Anda di halaman 1dari 10

Sustainability Strategies of Indonesian

Mega-dairy Farm Business: A Case of


Greenfields Indonesia
KELOMPOK 6

1. NANDA WIJAYANTI KUSUMA WARDANI 195050107111007


2. NABILA SYAKIRA NAURA SALSABILA 195050101111169
3. Abraham Priyo Barito 195050107111033
4. MUHAMMAD RIDWAN PAMUNJUNG 195050107111143
LATAR BELAKANG
Salah satu konsep dari mega peternakan sapi perah atau pabrik peternakan sapi perah di
Indonesia adalah peternakan sapi perah milik Greenfields Indonesia (GFI).
Peternakan sapi perah GFI berdasarkan konsep peternakan sapi perah besar ini dapat
memberikan dampak positif untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi susu
dalam negeri.Terlepas dari dampak positifnya, keberadaan GFI peternakan sapi perah juga memiliki
dampak negatif karena produk susu kegiatan peternakan berdasarkan konsep peternakan sapi perah
mega ini. GFI sebagai sebuah perusahaan yang memiliki peternakan sapi perah mega di Indonesia
juga memiliki dampak negatif yang sama seperti di banyak negara maju. Masalah aktivitas bisnis GFI
sangat berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan karena pembuangan kotoran di laguna,
untuk kematian terbanyak sapi perah karena ketidakcocokan manajemen kawanan, dan untuk
membangkitkan asumsi publik bahwa peternakan sapi perah besar dapat menutup aktivitas
peternak sapi perah pedesaan karena mereka tidak dapat bersaing dengan pertanian skala besar.
Peternakan susu yang memiliki pasar ekspor perlu melakukan kegiatan sosial yang tanggung
jawab secara reaktif melalui berbagai kegiatan yang bersifat filantropi, sedangkan tanggung jawab
sosial adalah dilakukan secara proaktif dengan mengintegrasikan kegiatan bisnis yang melibatkan
masyarakat. Oleh karena itu, Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk menilai kemampuan
keberlanjutan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan dan keberlanjutan strategi sebagai
upaya yang diperlukan untuk menciptakan keuntungan bersama. Selain itu juga penelitian ini
sangat penting untuk pengembangan keberlanjutan di bidang peternakan sapi perah. Selain itu,
laporan tahunan 2015 Agenda Aksi Susu Global melalui Produk Susu Kerangka Keberlanjutan
menyatakan bahwa keterlibatan peternakan sapi perah dalam pembangunan berkelanjutan
adalah peranrantai nilai peternakan di bidang ekonomi, sosial,dan dimensi klaster lingkungan
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan penelitian ini masalahnya
adalah untuk mengidentifikasi kriteria keberlanjutan dirantai nilai
peternakan sapi perah Greenfields Indonesia,untuk merumuskan
strategi keberlanjutan mega-dairypertanian, dan untuk menganalisis
implementasi Greenfields strategi keberlanjutan Indonesia. Tujuan
dari studi ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perusahaan dalam pengembangan bisnis yang berkelanjutan
METODE
PENELITIAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis
deskriptif. Analisis dalam penelitian ini diolah dengan metode FDM
DEMATEL, integrasi metode fuzzy delphi (FDM) dan diuji coba serta
evaluasi pengambilan keputusan laboratorium (DEMATEL).
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis proses bisnis berdasarkan rantai nilai perusahaan menunjukkan bahwa
peternakan sapi perah GFI mengendalikan semua proses bisnis untuk menghasilkan susu
dengan kualitas terbaik di Indonesia. Faktor Keberlanjutan Greenfields Indonesia Peternakan
sapi perah berkelanjutan GFI memperhatikan 5 dimensi penting, termasuk sistem peternakan
sapi perah berkelanjutan, perawatan sapi perah, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial,
dan keberlanjutan lingkungan.
Strategi Keberlanjutan Peternakan Susu Mega Hasil evaluasi peternakan sapi perah
berkelanjutan GFI didasarkan pada hasil perbandingan matriks dampak Total. Evaluasi
peternakan sapi perah berkelanjutan GFI juga dapat dilihat pada diagram gambar interaksi
berdasarkan struktur hubungan sebab akibat antar kriteria. Nilai DR positif menyatakan bahwa
kriteria memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan kriteria lainnya dan diasumsikan
sebagai prioritas utama yang biasa disebut dengan dispatcher. Kriteria dengan nilai DR negatif
mendapat pengaruh yang lebih besar dari kriteria lainnya dan dianggap sebagai prioritas
terakhir, biasanya disebut penerima. D R maka semakin kuat hubungan antar kriteria tersebut
Implementasi Strategi Keberlanjutan GFI Keberlanjutan bisnis peternakan sapi perah GFI
difokuskan pada penciptaan perawatan sapi perah. Berdasarkan penelitian ini pula, GFI
memberikan perhatian terhadap perawatan sapi perah dari pengelolaan ketersediaan pakan
dan air minum yang mampu menghasilkan susu dengan kualitas terbaik di Indonesia.
Berdasarkan implementasi strategi pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa pemanfaatan kotoran
ternak menjadi biogas untuk energi listrik memiliki manfaat bagi lingkungan. Implikasi
Manajerial Temuan penelitian menunjukkan bahwa peternakan sapi perah besar di Indonesia
mampu memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi penyumbang produksi susu dalam
negeri di Indonesia, tetapi juga pada aspek lingkungan dan sosial.
Kondisi peternak sapi perah di Indonesia yang didominasi peternak pedesaan perlu
mendapat perhatian khusus oleh peternakan sapi perah berbasis mega-dairy farm untuk
menjalankan strategi keberlanjutan proaktif sehingga peternak pedesaan dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi. Peningkatan ini diperlukan dalam rangka meningkatkan
produksi susu dalam negeri sehingga dapat memenuhi konsumsi susu yang berdampak pada
peningkatan konsumsi di Indonesia
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keberlanjutan peternakan sapi perah GFI
terdiri dari 20 kriteria faktor keberlanjutan dengan 11 kriteria keberlanjutan sebagai faktor
keberhasilan. Kriteria tersebut adalah standarisasi sistem manajemen perusahaan,
kerjasama penyediaan hijauan, seleksi dan pengelolaan peternakan sapi perah, pengelolaan
ketersediaan pakan dan air minum sapi perah, keamanan, mutu, dan transparansi kegiatan
produksi, model ketahanan peternakan sapi perah, ketersediaan pasar susu, pelatihan
karyawan, kontribusi kepada masyarakat lokal, penggunaan air dan pengelolaan kualitas air,
dan Pengelolaan kotoran ternak. Strategi keberlanjutan peternakan sapi perah mega
berdasarkan struktur hubungan kriteria ini menunjukkan bahwa standarisasi sistem
manajemen perusahaan sebagai peternakan sapi perah yang bergantung pada pengelolaan
pupuk kandang, sehingga tercipta keberlanjutan dengan menjaga kepedulian terhadap
pemeliharaan sapi perah melalui pengelolaan ketersediaan air pakan untuk sapi perah.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihannya Jurnal mudah untuk dipahami karena merupakan


permasalahan yang dibahas dapat dengan mudah dimengerti.
Kekurangannya Jurnal masih belum melakukan penelitian yang
konparatis karena masih menggunakan catatan dari peternakan
GFI sendiri.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai