Anda di halaman 1dari 39

TUMOR COLLI

dr. Muhammad Nanda Satya Pratama


RSUD Prambanan
Identitas Pasien
Nama : Ny.M D
Jenis kelamin : Wanita
Usia : 69tahun
Alamat : Kebondalem Kidul
No. RM : 085700
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Ruang : Ijo
Keluhan utama
Benjolan di Leher
Anamnesis

Pasien datang di poli dengan keluhan ada benjolan di


leher kanan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengaluhkan
benjolan tersebut terasa nyeri. Awal nya benjolan tersebut
kecil sebesar kelereng kemudian lama lama membesar
seperti telur puyuh dan pecah kemudian keluar cairan
warna putih .
History Of Disease

Riwayat ISPA : Disangkal


Riwayat Sakit Serupa : Disangkal
Riwayat Sakit Gigi : Disangkal
Riwayat Alergi : Makanan Udang Riwayat
Hipertensi : Diakui
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Trauma : Disangkal
Riwayat Operasi : Disangkal
Riwayat Vertigo : Disangkal
Family’s history of disease

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat ISPA : disangkal
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat hipertensi : diakui (Ayah )
Riwayat DM : disangkal
History of previous illness

Riwayat Sosial Ekonomi


o Pasien merupakan ibu rumah tanga
o Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS
(PBI /APBN)
PEMERIKSAAN
FISIK
GENERAL STATUS

General Status Vital Sign

Baik 2300/130 mmHg

Composmentis 98 x/minute

23 x/minutes

36,3 0C

98%
Pemeriksaan Fisik

 Mata :
Refleks cahaya
+/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-

Kepala Dan Leher :

 Kepala : Normocephal
 Wajah : Simetris
 Leher : Benjolan multiple,leher
kanan, lunak, nyeri, terfiksir,
pembesaran KGB (-)
normotia, low set secret (-) , napas
ear (-), discharge cuping hidung (-) bibir kering (-),
(-) Darah (-) lidah kotor (-), tepi
hiperemis(-) lidah
tremor, pernapasan
mulut (-)
Thorax
 Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : teraba tidak kuat angkat
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, gallop (-),
murmur (-)
 Paru
 Inspeksi : lesi (-), warna seperti kulit sekitar,
simetris
 Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : suara dasar vesikuler, wheezing (-), ronki
(-)
 Abdomen
 Inspeksi : cembung, lesi (-), warna seperti kulit sekitar
 Auskultasi : bising usus (+) N 10x/m, click and gurgle
(-), metallic sound (-), bruit (-)
 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
 Palpasi : nyeri tekan (-), hepar, lien, ginjal (tidak teraba)
EKSTREMITAS

  Superior Inferior

Edema -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”


27 MEI 2020 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 12.8 11.7 - 15.5 g/dl
Lekosit 9.83 3.60 - 11.00 10^3/uL

Eritrosit 4.55 3.80 - 5.10 10^6/uL


Trombosit 355 150 – 410 10^3/uL
Hematokrit 38.6 35.0 - 47.0 vol%
HITUNG JENIS      
Eosinofil 6.2 H 2–4 %
Basofil 0.5 0–1 %
Neutrofil 3,67 2-7 %
Limfosit 3.57 0.8 – 4.00 %
Monosit 0.66 0.12 – 1.20 %
Pemeriksaan Penunjang
DIABETES      
Glukosa Darah Sewaktu 109 70-140 mg/dL
     
Ureum  37.5  10.0 – 50.0  mg/dL
Creatinin 0.63 0.50 – 0.90  mg/dL
SGOT  23.0  <=35  U/L
SGPT 29.9 <=35  U/L
RO THORAX
FOTO THORAX PA View Inspirasi
Maksimal Hasil :
Apex pulmo tenang
Corakan bronkovaskuler normal
Tidak tampak infiltrate dan konsolidasi
Sinus costofrenicus lancip
Diafragma licin
Cor CTR=0,5
Kalsifikasi arcus aorta
Sistem tulang normal

KESAN:
Pulmo tak tampak kelainan
Besar cor normal
Aortosklerosis
EKG
MSCT cervical tanpa kontras potongan coronal sagital dan axial :
HASIL:
Tampak multiple lesi hipodens HU 20-30an ( limfonodi ) pada region cervical
posterior dextra dengan ukuran bervariasi membentuk gambaran lobulated batas
dengan jaringan sekitar kurang tegas , tidak tamak kalsifikasi
Regio cervical sinistra tidak tampak limfonodi yang prominent/ membesar
Vertebra cervical intak tidak tampak erosi atau destruksi
Trakea , laring orofaring normal tidak menyempit
Tampak lesi isodens HU30an dengan multiple kalsifikasi pada sinus maxilaris
dextra

KESAN:
Unilateral limfadenopati regio cervical dextra susp infeksi bacterial TB dd / non
TB
Calsification sinusitis dd/cronic sinusitis maxilaris dextra
Diagnosis

TUMOR COLLI
Terapi

dr. Jantje.SpB
1. INFUS RL 20 TPM
2. INJ CEFTRIAXON 1 gr ( premed)
3. Konsul interna raber
4. Eksisi Benjolan 28/5/2020

dr. Agung Sp Pd
1.Nifedipin ½ tablet sublingual tiap 30 menit
diulang maksimal 4x taret sitole 160 mmHg
2. BC/6jam

dr. Elisma SpAn


1. ACC OP
Terapi Lanjutan:

Terapi post OP 28/08/20


1. INFUS RL 20 TPM
2. INJ.Ceftriaxon 1gr/12 jam
3. inj ketorolac 30mg/8jam
4. Hari ini KU baik rawat jalan
5. kontrol kamis 4/6/2020

Terapi pulang :
1.Cefixim 3x100mg
2. Paracetamol 3x500mg
Pembahasan
Definisi

 Definisi massa leher adalah pembesaran, pembengkakan atau pertumbuhan


abnormal diantara dasar tengkorak hingga klavikula. Setiap massa leher pada
pasien dewasa harus dianggap ganas sampai terbukti sebaliknya.

 Massa leher yang bersifat metastatis cenderung asimtomatik yang membesar


perlahan-lahan. Gejala yang terkait sering berhubungan dengan massa leher
termasuk odinofagia, disfagia, disfonia, otalgia dan penurunan berat badan.
Epidemiologi
Tumor leher ditemukan sekitar 3% dari keseluruhan kasus
kanker yang ada di Amerika Serikat (dan sekitar 6% dari semua
populasi kanker dunia pada tahun 2002), dan sekitar 45.000
kasus kanker kepala dan leher didiagnosis pada tahun 2004
Perbandingan dalam jenis kelamin wanita lebih banyak dari
laki-laki = 3 : 1 dengan umur rata-rata 40-70 tahun. 60%
penderita kebanyakan datang dengan hanya satu keluhan, yaitu
benjolan di daerah leher.
Penyebab

PAPDI, 2008
Patofisiologi
Secara umum massa leher dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu
inflammasi, neoplasma dan kongenital.

Pada pasien dibawah usia 15 tahun dan dewasa muda, inflamasi


adalah etiologi yang paing sering diikuti etiologi kengnital dan
neoplasma.

Usia diatas 40 tahun, etiologi neoplasma menjadi yang paling sering


diikuti inflamasi dan kongenital

Penyebaran karsinoma kepala dan leher karsinoma


mirip dengan penyakit inflamasi, umumnya
mengikuti penyebaran limfatik.
Visualisasi dan palpasi adalah komponen yang paling
penting dari pemeriksaan fisik. Hal ini membantu
menentukan lokasi massa sesuai dengan daerah drainase
limfatik, ukuran lesi dan hubungannya dengan struktur
sekitarnya (terfiksasi atau tidak terfiksasi),

Salah satu metode diagnostik yang sangat bermanfaat


untuk mengevaluasi massa pada leher adalah
pemeriksaan dengan teknik Fine Needle Aspiration
Biopsy (FNAB) (Harrison et al, 2011).

