Anda di halaman 1dari 9

MASJID AL-MUJAHIDDIN MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN AKTIVITAS SOSIAL

KEAGAMAAN MASYARAKAT PASAR NELAYAN BENGKULU TAHUN (1920-2019)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S,Hum)
Dalam Ilmu Sejarah Perdaban Islam (SPI)
 
OLEH:
FARLEN SUMARNI
NIM. 1611430015

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


JURUSAN ADAB FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU TAHUN 2020/2021
A. Latar Belakang Masalah

Masjid adalah suatu bangunan atau gedung yang digunakan


sebagai tempat menunaikan shalat, baik sholat lima waktu atau
shalat Jum’at maupun sholat hari raya. Pengertian Masjid sebagai
bangunan atau komplek bangunan merupakan wujud dari aspek fisik
dalam kebudayaan Islam. Masjid Nabawi adalah Masjid yang
dibangun pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun
pertama hijrah di Madinah.

Masjid dalam sejarahnya mempunyai arti penting dalam


kehidupan umat Islam, hal ini karena Masjid sejak masa Rasulullah
SAW, telah menjadi sentral utama seluruh aktivitas umat Islam
generasi awal, bahkanMasjid kala itu menjadi “fasilitas”umat Islam
mencapai kemajuan peradaban. Sejarah Masjid bermula saat setelah
Rasulullah SAW, hijrah di Madinah. Langkah pertama yang beliau
lakukan di Madinah adalah mengajak pengikutnya membangun
Masjid. Allah SWT ternyata menakdirkan Masjid yang dibangun
Rasulullah SAW, di Madinah (sebelumnya disebut Yatsrib) menjadi
rintisan peradaban umat Islam.
Masuk dan berkembangnya agama Islam di Bengkulu, maka
secara pasti masyarakat Bengkulu juga memerlukan Masjid sebagai
tempat beribadah dan juga sebagai pusat aktivitas sosial.Tidak heran
jika Bengkulu terdapat beberapa Masjid lama dan bersejarah.Salah
satunya yaitu Masjid Al-Mujahiddin yang terletak di Jalan Enggano No.
07, RT 03, Rw 01 Kelurahan Pasar Nelayan Bengkulu.Pasar Nelayan
Bengkulu merupakan sebuah wilyah yang terdapat di Kecamatan Teluk
Segara,kota Bengkulu. Memiliki potensi wilayah pesisir yang besar.
Diwilayah ini terdapat area perkantoran (Kantor Gubernur, Polda
Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu), area cagar budaya ( Benteng
Marlborough, dan Kampung China), area perdagangan ( Pasar Baru
Koto 1 dan Pasar Baru Koto 2), serta area kampung nelayan yang padat
penduduk dan mayoritas masyarakatnya masih hidup dalam kemiskinan.

Masjid ini awalnya berdiri tahun 1850, dulu Masjid ini berdiri
disekitar pemandian (Batang hari) atau tempat pemandian dangkal,
yaitu tempat pemandian para dewa, lokasi Masjid ini dulunya menjadi
arena“ Sabung Ayam”. Bentuk asli bangunan ini awalnya masih sangat
sederhana, seluruhnya terbuat dari bahan kayu, seperti halnya rumah
penduduk waktu itu. Pada tahun 1920 dimulai perbaikan bangunan
Masjid yang agak berarti atau disebut juga layak digunakan. Jika
sebelumnya, lokasi Masjid berada di tepi sungai, maka pada saat
diperbaiki dipindahkan kurang lebih 100 meter maju kedepan, dekat
dengan perkampungan penduduk.
Alasan Masjid ini dipindahkan karena Masjid yang dulu kecil
kurang memadai dan jauh dari pemukiman penduduk. Orang
pertama kali membangun tahun 1920 yaitu, H.Muhammad Setir,
semasa hidupnya merupakan orang yang sering berdakwah beliau
merupakan keturunan Padang (Minang). Masjid ini berdiri diatas
tanah berukuran 17x16 meter dengan luas bangunan 10x10 meter
persegi dan masuk dalam wilayah keluarahan Pasar baru, Kurang
Lebih 2,5 Km dari pusat keramaian kota Bengkulu, Tepatnya
disekitar Perkampungan para nelayan Pasar Bengkulu. Dulu kurang
lebih 175 meter dari Masjid ini berdiri sebuah benteng bersejarah
peninggalan kolonial inggris Yaitu; Benteng York ( Fork York) yang
sekarang tertimbun oleh tanah dan diatasnya bangunan kosong
tempat rumah pemotongan hewan..

Masjid bersejarah ini banyak menyimpan nilai sejarah


dimasa silam tentang perjuangan rakyat Bengkulu melawan
Penjajah khusunya Belanda, menurut catatan sejarah dan
penuturan warga setempat perkampungan ini sebagai pelarian
orang-orang buangan dari Sulawesi selatan. Pada tahun 1981
terjadi bencana alam berupa naiknya gelombang laut sampai
menenggelamkan rumah penduduk dan berpengaruh terhadap
mata pencaharian penduduk yang mayoritas nelayan, masyarakat
berlarian menyelamatkan diri kepasar bukit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Rumusan masalahnya yaitu,

1.
Bagaimana 2.
Proses Bagaimana
Kondisi 3.
Pembangunan
Masjid Al- Bagaimana
Masjid Al-
Mujahiddin Aktivitas
Mujahiddin
Pasar Sosial
Pasar Nelayan
Nelayan Keagamaan
Bengkulu
Bengkulu masyarakat
tahun 1920-
Masa di Pasar
2019?
Penjajahan Nelayan
Belanda? Bengkulu?
C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, batasan


masalah ini dibuat agar tidak terlalu luas kajiannnya.
Maka penulis membatasi yang dikaji dalam penelitian
ini yaitu: Masjid Al-Mujahiddin Masa Penjajahan
Belanda dan Aktivitas Sosial Keagamaan Masyarakat di
Pasar Nelayan Bengkulu Tahun 1920-2019, Studi kasus
bertempat di Pasar Nelayan Bengkulu. Batasan ini
nantinya akan membantu peneliti agar lebih fokus pada
topik yang akan di pecahkan.
D. Tujuan Penelitian

1. 3.
Untuk Untuk
mengetahui mengetahui
tentang Proses 2. tentang
Pembangunan untuk Aktivitas
Masjid Al- mengetahui Sosial
Mujahiddin tentang Keagamaan
Pasar Nelayan Kondisi Masjid Masyarakat
Bengkulu Al-Mujahiddin Pasar
tahun 1920- Pasar Nelayan Nelayan
2019? Bengkulu Bengkulu?
Masa
Penjajahan
Belanda?
E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis

F. Penelitian Terdahulu

Skripsi “ Sejarah Masjid Al-Jihad di pasar Talo


Kabupaten Seluma” Kajian berdiri dan Arsitektur
yang ditulis oleh Tri Rejeki Permatasari.

Skripsi “Sejarah Dan Perkembangan Arsitektur


Masjid Agung Sultan Abdullah di kabupaten Lebong”
yang ditulis oleh Yosfi Mandela.

Anda mungkin juga menyukai