Anda di halaman 1dari 45

BIODATA

NAMA : KASIYADI
TEMPAT, TGL LAHIR : Malang, 9 Oktober 1959
AGAMA : ISLAM
STATUS : KAWIN, ANAK 2 (dua)
ALAMAT : Perum. BUNUL ASRI
Jl. TARIKU III A/19 MALANG
NO. TELP. : 0341-472879 (Rumah)
08123545490 (HP)
0341- 7026841 (Flexi)
JABATAN :
 KASIE PENGAWASAN NORMA KERJA DISNAKER
KOTA MALANG
 DOSEN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
KANJURUHAN
 DOSEN MANAJ. SDM (LAB. PROFESIONAL)
UNIVERSITAS GAJAHYANA
PENDIDIKAN : S1 MANAJ. KEU. Tahun 1986
S1 ILMU HUKUM Tahun 2006
S2 MANAJEMEN Tahun 2004
HUBUNGAN INDUSTRIAL
HUBUNGAN KERJA DAN ASPEK NORMATIF
KETENAGAKERJAAN

OLEH: Drs. Kasiyadi, sh, mm


DEFINISI
• Hubungan Industrial
Suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/ atau jasa
yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945

• Hubungan Kerja:
Hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja,yang mempunyai unsur
pekerjaan, upah, dan perintah
BENTUK
HUBUNGAN KERJA

Prsh swasta/ BUMN- P H


D K1-25 org B101 org E U
ke atas
R B PRSH
O
J K UTAMA PERUSAHAAN
U
PEMBORONGAN
A E T
PKWT PEKERJAAN
S
K R O PKWT/PKWRTT
PENCA
LPK E J U
KER PKWTT PERUSAHAAN
R A R
SD PENYEDIAAN
PEM C
SMP PEKERJAAN I TENAGA KERJA
SMA UPAH N PKWT/PKWTT
PT SWAS PERINTAH G
PASAL 50

Hubungan kerja terjadi karena


adanya perjanjian kerja antara
Pengusaha dan Pekerja
PASAL 51

1) PK dibuat secara tertulis atau lisan


2) PK yang tertulis dilaksanakan sesuai
peraturan Per-UU yang berlaku
PASAL 52
 PK dibuat atas dasar :
a. Kesepakatan kedua belah pihak
b. Kemampuan atau cakap melakukan
perbuatan hukum
c. Ada pekerjaan yang dijanjikan
d. Tidak bertentangan dengan ketertiban
Umum, Kesusilaan, dan Peraturan-
peraturan Per-UU yang berlaku
PASAL 56

1) PK dibuat :
a. Waktu tertentu
b. Waktu tidak tertentu
2) PK untuk waktu tertentu didasarkan :
a. Jangka waktu
b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu
PASAL 62

Pihak yang mengakhiri hubungan kerja


sebelum berakhirnya jangka waktu yang
ditetapkan diwajibkan membayar ganti rugi
kepada pihak lainnya sebesar Upah pekerja
sampi batas waktu berakhirnya jangka waktu
PK.
PASAL 64

Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan


pekerjaan kepada perusahaan
melalui :
 perjanjian pemborongan pekerjaan secara
tertulis
 Perjanjian penyediaan jasa pekerja secara
tertulis
PASAL 65
1) Melalui perjanjian tertulis dengan perusahaan yang memborongkan
pekerjaan
2) Pekerjaan hatrus memenuhi syarat :
 Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
 Perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan
 Merupakan kegiatan penunjang perusahaan
 Tidak menghambat proses produksi secara langsung
3) Perusahaan pemborongan pekerjaan harus berbadan HUKUM
4) Perlindungan dan syarat kerja bagi perusahaan pemborongan
pekerjaan sekurang-kurangnya sama dengan perlindungan dan
syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan
5) Hubungan kerja antara perusahaan pemborongan pekerjaan dan
pekerjanya dapat didasarkan PK waktu tertentu maupun PK waktu
tidak tertentu
PASAL 59
1) PK untuk wktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu:
 Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya
 Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu tidak terlalu
lama dan paling lama 3 (tiga) tahun
 Pekerjaan yang sifatnya Musiman
 Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru atau
produ8k tambahan dalam percobaan/ penjajakan
2) PK untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang berrsifat
tetap
3) PK untuk waktu tertentu dapat Diperpanjang atau Diperbaharui
4) PK untuk waktu tertentu yang didasarkan jangka waktu tertentu diadakan
paling lama 2 (dua) tahun dan boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk
jangka waktu paling lama 1 tahun
5) Untuk memperpanjang PK untuk waktu tertentu, paling lama 7 (tujuh) hari
sebelum berakhirnya PK tersebut, secara tertulis diberitahukan kepada pekerja
6) Pembaharuan PK waktu tertentu dapat diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya PK waktu tertentu yang
lama, Pembaharuan PK waktu tertentu hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali
dan paling lama 2 (dua) tahun
PASAL 66
PERUSAHAAN PENYEDIAAN JASA PEKERJA

1) Melalui perjanjian tertulis dengan perusahaan pengguna jasa


pekerja
2) Melaksanakan kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi
3) Adanya hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan
penyedia tenaga kerja baik dengan PK waktu tertentu maupun
PK waktu tidak tertentu
4) Perusahaan penyedia jasa pekerja harus berbadan hukum dan
memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di Bidang
Ketenagakerjaan
5) Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat kerja dan
perselisihan menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa
tenaga kerja
WAKTU KERJA
PASAL 77
1) Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan
waktu kerja
2) Waktu kerja :
a. 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja
dalam 1 minggu
b. 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja
dalam 1 minggu
PASAL 78

1) Melebihi waktu kerja tersebut diatas, syarat :


 Ada persetujuan dari pekerja
 Waktu kerja lembur dilakukan paling banyak 3 jam
dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu
2) Melebihi waktu kerja, wajib dibayar upah
kerja lembur
PASAL 79
1) Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan Cuti
2) Waktu istirahat dan Cuti :
a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya ½ jam setelah
bekerja 4 jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja
b. Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu
atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu
c. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan
pada tahun ke tujuh dan ke delapan masing-masing 1 bulan bagi
pekerja yang telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada
perusahaan yang sama dewngan ketentuan tidak berhak lagi atas
istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan dan selanjutnya
berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun
PASAL 80

Pengusaha wajib memberikan


kesempatan yang secukupnya kepada
pekerja untuk melaksanakan ibadah yang
diwajibkan agamanya
PASAL 81

Pekerja perempuan yang dalam masa haid


meraskan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha, tidak wajib bekerja
pada hari pertama dan kedua pada waktu
haid
PASAL 82
1) Pekerja perempuan berhak istirahat selam
1 ½ bulan sebelum saatnya melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan
atau Bidan
2) Pekerja perempuan yang mengalami
keguguran kandungan berhak istirahat 1
½ bulan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan atau Bidan
PASAL 83

Pekerja perempuan anaknya masih


menyusui harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan selama waktu
bekerja
PASAL 85
1) Pekerja tidak wajib bekerja pada hari libur
resmi
2) Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja
pada hari libur berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak
3) Pengusaha wajib membayar upah kerja
lembur apabila mempekerjakan pekerja
pada hari libur resmi
PERJANJIAN KERJA
PKWT PKWTT
•Pekerjaan sekali selesai / sementara • Pekerjaan yang bersifat tetap
•Penyelesaian pekerjaan paling lama 3 • Masa percobaan paling lama 3
tahun bulan
•Musiman • Tertulis maupun lisan
•Produk / kegiatan baru, tambahan • Lisan, wajib dibuat surat
dalam percobaan pengangkatan yang sekurang-
•Bukan untuk pekerjaan yang bersifat kurangnya memuat :
tetap 1. Nama, Alamat,
•Dibuat dalam jangka waktu 2 tahun, Pengusaha, dan Pekerja
diperpanjang 1(satu) kali paling lama 2. TGL/BLN/THN mulai
1 (satu) tahun Bekerja
•Maksud memperpanjang PKWT, 3. Jenis Pekerjaan
paling lama 7 (tujuh) hari sebelum 4. Upah
berakhirnya
•Pembaharuan dilakukan setelah
MASALAH OUT SOURCING
1. Ada anggapan OUT SOURCING selalu dilaksanakan dengan
PKWT
2. Sulit didefinisikan mengenai jenis pekerjaan yang
dikategorikan penunjang, karena :
 Adanya perbedaan persepsi yang dilatar belakangi oleh kepentingan mencari
keuntungan dalam kondisi-kondisi tertentu
 Bebtuk-bentuk pengelolaan usaha yang banyak dan variatif serta komplek
sehingga ada kerancuan mengenai pekerjaan yang bersifat menunjang
 Adanya globalisasi yang mengarah bentuk baru pola kemitraan usaha dari
negara lain
3. Pada saat tertentu ada jenis pekerjaan dari perusahaan yang
bersifat order
4. Perlindungan dan syarat kerja yang minimal sama bagi pekerja
di perusahaan penerima pemborongan masih tidak jelas / Rancu
TERIMAKASIH
PENGUPAHAN
UU RI NO 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
PASAL 88
1) Pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
2) Pemerintah menetapkan kebijaksanaan pengupahan
3) Kebijaksanaan pengupahan meliputi :
a. Upah minimum
b. Upah kerja lembur
c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan pekerjaan lain diluar
pekerjaanya
e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
f. Bentuk dan cara pembayaran upah
g. Denda dan potongan upah
h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
i. Struktur dan skala pengupahan yang Proporsional
j. Upah untuk pembayaran pesangon
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
4) Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak
dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
PASAL 89
1) Upah minimum terdiri atas :
a. Upah minimum berdasarkan wilayah propinsi atau
kabupaten/kota
b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah
propinsi, kabupaten/kota
2) Upah minimum untuk mencapai kebutuhan hidup layak
3) Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan
Propinsi atau Bupati/Walikota
Pasal 90
1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih
rendah dari upah minimum
2) Pengusaha yang tidak mampu membayar
upah minimum dapat melakukan
penangguhan
PASAL 91
1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas
kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/SP
tidak boleh lebih rendah dari pengupahan yang
ditetapkan peraturan-peraturan yang berlaku
2) Kesepakatan yang lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan Per-UU yang
berlaku batal demi hukum dan pengusaha
wajib membayar upah sesuai peraturan Per-
UU yang berlaku
1)
PASAL 93
Upah tidak dibayar bila pekerja tidak melakukan pekerjaan

2) Ketentuan tersebut diatas tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila :
a. Pekerja sakit
b. Pekerja perempuan sakit pada hari pertama dan kedua masa haid
c. Pekerja nikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anak, istri melahirkan,atau keguguran
kandungan, suami/istri/anak/menantu/orang tua/mertua, anggota keluarga dalam satu rumah meninggal
dunia
d. Menjalankan kewajiban negara
e. Menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya
f. Pekerja bersedia melakukan pekerjaan yang dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya baik
karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindarkan pengusaha
g. Pekerja melaksanakan hak istirahat
h. Pekerja melaksanakan tugas SP atas persetujuan pengusaha
i. Pekerja melaksanakan pendidikan dari perusahaan

3) Pekerja sakit, upah byang dibayarkan :


a. Untuk 4 bulan pertama : 100 % dari Upah
b. Untuk 4 bulan kedua : 75 % dari Upah
c. Untuk 4 bulan ketiga : 50 % dari Upah
d. Untuk bulan selanjutnya dibayar : 25 % dari Upah sebelum PHK dilakukan oleh
Pengusaha

4)  Pekerja nikah,upah dibayar selama 3 (tiga) hari


 Menikahkan anak, upah dibayar selama 2 (dua) hari
 Membaptiskan anak, upah dibayar selama 2(dua) hari
 Istri melahirkan atau keguguran kandungan, upah dibayar 2(dua) hari
 Suami/Istri/, Orang Tua/Mertua, Anak/Menantu meninggal dunia, upah dibayar 2(dua) hari
 Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, upah dibayar 1 (satu) hari
PASAL 94
Dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah Pokok dan
Tunjangan Tetap maka :
Upah pokok sedikit-dikitnya 75 % dari jumlah Upah Pokok
dan Tunjangan Tetap
PASAL 96
Tuntutan pembayaran upah pekerja dan
segala pembayaran yang timbul dari
hubungan kerja menjadi kadaluarsa
setelah melampaui jangka waktu 2 (dua)
tahun sejak timbulnya hak
KETENTUAN PIDANA
PASAL 185
1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 42 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat
(2), Pasal 80, Pasal 82, pasal 90 ayat (1), Pasal 143, dan Pasal
160 ayat (4) dan ayat (7), DIKENAKAN SANKSI PIDANA
PENJARA PALING SINGKAT 1(SATU) TAHUN DAN
PALING LAMA 4 (EMPAT) TAHUN DAN/ATAU DENDA
PALING SEDIKIT Rp. 100.000.000,00 (SERATUS JUTA
RUPIAH) DAN PALING BANYAK Rp. 400.000.000,00
(EMPAT RATUS JUTA RUPIAH).
2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan TINDAK PIDANA KEJAHATAN.
UPAH MINIMUM
KOTA MALANG
2002 2003 2004 2005 2006 2007

443.000 497.100 548.000 575.300 681.000 745.109

12,21 % 10,24 % 4,9 % 18,37 % 9,4 %


PERHITUNGAN UPAH
LEMBUR
A. NILAI KOMPONEN UPAH SEBAGAI DASAR
PERHITUNGAN UPAH LEMBUR
1. Upah Pokok
2. Tunjangan Jabatan
3. Tunjangan Kemahalan
4. Nilai Pemberian Catu untuk Pekerja
B. NILAI KOMPONEN UPAH SEBAGAI DASAR
PERHITUNGAN UPAH LEMBUR TIDAK BOLEH KURANG
DARI 75 % DARI KESELURUHAN UPAH YANG
DIBAYARKAN
C. UPAH SEJAM = 1/173 X UPAH SEBULAN
D. LEMBUR HARI BIASA
1. Jam kerja lembur pertama : 1,5 x Upah sejam
2. Setiap jam kerja lembur berikutnya : 2 x upah sejam
E. LEMBUR ISTIRAHAT MINGGUAN/ HARI RAYA RESMI
1. Setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam kerja terpendek : 2 x Upah
sejam
2. Jam pertama selebihnya 7 jam atau 5 jam kerja terpendek : 3 x Upah
sejam
3. Jam kedua setelah 7 jam atau 5 jam kerja terpendek :4x
Upah
PERHITUNGAN JAM KERJA
LEMBUR DAN UPAH LEMBUR
DALAM SATU MINGGU
HARI JAM JAM JAM NILAI JAM UPAH LEMBUR
KERJA KERJA LEMBUR KERJA
PER HARI BIASA LEMBUR
SENIN 9 7 2 (1 X 1 ½) + 3 ½ x Upah per
(1x2)=3 ½ jam
SELASA 9 7 2 (1 X 1 ½) + 3 ½ x Upah per
(1x2)=3 1/2 jam
RABU 9 - 9 (7x2) + 21 x Upah per
(1x3)+ (1x4) jam
= 21
KAMIS 9 7 2 (1 X 1 ½) + 3 ½ x Upah per
(1x2)=3 ½ jam

JUMAT 9 7 2 (1 X 1 ½) + 3 ½ x Upah per


(1x2)=3 ½ jam

SABTU 9 5 4 (1x1 ½) + 7 ½ x Upah per


(Hari (3x2)= 7 ½ jam
Pendek)
MINGGU 9 - 9 (1 X 1 ½) + 21 x Upah per
(Istirahat (1x2)=3 ½ jam
Mingguan)
JUMLAH 63 33 30 63 ½ 63 ½ x Upah per
jam
PASAL 156 AYAT (1)

Dalam hal terjadi PHK, Pengusaha


diwajibkan membayar uang pesangon dan atau
uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian Hak.
PASAL 156 AYAT (2) ;
PERHITUNGAN UANG PESANGON :
a. MK kurang 1 tahun
- 1 Bulan Upah
b. MK 1 Tahun atau lebih tapi kurang dari 2 Tahun
- 2 Bulan Upah
c. MK 2 Tahun atau lebih tapi kurang dari 3 Tahun
- 3 Bulan Upah
d. MK 3 Tahun atau lebih tapi kurang dari 4 Tahun
- 4 Bulan Upah
e. MK 4 Tahun atau lebih tapi kurang dari 5 Tahun
- 5 Bulan Upah
f. MK 5 Tahun atau lebih tapi kurang dari 6 tahun
- 6 Bulan Upah
g. MK 6 tahun atau lebih tapi kurang dari 7 Tahun
- 7 Bulan Upah
h. MK 7 Tahun atau lebih tapi kurang dari 8 Tahun
- 8 Bulan Upah
a. MK 8 Tahun atau lebih
- 9 Bulan Upah
PASAL 156 AYAT 3
PERHITUNGAN UANG PENGHARGAAN MASA KERJA

A. MK 3 Tahun atau Lebih tapi kurang dari 6 Tahun


2 Bulan Upah
B. MK 6 Tahun atau kebih tapi kurang dari 9 Tahun
3 Bulan Upah
C. MK 9 Tahun atau lebih tapi kurang dari 12 Tahun
4 Bulan Upah
D. MK 12 Tahun atau lebih tapi kurang dari 15 Tahun
5 Bulan Upah
E. MK 15 Tahun atau lebih tapi kurang dari 18 Tahun
6 Bulan Upah
F. MK 18 Tahun atau lebih tapi kuarang dari 21 Tahun
7 Bulan Upah
G. MK 21 Tahun atau lebih tapi kurang dari 24 tahun
8 Bulan Upah
H. MK 24 Tahun atau lebih
10 Bulan Upah
PASAL 156 AYAT 4
UANG PENGGANTIAN HAK :
A. Cuti Tahunan yang belum diambil
B. Biaya/ongkos untuk pekerja dan keluarganya ke
tempat dimana pekerja diterima bekerja
C. Penggantian perumahan, pengobatan, dan
perawatan ditetapkan 15 % dari uang
penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi
syarat
D. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama

Anda mungkin juga menyukai