Pemeriksaan FNAB dilakukan pada massa dengan ukuran


dominan terutama pada lesi dengan ukuran >1.0 cm
atau pada massa yang menunjukkan pembesaran yang
signifikan
ANAMNESIS
 1. Anamnesis
 Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
 Nyeri atau tidak ? Dapat digerakan ? Lunak atau
kenyal ?
 Pernah memiliki riwayat penyakit ini sebelumnya?
 Apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit serupa?
 Aktivitas apa saja yang dilakukan sehari-hari?
 Makanan apa saja yang dikonsumsi?
Gejala dan
tanda

Tumor Colli ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala khas, tentunya
berdasarkan titik di mana tumor tersebut tumbuh. :

•Muncul benjolan keras (namun tidak nyeri saat ditekan) pada area leher
•Benjolan berwarna kemerahan
•Sakit kepala
•Kepala terasa pusing
•Mual (bisa disertai muntah)
•Pembengkakan kelenjar getah bening
•Sulit menelan
•Penurunan berat badan
•Gagal napas
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik dan tes untuk massa pada


kepala dan leher :
1. Radionucleotide scanning: pada lesi kompartemen
leher anterior; membantu dalam lesi tiroid dan
melokalisasi lesi berada dalam kelenjar ludah. PET
scan dapat membantu mengidentifikasi metastasis jauh.
2. Ultrasonografi: Untuk membedakan solid dari massa
kistik; sangat berguna dalam kista kongenita, dapat
juga berguna untuk lesi vaskular
3. Arteriografi: Untuk lesi vaskular dan tumor yang
menmpel pada arteri karotis
4. Sialografi: Untuk mendiagnosa sialadenopati atau untuk mencari massa dalam
atau di luar kelenjar ludah
.
5. CTscan dan MRI: membedakan kista dari lesi padat, mengetahui lokasi massa
dalam atau di luar kelenjar, menjelaskan hubungan anatomi

6. Jarum biopsi: standar emas dalam diagnosis massa leher; menggunakan jarum
kecil halus; mendapatkan jaringan limfoid

7. Endoskopi dan biopsi: Untuk mengidentifikasi tumor primer sebagai sumber


metastasis; digunakan dalam semua pasien yang diduga menderita neoplasia

8. Biopsi terbuka: Gunakan hanya setelah semua pemeriksaan dilakukan dan jika
diagnosis tidak jelas, spesimen untuk pemeriksaan patologi.
Penatalaksanaan
Edukasi/Pencegahan

 Hindari makan makanan yang mengandung bahan pengawet terlalu sering


 Konsumsi makanan bergizi
 Hindari paparan radiasi
 Olahraga teratur
 Istirahat yang cukup
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
DAFTAR PUSTAKA

 George, Adam L,. Boise R Lawrence, And Hilder A. Peter. 1997. Boiese Buku Ajar Penyakit THT.
Alih bahasa oleh Caroline Wijaya, Jakarta : EGC
 Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1994
 Sjamsuhidajat. R, Wim De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah ed. 2. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
 Schwartz. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah ed 6. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
 Doherty G M. 2006. Current Surgical Diagnosis and Treatment. USA : MC Graw Hill.
 Maran AGD. 1997. Benign Diseases of The Neck. Dalam : Scott-Brown's Otolaryngology. 6 th ed.
Oxford: Butterworth - Heinemann,
 Horrowitz Z, Talmi YP, Hoffman HT, et al. 1998. Patterns of Metastases to the Upper Jugular Lymph
Nodes (the ”submuscular recess”). Head Neck
 Robbins KT, Fried MP. 1990. Cervical Metastatic Squamous Carcinoma of Unknown or Occult
Primary Source. Head Neck
 Utama HSY. 2012. Tumor colli/ benjolan leher, Diagnosa dan Penatalaksanaannya.
http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/06/tumor-pada-collileher-i.html (diakses tgl 15 juli
2013).

Anda mungkin juga menyukai