hipoksia jaringan, produksi laktat oleh otot nafas, dan
masukan kalori yg kurang.
• Hipoksia dan anoksia dapat menyebabkan
vasokonstriksi pulmonal
• Hipoksia dan vasikontriksi dapat merusak sel alveoli shg
produksi surfaktan berkurang dan meningkatkan resiko
terjadi atelektasis.
Klinis Serangan Asma
• Mengi
• sesak nafas
• Rasa berat di dada
• batuk
•Bervariasi menurut waktu dan intensitasnya,
disertai keterbatasan aliran udara ekspirasi
ANAMNESA

• Pada pasien asma bronkial, hasil anamnesis +


pemeriksaan fisik yang khas yaitu :
• A (Airway) : Wheezing /mengi, batuk (sumbatan di
jalan nafas bisa berupa sputum/lendir)
• B (Breathing) : Sesak nafas, rasa berat di dada, nafas
cuping hidung dan menggunakan otot pernafasan
tambahan, retraksi interkostal
• C (Circulation) : keringat dingin, sianosis, takhicardia,
PENILAIAN RESPON

Meliputi :
• Status klinis
• Kebutuhan oksigen
• Pemeriksaan fungsi paru
 Evaluasi klinis 1 jam post bronkodilator
TATA LAKSANA PADA SAAT SERANGAN

1. Oksigen ( target saturasi oksigen di atas 95%


2. Pemberian bronkhodilator
3. Terapi / tindakan Nebulizer
TUJUAN PENATALAKSANAAN

1. Menghilagkan obstruksi secepat mungkin


2. Menghilangkan hipoksemia
3. Mengembalikan faal paru secepat mungkin
4. Mencegah kekambuhan
FAKTOR YANG MENINGKATKAN RESIKO
KEMATIAN

1. Riwayat gagal nafas dan pemasangan intubasi


2. Pemakaian steroid sistemik
3. Penatalaksanaan yang tidak adekuat
4. Depresi berat atau masalah psikososial
CONTOH KASUS 1

• Seorang anak laki2, usia 5 thn, diantar di IGD dgn keluhan batuk dan
sesak nafas, hasil pengkajian : tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur
pada mlm hari, terdengar ronchi kering yang kuat, frekuensi nafas
30x/mnt, frekuensi Nadi 96x/mnt, suhu 37,9 °C
• Pertanyaan : apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
• Pilihan Jawaban :
A.Bersihan Jalan nafas tidak efektif
B.Gangguan Pertukaran gas
C.Resiko defisit nutrisi
D.Gangguan pola tidur
E.Hipertermia
KASUS 2

• Seorang pasien laki-laki, usia 65 thn, dirawat dengan keluhan batuk


dan sesak nafas, hasil pengkajian : suara nafas wheezing, TD 140/90
mm Hg, frekuensi nadi 94x/mnt, frekuensi nafas 26x/mnt, saturasi
oksigen 94%, pasien dilakukan nebulisasi.
• Pertanyaan : apakah evaluasi setelah dilakukan tindakan tersebut?
• Pilihan jawaban :
A.Menanyakan respon verbal
B.Mengukur tekanan darah
C.Mengkaji suara nafas
D.Mengukur saturasi
E.Menghitung nadi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai