Anda di halaman 1dari 29

Kerangka Fikih dan

Operasionalisasi
Penyelenggaraan
Bisnis Koperasi

Disampaikan kembali oleh:


Firmansyah, S.Pd., M.E.Sy.
Bisnis Dalam Pilar Ekonomi Islam
PENGELOLAAN KEPEMILIKAN

K. INDIVIDU K. UMUM K. NEGARA KEPEMILIKAN

INDIVIDU NEGARA PENGELOLA

Ekonomi Privat Ekonomi Negara SEKTOR

Konsumsi Produksi PENGELOLAAN

PERTANIAN PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN BIDANG

Konsumsi Pertanahan Jual Beli (al Bai’) Industri & HUKUM


(al Aradhi) dan Syarikah Ketenagakerjaan
Bekerja & Bisnis Individu
Dalam Pilar Ekonomi Islam
BEKERJA
(al-'amal)

Mendapatkan Harta Mengembangkan Harta


(Akhdu al-mal) (Tanmiyatu al-mal)

BISNIS

Usaha Usaha
Sendiri Bersama
(Syarikah)
POKOK-POKOK
IMPLEMENTASI SYARIAH
DALAM
KERJASAMA USAHA
Syirkah

ً‫النصيبين فصاعدا‬
ْ ‫الشركة في اللغة خلط‬
‫بحيث ال يتميز الواحد عن اآلخر‬
Pengertian bahasa
Mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga
tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya.
(An-Nabhani, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, hal. 134).
Syirkah
ِ ‫فأكثر يتَّ ِف َق‬
‫ان‬ َ َ َ ‫اثنين‬ ِ
‫والشركة شرعاً هي َع ْق ٌد بين‬
ِ ِ
‫الربْ ِح‬ ‫د‬ ‫ص‬‫ق‬
ِّ ْ َ ٍّ‫ب‬ ‫مالي‬ ٍ
‫بعمل‬ ‫القيام‬ ‫على‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ْ ‫ف‬

Makna Syariat
Syirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang
bersepakat untuk melakukan suatu usaha/bisnis dengan
tujuan memperoleh keuntungan.
(An-Nabhani, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, hal. 134).
Hukum Syirkah

 Hukumnya jâ’iz (mubah).


 Dalilnya As-Sunnah, a.l.
(1) Nabi SAW men-taqrir muamalah syirkah.
(2) Nabi SAW bersabda :

ُ
‫خرجت من بينهما‬ ‫ فإن خان‬،‫قال هللا تعالى أنا ثالث الشريكين ما لم يَ ُخن أح ُدهما صاحبَه‬ 

"Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari
dua pihak yang ber-syirkah selama salah satunya tidak
mengkhianati yang lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku
keluar dari keduanya."
[HR. Abu Dawud, al-Baihaqi, dan ad-Daruquthni]
Rukun & Syarat Syirkah

1. Dua pihak yang berakad (‘âqidâni), syaratnya :


memiliki ahliyah at-tasharruf (kecakapan
melakukan tindakan hukum);
2. Obyek akad (ma’qûd ‘alayhi), mencakup
pekerjaan (amal) dan/atau modal (mâl);
3. Shighat (ijab-kabul).
Syarat Syirkah

1. Obyek akadnya berupa tasharruf, yaitu perbuatan atau


perkataan yang mempunyai akibat hukum. Contoh :
menerima barang (perbuatan), atau mengadakan akad
jual-beli (perkataan).
2. Obyek akadnya dapat diwakilkan (qabilun li al-
wakalah), agar keuntungan syirkah menjadi hak
bersama di antara para syarîk (mitra usaha).
(An-Nabhani, 1990: 146).
Macam-macam Syirkah

1. SYIRKAH AMLAK= kepemilikan bersama oleh dua pihak


atau lebih atas suatu barang yang diperoleh melalui
salah satu sebab kepemilikan, seperti hibah, jual beli,
waris, dll.
2. SYIRKAH AKAD = akad antara dua pihak atau lebih
dalam pekerjaan (amal) dan/atau modal (mal) atau
keuntungan.
Macam-macam Syirkah

(1) Syirkah Inan


(2) Syirkah Abdan
(3) Syirkah Mudharabah
(4) Syirkah Wujuh
(5) Syirkah Mufawadhah
Jenis Syirkah
Md P Md + P
Md x M M

P M A M

Md + P M M I

• X : Bathil
• M : Mudharabah
• A : Abdan
• I : Inan (Musyarokah)
• Wujuh : Mudharabah +
• Mufawadhah : Campuran
Syirkah Wujuh
 Syirkah yang didasarkan pada wujûh (kedudukan, ketokohan,
atau keahlian) seseorang di tengah masyarakat.
 Terdapat 2 (dua) bentuk/model syirkah wujuh :
1. Syirkah wujuh yang termasuk kategori syirkah
mudharabah.
2. Syirkah wujuh yang termasuk kategori syirkah abdan.

Catatan :
Wujûh yang dimaksud adalah kepercayaan finansial (tsiqah mâliyah),
bukan semata-semata ketokohan di masyarakat. Misalnya, syirkah wujûh
yang dilakukan oleh seorang , dimana para pedagang menilai dia memiliki
kepercayaan finansial (tsiqah mâliyah) yang tinggi, misalnya dikenal jujur
dan tepat janji dalam urusan keuangan (An-Nabhani, 1990: 155-156).
Syirkah Wujuh

 Syirkah wujûh model pertama


 Syirkah antara dua pihak (misal A dan B) yang sama-sama
memberikan konstribusi kerja (‘amal), dengan pihak ketiga (misalnya
C) yang memberikan konstribusi modal (mâl). Pihak A dan B adalah
tokoh masyarakat.
 Termasuk dalam syirkah mudhârabah.

 Syirkah wujûh model kedua


 Syirkah antara dua pihak atau lebih yang ber-syirkah dalam barang
yang mereka beli secara kredit, atas dasar kepercayaan pedagang
kepada keduanya, tanpa konstribusi modal dari masing-masing pihak
(An-Nabhani, 1990: 154).
 Termasuk dalam syirkah ‘abdan.
Syirkah Mufawadhah
 Syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua
jenis syirkah (syirkah inân, ‘abdan, mudhârabah, dan wujûh). (An-
Nabhani, 1990: 156; Al-Khayyath, 1982: 25).
 Syirkah mufâwadhah dalam pengertian ini adalah boleh. Sebab,
setiap jenis syirkah yang sah ketika berdiri sendiri, maka sah pula
ketika digabungkan dengan jenis syirkah lainnya. (An-Nabhani,
1990: 156).

 Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan.


 Kerugian ditanggung sesuai dengan jenis syirkah-nya;
1. Ditanggung oleh para pemodal sesuai porsi modal, jika berupa
syirkah inân,
2. Ditanggung pemodal saja, jika berupa syirkah mudhârabah,
3. Ditanggung mitra-mitra usaha berdasarkan persentase barang
dagangan yang dimiliki, jika berupa syirkah wujûh.
contoh

Syirkah Mudharabah

Shahibul Maal Mudhorib

MODAL 100 % SKILL

x% y%
PROYEK

PENDAPATAN/KEUNTUNGAN
contoh

Nisbah [Rasio] Bagi Hasil


 Nisbah merupakan ratio atau porsi bagi hasil yang akan
diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerja
sama usaha, yaitu pemilik dana (shahibul maal) dan
pengelola dana (mudharib) yang tertuang dalam akad
dan telah ditandatangani pada awal sebelum
dilaksanakan kerja sama usaha.
 Misalnya, porsi bagi hasil berdasarkan suatu
perbandingan 40 : 60, maksudnya adalah hasil usaha
didistribusikan :
 40% kepada pemilik dana/investor (shahibul maal)
 60% kepada pengelola dana (mudharib)
contoh

Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil


Profit Sharing (Bagi Laba)
Perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba, yaitu
pendapatan usaha dikurangi beban usaha.

Berbeda dengan yg digunakan di hampir semua bank syariah :


Revenue Sharing

Revenue Sharing (Bagi Pendapatan)


Perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada pendapatan
usaha tanpa dikurangi beban usaha.
contoh
Contoh Bagi Hasil
Ahmad dan Mahmud melakukan kerjasama bagi hasil. Ahmad
memberikan modal 20 juta dan Mahmud 30 juta. Kesepakatannya
adalah keuntungan dibagi dengan nisbah 30% Ahmad dan 70%
Mahmud.
1.Jika usahanya mendapatkan keuntungan 5 juta, berapa bagi hasil
Ahmad dan Mahmud?
2.Jika usahanya merugi 10 juta, siapa yang menanggung kerugian?
Untung
Ahmad = 30% x 5 juta = 1,5 juta
Mahmud = 70% x 5 juta = 3,5 juta
Rugi, jika rugi penanggungan berdasarkan porsi modal yg ditanamkan
Ahmad = 20jt/50jt x 10jt = 4 juta
Mahmud = 30jt/50jt x 10 jt = 6 juta
POKOK-POKOK
IMPLEMENTASI SYARIAH
DALAM INVESTASI
Prinsip Umum Investasi

 Uang harus senantiasa beredar, tidak diperbolehkan ditimbun.


 Karena itu, ketika seseorang memiliki modal (setelah seluruh
kebutuhan pokok dan kewajibannya terpenuhi), ia diwajibkan
mengelola modal tersebut sehingga memiliki andil dalam
perekonomian.
 Pada saat seseorang memiliki modal namun tidak mampu
mengelolanya sendiri, Islam mendorong melakukan syirkah
atau kerjasama bisnis lainnya.
 Investasi hanya dibenarkan pada usaha yang transaksinya
dihalalkan oleh syariah.

21
Investasi di Bidang Pertanian

Investasi berupa tanah untuk dijualbelikan kembali di kemudian


hari diperbolehkan. Yang tidak diperbolehkan adalah menyewakan
tanah/lahan untuk kegiatan pertanian.

Tanah dengan peruntukan pertanian diwajibkan untuk dikelola


hingga produktif. Tanah pertanian yang terlantar lebih dari 3 tahun,
menurut hukum Islam akan diambil alih oleh negara dan diserahkan
kepada orang yang sanggup mengelolanya.

Pemilik tanah diperkenankan menjalin syirkah dengan syarat


memberikan andil berupa modal di luar tanah atau ikut sebagai
pengelola. Semata-mata andil berupa tanah tidak diperkenankan.
Investasi di Bidang Perdagangan
Perdagangan yang diperbolehkan di antaranya jual beli,
salam, dan istishna’.

Perdagangan yang dilarang di antaranya tadlis (penipuan


karena ada cacat barang yang disembunyikan), ghabn fakhisy
(penipuan harga), penimbunan barang dagangan (ihtikar),
pematokan harga (harga atap atau harga dasar) dan ijon.

Perdagangan hanya diperkenankan pada obyek barang yang


halal dan cara yang halal saja.
Investasi Berbasis Riba
Bunga uang adalah sama dengan riba, hukumnya terlarang.

Riba adalah tambahan yang terjadi pada barter (tukar


menukar) beberapa jenis barang tertentu yang sudah dibatasi
oleh syara’, baik dengan sebab berlebih ketika terjadi tukar-
menukar dua barang sejenis di majlis aqad (riba fadhl) atau
dengan sebab terlambat melakukan pembayaran (riba
nasi’ah).

Yang termasuk dalam riba adalah produk-produk seperti


tabungan, giro, deposito dan kredit dalam bank konvensional
dimana nasabah mendapatkan keuntungan berupa bunga.
Investasi Emas
Emas dan perak dalam pandangan Islam adalah uang
sehingga harus difungsikan sebagaimana uang.

Investasi dengan menimbun emas (menyimpan tanpa


tujuan apapun) hukumnya haram.

Menyimpan emas sebagai saving diperbolehkan karena


hanya menunda belanja di kemudian hari.
Investasi Di Bursa Saham &
Valas
Investasi di bursa saham hukumnya haram karena beberapa
alasan: (1) dalam bursa saham terdapat spekulasi yang masuk
dalam kategori money game/judi; (2) Saham yang
diperdagangkan merupakan produk syirkah musahamah
(perseroan terbatas) yang batil dalam pandangan Islam.

Investasi di bursa valas hukumnya haramnya karena beberapa


alasan: (1) menggunakan uang sebagai alat spekulasi; dan
(2) terjadi perbedaan waktu penyerahan uang, padahal
pertukaran uang mensyaratkan tunai.

Pertukaran mata uang (sharf) di money changer hukumnya


boleh sepanjang tunai.
Beberapa Studi Kasus

 PT
 Leasing
 Asuransi
 MLM
 Koperasi
 Pegadaian
 DLL
Matriks Peluang Hidup

BISNIS BISNIS
ISLAMI NON ISLAMI

SISTEM HIDUP Hidup


ISLAM IDEAL tidak ideal

SISTEM
Hidup Hidup
KAPITALIS/
tidak ideal Ideal
SOSIALIS
Sumber:

 Yuana Ryan Tresna, SE., M.Ag.

Anda mungkin juga menyukai