Anda di halaman 1dari 41

Sistem ekskresi

 Pendahuluan :
- Difinisi sistem ekskresi
- fungsi sistem ekskresi
- organ yang terlibat
- Anatomi dan fisiologi sistem
urinari
Sistem urinari
Fungsi ginjal

 Membuang limbah hasil metabolisme


tubuh membantu detoksifikasi
 Mengatur keseimbangan air dan
elektrolit di dalam tubuh
 Mengatur tekanan darah pada arteri
 mengatur pH darah ( koreksi asidosis
dan alkalosis )
Fungsi ginjal
 Mengatur keseimbangan ion-ion
tubuh (mengencerkan dan
memekatkan)
 Menghasilkan eritropoetin yang
berperan dalam pembentukan sel
darah merah
 Mengatur produksi vitamin D provit
D kalsitriol
Fungsi ginal (lanjutan )
 Ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia
asing yang bersifat toksis
 Regulasi keseimbangan air dan elektrolit
 Regulasi osmolalitas dan kadar elektrolit cairan
tubuh
 Regulasi tekanan arterial
 Regulasi keseimbangan asam-basa
 Sekresi metabolisme dan ekskresi hormon, serta
 Glukoneogenesis.
(de Wardener HE, 1967; Guyton AC, 2006; Fauci AS,
2008)
Fisiologi ginjal dan mekanisme
pembentukan urine
 Fungsi nefron
- membersihkan plasma darah dari
zat zat yang tidak diinginkan (
waste produk nitrogen : urea,
kreatin, asam urat dan kelebihan
ion 2 seperti Na, K dll)
 mekanisme pembersihan
( filtrasi glomerolus, sekresi melalui
tubulus )
Bagian bagian ginjal
Pembuluh darah pada ginjal
nepron
Mekanisme pembentukan urine

1. Filtrasi glomerolus
2. Reabsorpsi tubulus
3. Sekresi tubulus
Filtrasi glomerolus
 Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi
plasma oleh glomerolus, karena :
- sifat membran glomerolus
- Tekanan darah pada glomerolus
 Laju filtrasi glomerolus (GFR)
- jumlah filtrat glomerolus yang
dibentuk setiap menit  125 ml/menit
 Faktor yang mempengaruhi laju filtrasi
( tekanan arteri, kontriksi aferen dan
efferen, aliran darah glomerolus )
Pengaturan /regulasi filtrasi glomerolus

