Anda di halaman 1dari 6

Perang Melawan

Sang Tirani
KELOMPOK 6
 ADILIA ROSALI
 NADIRA FATHIA ZULFA
 ZAKI MA’RUFAN
CHANDRA
PETA DI BLITAR ANGKAT
SENJATA
''Shodancho'' Soeprijadi merasa prihatin pada nasib rakyat Indonesia,
khususnya di Blitar, Jawa Timur yang hidup sengsara dibawah kekuasaan
Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Penderitaan yang dialami
oleh rakyat pribumi dikarenakan Kekaisaran Jepang menerapkan
kebijakan yang sangat brutal, seperti kerja paksa (romusha), perampasan
hasil pertanian, dan perlakuan rasial seperti halnya kekuasaan fasisme di
Eropa, perlakuan rasis tersebut juga dialami oleh tentara PETA yang
notabene adalah bentukan Jepang. Berdasarkan hal-hal itulah, Soeprijadi
kemudian mengkonsolidasikan pasukannya untuk melakukan
pemberontakan melawan Tentara Kekaisaran Jepang.
PETA DI BLITAR ANGKAT
SENJATA
Pemberontakan itu sendiri berhasil membunuh sejumlah tentara Jepang
dan pasukan PETA pimpinan Soeprijadi berhasil melarikan diri dengan
membawa banyak perlengkapan dan logistik Jepang, seperti senjata
Arisaka dan senapan mesin Type 99. Namun, struktur komando Jepang
yang tidak mebuatkan PETA memiliki komando terpusat sendiri,
melainkan tetap terpusat pada komando Tentara Jepang berhasil
mencegah pemberontakan itu menyebar ke ''daidan'' lainnya. Kemudian
Jepang akhirnya memutuskan untuk mengirim tentara PETA yang masih
setia pada Jepang untuk memburu Soeprijadi dan pengikutnya.
PETA DI BLITAR ANGKAT
SENJATA
Tentara PETA yang tertangkap kemudian diadili di Jakarta, pusat
komando pemerintahan pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia.
Sebanyak 68 orang anggota PETA yang memberontak berhasil ditangkap
- 8 orang dihukum mati, 2 orang dibebaskan - sementara Soeprijadi
sendiri tidak ditemukan sampai hari ini. Banyak spekulasi beredar tentang
keberadaan Soeprijadi, ada yang mengatakan ia ditangkap dan dibunuh di
tempat, melarikan diri ke Trenggalek, kota kelahirannya yang letaknya
cukup dekat dengan Blitar dan kondisi geografisnya yang memungkinkan
Soeprijadi untuk mengasingkan diri dan bersembunyi, atau sebenarnya
Soeprijadi telah tewas dalam pertempuran 14 Februari 1945 itu, sampai
sekarang tidak ada yang tahu.
14 Februari 1945: Peristiwa
Pemberontakan Tentara PETA

TANGGAL TERJADI
PELAKU
PEMBERONTAKA
N
Pemberontakan dilakukan oleh para
bundancho (komandan regu) dan giyuhei
(prajurit) dari sebuah kompi PETA yang
berkedudukan di desa Gumilir Cilacap.
Pemimpin pemberontakan adalah
seorang Heiki Bundancho (komandan
regu bagian peralatan dan persenjataan)
bernama Kusaeri

Anda mungkin juga menyukai