Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN KE-2

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP


SOSIOLOGI KRIMINALITAS
PENGERTIAN SOSIOLOGI

Ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat dengan


segala aspek seluk beluknya.

PENGERTIAN KRIMINALITAS/KEJAHATAN

Kejahatan pada hakekatnya adalah segala bentuk perilaku


atau tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun
orang lain yang berwujud material maupun immaterial,
baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga
sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya
keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
Kejahatan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang:
• Kejahatan ditinjau dari aspek yuridis ialah jika seseorang
melanggar peraturan atau undang-undang pidana dan ia
dinyatakan bersalah oleh pengadilan serta dijatuhi hukuman.
• Kejahatan ditinjau dari aspek sosial ialah jika seseorang
mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri atau berbuat
menyimpang dengan sadar atau tidak sadar dari norma-norma
yang berlaku didalam masyarakat sehingga perbuatannya
tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang bersangkutan.
• Kejahatan ditinjau dari aspek ekonomi ialah jika seseorang
(lebih) dianggap merugikan orang lain dengan membebankan
kepentingan ekonominya kepada masyarakat sekelilingnya
sehingga ia dianggap sebagai penghambat atas kebahagiaan
pihak lain.
Pengertian kejahatan menurut ahli:
• W. A. Bonger (1981), kejahatan adalah perbuatan perbuatan
yang sangat antisosial, yang memperoleh tantangan dengan
sadar dari negara berupa pemberian penderitaan (hukuman
atau tindakan).” Selanjutnya Bonger menyatakan: “… bahwa
kejahatan merupakan sebagian perbuatan immoral, oleh
sebab itu perbuatan immoral adalah perbuatan antisosial.”
• J. E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro (1982)
menyatakan bahwa kejahatan adalah setiap perbuatan
(termasuk kelalaian), dilarang oleh hukum publik untuk
melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh
negara. Perbuatan tersebut diberi hukuman pidana karena
melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu harapan
masyarakat mengenai tingkah laku yang patut dari seorang
warga negaranya.
• Kartini Kartono (1992), kejahatan adalah tingkah laku
yang melanggar hukum dan norma sosial, sehingga
masyarakat menentangnya. Kejahatan bukan bawaan
lahir atau warisan biologis. Oleh karena itu kejahatan
bisa dilakukan oleh siapa saja, secara sadar
(dipikirkan, direncanakan dan diarahkan pada suatu
maksud tertentu secara sadar dan benar), setengah
sadar (misalnya karena adanya impuls-impuls atau
dorongan-dorongan yang sangat kuat untuk
melakukan sesuatu) atau bahkan tidak sadar akibat
adanya tekanan hebat.
• Romli Atmasasmita (1997), kejahatan adalah tingkah
laku manusia yang dapat di hukum berdasarkan
hukum pidana;
• Bemmelen (1992), kejahatan adalah
perbuatan yang merugikan sekaligus asusila
yaitu perbuatan yang menghasilkan
kegelisahan dalam suatu masyarakat tertentu,
sehingga masyarakat berhak mencela dan
menolak perbuatan itu dan menjatuhkan
nestapa terhadap pebuatan tersebut.
• M. A. Elliat; kejahatan adalah problem dalam
masyarakat modern atau tingkah laku yang
gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi
hukuman yang bisa berupa hukuman penjara,
hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
PENGERTIAN SOSIOLOGI KRIMINALITAS

a. Sutherland berpendapat soskrim adalah ilmu pengetahuan


yang bertugas mencari penjelasan tentang kondisi-kondisi
terjadinya/terbentuknya hukum pidana melalui analisis
ilmiah.
b. Bonger berpendapatan soskrim adalah ilmu pengetahuan
tentang kejahatan sebagai gejala sosial, dengan fokus
perhatiannya adalah seberapa jauh pengaruh sosial bagi
timbulnya kejahatan;
c. J. Sahetapy dan Mardjono Reksodipuro, soskrim adalah ilmu
yang mempelajari setiap perbuatan (termasuk kelalaian)
yang dilarang oleh hukum publik untuk melindungi
masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh negara.
d. Marvin E, Wolfgang, soskrim adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari prilaku kriminal dan menimbulkan kerugian
pihak lain. (Masih banyak pengertian yang lainnya)
Jadi sosiologi kriminalitas adalah ilmu
pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu
gejala masyarakat, yang mempelajari
keterkaitan antara berbagai aspek sosial yang
menyangkut jaringan hubungan antar manusia
dan perilaku yang melanggar nilai-nilai sosial
dan norma-norma sosial yang merugikan pihak
lain.
• RUANG LINGKUP KAJIAN SOSKRIM
a. Pengertian kejahatan
b. Pelaku Kejahatan baik individu maupun
kelompok
c. Reaksi masyarakat terhadap kejahatan
d. Upaya pencegahan/penanggulangan
kejahatan

• TUJUAN SOSKRIM
Mengetahui alasan atau latar belakang
dilakukannya kejahatan guna mencari solusi
Bagaimana dengan Kriminologi?
Pengertian kriminologi menurut ahli
W. A. Bonger: kriminologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang bertujuan
untuk menyelidiki gejala-gejala kejahatan yang seluas-luasnya. (W.A.
Bonger : 1981).
Wilhelm Sauer (dalam Soedjono D., 1984): Kriminologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang kejahatan yang dilakukan oleh individu dan bangsa-
bangsa yang berbudaya sehingga objek penelitian kriminologi ada dua,
yaitu (1) perbuatan individu dan (2) perbuatan kejahatan.
Sutherland (1960): Kriminologi merupakan keseluruhan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat.
Ilmu ini meliputi (1) cara/proses membuat undang-undang, (2)
pelanggaran terhadap undang-undang, dan (3) reaksi-reaksi terhadap
pelanggaran-pelanggaran ini. Hal-hal tersebut merupakan tiga segi
pandangan (aspek) dari suatu rangkaian hubungan timbal balik yang
sedikit-banyak merupakan suatu kesatuan.
J. Constant: kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan
menentukan faktor-faktor yang menjadi sebab-musabab terjadinya suatu
kejahatan dan penjahat.
Kriminologi dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Menurut Bonger kajian-kajian itu al:

• Antropologi kriminal; ilmu pengetahuan tentang


manusia yang jahat, suatu bagian dari ilmu alam.
• Sosiologi kriminal; ilmu pengetahuan tentang
kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat, jadi
pokoknya tentang sampai di mana letak sebab-
sebab kejahatan di dalam masyarakat (etiologi
sosial) dalam arti luas, juga termasuk
penyelidikan mengenai keadaan lingkungan
fisiknya
• Psikologi kriminal; ilmu pengetahuan tentang
kejahatan dipandang dari sudut ilmu jiwa,
penyelidikan mengenai jiwa penjahat, dapat
ditujukan semata-mata kepada kepribadian
perseorangan.
• Psiko dan neuro-patologi kriminal; ilmu
pengetahuan tentang penjahat yang
dihinggapi sakit jiwa atau sakit urat saraf.
• Penologi; ilmu pengetahuan tentang timbul
dan tumbuhnya hukuman serta arti dan
manfaatnya.
• Kriminalistik yaitu ilmu pengetahuan tentang
teknik penyelidikan dan penyidikan atau
pengusutan tindak kejahatan.

Pengetahuan ini merupakan gabungan


dari ilmu jiwa tentang kejahatan dan
penjahat, ilmu kimia, pengetahuan tentang
barang-barang (bukti), dan lain-lainnya.
Meskipun demikian dari semua cakupan itu, ada suatu
hal yang perlu dicatat bahwa kejahatan sebagai
masalah manusia, yang didalam interaksi dan proses
sosialnya mempunyai kecenderungan untuk
menyimpang dari norma-norma yang ada.

Jadi, kriminologi mempelajari kompleksitas perbuatan


manusia yang menyimpang yang disebut kriminalitas
(kejahatan).

Mengingat ia menyangkut aktivitas manusia di dalam


hubungannya dengan masyarakat, maka kriminologi
senantiasa ditunjang pula oleh disiplin-disiplin ilmu lain.
Beberapa IP, pembantu kriminologi yang berhubungan dengan
aktifitas manusia, baik secara pribadi, sosial masyarakat maupun
norma-norma pergaulannya adalah:
• Aktivitas pribadi terdiri atas ilmu-ilmu sebagai berikut:
– Psikologi; ilmu yang menyelidiki jiwa manusia yang tergolong
sehat (waras).
– Psikiatri; ilmu yang menyelidiki manusia yang tidak sehat,
tertekan, tidak normal
• Aktivitas sosial masyarakat terdiri atas ilmu-ilmu sebagai berikut:
– Sosiologi,
– Antropologi,
– Ekonomi, dan lain-lain.
• Norma-norma pergaulan terdiri atas:
– Ilmu Hukum,
– Etika,

Anda mungkin juga menyukai