URIN
SEKRESI
PERTUKARAN ION H+
PEMBENTUKAN AMONIA
MELALUI PROSES :
1) FILTRASI PLASMA DARAH OLEH
GLOMERULI
2) REABSORBSI SELEKTIF ZAT-ZAT OLEH
TUBULI
3) SEKRESI ZAT-ZAT OLEH TUBULI
AMONIA
FILTRASI plasma darah oleh glomeruli
Bgmn gejala DM ?
Na aktif
Cl & H2O pasif
Tub pars ascendens : Cl- aktif, Na+ pasif
Tub kontortus dist : Cl-, Na+ aktif
Na+ ditukar dg H+ dan K+
Reabsorbsi air
Osmolaritas plasma : 285-295 mosmol/L
Pemasukan air ↑ tek. Osm. plasma ↓ eks
urin ↑
Tub. Proximalis
Tub. Descendens air berdifusi pasif
Ansa HENLE (obligatory reabsorpsi)
respon ginjal dg
↑ reabsorbsi HCO3-
Alkalosis Respiratorik
[CO2] ↓ kompensasi [HCO3-] darah ↓
Respon ginjal dg pembuangan HCO3- sampai
H2CO3 : HCO3- = 1 : 20
Kompensasi ginjal selama asidosis :
1. Meningkatkan Reabsorbsi Dari HCO3-
2. Meningkatkan Ekskresi Asam Yang Dapat
Dicairkan
3. Meningkatkan Pembentukan Ammonia
Mekanisme reabs HCO3- ginjal
Mekanisme reabs HCO3- oleh ginjal
Diamox CA inhibitor
↑ [NaHCO3] urin alkalis
↑ ekskresi kalium
↓ amonia
Asidosis glutaminase ↑ amonia ↑
Untuk mencegah Asidosis Metabolik :
1. Pengasaman Urin
2. Sekresi Amonia
Makin rendah pH urin makin cepat amonia
berdifusi ke urin
Pada metab anaerob (contoh ?) menghasilkan
asidosis metabolik.
Glutaminase I : suatu enzim yang bergantung pada
fosfat (ATP), terletak dalam mitokondria sel
tubulus ginjal, bertambah aktivitasnya selama
asidosis metabolik dengan mengkatalisis
pembentukan amonia melalui deaminasi glutamin
dan mengekskresikan H+ sebagai garam
amonium.
Pengasaman urin
Sekresi amonia
Kegagalan mekanisme fungsi
ginjal
1. Gangguan Filtrasi
H2SO4, H3PO4 & NPN tertimbun terjadi
Asidosis metabolik dan defisit kation
2. Gangg. Reabs. air & bahan lain (kation)
Gangg.1 dan 2 Renal insufisiensi asidosis
(klasikal asidosis)
Renal tubulair asidosis
Filtrasi baik (KK & GFR normal)
Kelainan tubulus gangg. Reabs.
Na+ diganti Ca2+ & K+ hiperkalsiuria
nefrolithiasis Osteomalasia
Hubungan Ekskresi Kalium &
Keseimb Asam-Basa Darah
GFR
Urea filtrasi (+), reabs (+)
1. Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada
separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai
mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram
otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan
cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
2. Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena
pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat
natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati
otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
3. Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia
selama dialisa, penurunan kalsium, magnesium,
kalium, dan bikarbonat serum yang cepat
berpengaruh terhadap aritmia pada pasien
hemodialisa.
4. Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal
penting yang perlu dimonitor pada pasien yang
mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
5. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisa
dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari
osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea
yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang
mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara
kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik
ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak
yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini
tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien
yang menjalani hemodialisa pertama dengan
azotemia berat.
6. Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi
trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan.
Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan faktor
risiko terjadinya perdarahan.
7. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan
muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan
pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
8. Pembekuan darah
Pembekuan darah disebabkan karena dosis pemberian
heparin yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah
yang lambat.
Syukuri semua ni’mat Allah SWT
Gunakan dlm rangka ketaatan kepadaNya
Alhamdulillahi Robbil’alamiin