1. Autoregulasi/ kontrol intrinsik


- mekanisme miogenik, sel juxta
glomerolus dan mekanisme renin-
angiotensin
2.Kontrol ekstrinsik
- stimulasi saraf simpatis
- regulasi hormonal :renin dan ADH
Proses filtrasi di glomeruli terjadi
secara pasif.
Kecepatan filtrasi glomeruli
(glomerular filtration rate = GFR)
ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
1.keseimbangan tekanan-tekanan
yang bekerja pada dinding
kapilar
2. Kecepatan aliran darah ke ginjal
(renal blood flow = RBF), atau
kecepatan aliran plasma melalui
glomeruli (glomerular plasma
flow = GPF)
3. Permeabilitas serta luas
permukaan kapilar yang berfungsi.
Pada keadaan normal GFR
banyaknya kira-kira 120 ml/menit.
2. Reabsorpsi tubulus
 Filtrat glomerolus mengalir ke :
- tubulus proksimal
- ansa henle
- tubulus distalis
- duktus koligen  pelvis ginjal
 Mekanisme dasar reabsorbsi
- transport pasif
- transport aktif
 Senyawa yang tak direabsorbsi :
( asam urat, urea, kreatin )
Mekanisme reabsorpsi dan sekresi
 Transport aktif : melalui dinding
tubulus proksimalis yaitu : Ca, K, Cl,
PO4, glukosa ,asam amino
 Reabsorpsi air secara pasif : osmosis
air melalui epitel tubulus
 Absorpsi pasif urea dan solut lain
yang tak ditransport aktif secara
difusi
misal :urea keluar bersama urine
demikian pula kreatin, inulin
3.SEKRESI TUBULUS
 Fungsi untuk :
- zat/obat yang tak dapat difiltrasi (
penisilin, phenobarbital )
- Elimasi senyawa yang sudah
direabsorbsi
- membuang kelebihan ion K
- kontrol pH darah
Parameter untuk fungsi ginjal
 Bersihan plasma :
menyatakan kemampuan ginjal untuk
membersihkan atau menjernihkan
plasma dinyatakan dalam ml/menit
 Bersihan inulin :
untuk melihat laju filtrasi glomerolus
 Bersihan PAH( asam aminohipurat )
untuk mengukur aliran plasma yang
melalui ginjal
Parameter untuk menguji fungsi ginjal
yaitu dengan menentukan senyawa NPN
(Non Protein Nitrogen).
NPN merupakan hasil akhir metabolisme
yang diekskresikan oleh ginjal, yang
termasuk NPN yaitu :
Urea, Kreatinin, Asam Urat, NH3
Selain itu, dilakukan pula analisis urin
sebagai analisis awal fungsi ginjal.
 kreatinin normal bagi pria dewasa adalah sekitar 0,6-
1,2 miligram/desiliter (mg/dL), pada wanita dewasa
0,5-1,1 mg/dL
 Selama otot berkontraksi, tubuh akan menghasilkan
produk limbah kimia bernama kreatinin. Zat ini
berfungsi sebagai sumber energi untuk otot sekaligus
menilai fungsi ginjal, karena kreatinin nantinya harus
disaring lebih dulu oleh ginjal sebelum dikeluarkan
melalui urin.
 BUN normal 7-20 mg/dl, pria 8-20 sedangkan pada
wanita 6-20
 Kadar kreatinin tinggi bisa terjadi
akibat konsumsi terlalu banyak
sumber protein, obat, suplemen, dan
melakukan olahraga dengan
intensitas tinggi.
 Idealnya, kreatinin harus disaring
terlebih dahulu oleh ginjal sebelum
dikeluarkan oleh urin.
Mekanisme pengenceran dan
pemekatan urine
 Mengekskresikan kelebihan solut
bila cairan urine terlalu pekat,
mengabsorpsi solut bila urine encer
 Peranan ADH :bila jumlah >> maka
tubulus distal jadi sangat permeabel
terhadap air urine menjadi pekat,
bila ADH << tak terjadi absorbsi air
pada tubulus distal , urine meningkat
dan sangat encer, dapat terjadi diabet
insifidus
Mekanisme pemekatan urine
 Adanya transport aktif ion Cl pada
ansa henle
 Transport aktif pada duktus koligen
 Difusi pasif urea dari duktus koligen
ke cairan intertesial
 Absorpsi ion Na, Cl, ke dalam cairan
intertesial dan medula dari segmen
ansa henle
Faktor yang mempengaruhi kecepatan
ekskresi
 Efek bersihan osmolar tubulus, pada penderita diabet
militus volume urine meningkat
 Tekanan osmotik koloid plasma : bila meningkat akan
menurunkan laju filtrasi glomerolus (GFR)
 Efek perangsangan saraf simpatis, bila dirangsang
GFR menurun
 Efek tekanan arteri, bila tekanan meningkat GFR
meningkat, vol urin >>
 Efek hormon antidiuretik (ADH), karena sifatnya yang
meningkatkan permeabilitas membran, bila ADH <<
volume urine meningkat
Pengaturan ekkresi volume urine :
1. autoregulasi GFR
2. autoregulasi pada aliran darah ginjal
Pengaturan keseimbangan asam basa
 Bila konsentrasi H+ berubah dari normal maka
ginjal akan mengekresikan urin yang asam
atau basa ginjal berperan dalam
menyesuaikan konsentrasi hidrogen dalam
cairan tubuh kembali normal
 Buffer dalam tubuh :
buffer phosphat, buffer bikarbonat, buffer
protein
Koreksi alkalosis oleh ginjal : penurunan ion
bikarbonat dalam cairan ekstrasel
Koreksi asidosis oleh ginjal : peningkatan ion
bikarbonat dalam cairan ekstrasel
Konsentrasi berbagai zat dalam urin

Nama zat Dalam filtrat Dalam urine


Na+ 138,4-142 meq/L 128-147,5 meq/L
K+ 5 60
Ca + + 4 4,8
Mg + + 3 15
HCO3- 28 1,9
Cl- 103 134
SO4= 0,7 33
PO4= 2 50
Glukosa 90-100 mg 0
Urea 10-20 1800-1820
Asam urat 3 40-42
Kreatinin 1,1 196
7,5 g/dl 0
Batu ginjal
 Proses terjadinya
gagal ginjal
Patofisiologi Gagal Ginjal

1.Gagal ginjal kronik (CKD)


gagal ginjal yang disebabkan karena
semua unit nefron rusak atau berubah
strukturnya
Ditandai dengan berkurangnya fungsi
ginjal secara perlahan , berkelanjutan
dan irreversible.
2. Gagal ginjal Akut (GGA)
ditandai dengan gejala yg tiba tiba,
laju filtrasi glomerolus dapat menurun
sampai 15ml/menit
GGA : dapat mengakibatkan
peningkatan kadar urea, kreatinin ,
bersifat reversibel tapi mortalitasnya
semakin tinggi
Faktor resiko
 diabetes melitus
 Hipertensi
 Penyakit autoimun
 Penyakit ginjal polikistik
 Toksisitas obat
Yang dapat memperburuk kerusakan ginjal
:
Glikemia, peningkatan tekanan darah,
proteinuria.
 Pada gagal ginjalvolum cairan
tubuh meningkat meningkatkan
curah jantung. meningkatkan
tekanan darah.

 kerusakan nefron  memacu sekresi


renin mempengaruhi tahanan
perifer sehingga semakin meningkat.
Akibat gagal ginjal
Penyakit gangguan pada ginjal
 batu ginjal
 kista ginjal
 uremia
 asidosis
 caliectasis
 nefritis akut
 hidronefrosis
 pielonefritis
 glomerulonefritis
 sindrom nefrotik
 penyakit ginjal kronis
 penyakit ginjal polikistik
 infeksi saluran kemih
 gagal ginjal akut

Anda mungkin juga menyukai