Anda di halaman 1dari 39

Materi 8

PELAYANAN NIFAS
Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
• Setelah menggikuti pelatihan ini peserta (bidan, dokter,
dan perawat) mampu melakukan pelayanan pada ibu
nifas di fasyankes primer

Tujuan Pembelajaran Khusus


Peserta mampu :
• Menjelaskan Fisiologis Masa Nifas
• Melakukan asuhan ibu nifas
• Melakukan KIE pada masa Nifas
• Melakukan tatalaksana masalah pada masa nifas
TATALAKSANA MASALAH
PADA MASA NIFAS
METRITIS
Metritis
Definisi

• Merupakan infeksi pada uterus setelah persalinan.


Keterlambatan terapi akan menyebabkan abses,
peritonitis, syok septik, trombosis vena, emboli paru,
infeksi panggul kronik, sumbatan tuba, infertilitas

Tanda dan gejala

• Demam ≥ 38ooC dapat disertai menggigil


• Nyeri perut bagian bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Subinvoulsi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
Metritis
Pencegahan
• Memperhatikan tindakan aseptik pada saat melakukan
tindakan
• Menjaga kebersihan diri
• Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air
• Mengganti pembalut dua kali sehari
• Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
• Menghindari menyentuh daerah luka episiotomy atau laserasi
• Meningkatkan nutrisi
• Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
• Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
• Minum minimal 3 liter/hari
Metritis
Pencegahan
• Memperhatikan tindakan aseptik pada saat melakukan
tindakan
• Menjaga kebersihan diri
• Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air
• Mengganti pembalut dua kali sehari
• Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
• Menghindari menyentuh daerah luka episiotomy atau laserasi
• Meningkatkan nutrisi
• Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
• Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
• Minum minimal 3 liter/hari
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan apakah ada keluhan • Pastikan apakah benar pasien


demam dan perdarahan metritis
• Periksa tanda-tanda infeksi, • Lakukan pemeriksaan
subinvolusi, dan dehidrasi: ginekologi dan USG
• Suhu demam/tidak, tanda vital
• Tinggi fundus uteri  apakah masih
• Cek laboratorium tanda infeksi
teraba dan tidak sesuai dengan involusi • Berikan cairan yang cukup, jika
• Lokhia berbau/tidak
perlu berikan cairan intravena
• Mata cekung, bibir kering
• Jika ditemukan tanda-tanda
• Berikan obat-obatan
metritis  RUJUK
• Edukasi intake cairan cukup
• Pastikan pasien memeriksakan
diri ke dokter
Metritis
Tatalaksana
• Berikan antibiotika sampai dengan 48 jam bebas demam
pada Puskesmas PONED / Rawat Inap atau Rujuk
dengan pemberian antibiotik inisial :
• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
• Ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam
• Ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang
diagnosis dan tatalaksana
• Cegah dehidrasi. Berikan minum atau infus cairan
kristaloid.
• Pertimbangkan pemberian vaksin tetanus toksoid (TT)
bila ibu dicurigai terpapar tetanus (misalnya ibu
memasukkan jamu-jamuan ke dalam vaginanya).
Metritis

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah perifer lengkap termasuk hitung


jenis leukosit
• Golongan darah ABO dan jenis Rh
• Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Analisis urin
INFEKSI LUKA PERINEUM
DAN LUKA ABDOMINAL
Infeksi Luka Perineum dan Luka
Abdominal
Definisi
• Merupakan peradangan karena masuknya kuman-kuman ke dalam
luka episotomi atau abdomen pada waktu persalinan dan nifas,
dengan tanda-tanda infeksi jaringan sekitar.

Pencegahan
• Memperhatikan tindakan aseptik pada saat melakukan tindakan
penjahitan
• Menjaga kebersihan diri
• Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air
• Mengganti pembalut dua kali sehari
• Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
• Menghindari menyentuh daerah luka episiotomy atau laserasi
• Meningkatkan nutrisi
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan apakah ada keluhan • Pastikan apakah benar pasien


luka terbuka atau rembesan dari terdapat tanda-tanda infeksi
luka perineum/operasi luka perineum/operasi
• Periksa tanda-tanda infeksi, : • Lakukan pemeriksaan luka
• Suhu demam/tidak, tanda vital
• Adakah luka terbuka, adakah
• Cek laboratorium tanda infeksi
rembesan dari luka • Berikan cairan yang cukup, jika
• Jika ditemukan tanda-tanda perlu berikan cairan intravena
infeksi  RUJUK • Berikan obat-obatan
• Edukasi intake cairan cukup • Evaluasi luka pasca perawatan
• Edukasi untuk perawatan luka luka dan terapi
dan hygiene
• Pastikan pasien memeriksakan
diri ke dokter
ABSES, SEROMA, DAN
HEMATOMA PADA LUKA
Abses, seroma, dan hematoma pada
luka

Tanda dan gejala

• Nyeri tekan pada luka disertai keluarnya cairan


atau darah
• Eritema ringan di luar tepi insisi
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan apakah ada keluhan • Pastikan apakah benar pasien


benjolan dan nyeri dari luka terdapat tanda-tanda hematoma
perineum/operasi pada luka perineum/operasi
• Periksa tanda-tanda: • Lakukan pemeriksaan luka
• Suhu demam/tidak, tanda vital
• Cek laboratorium tanda infeksi
• Adakah benjolan pada luka, adakah
peradangan dan nyeri pada luka • Berikan cairan yang cukup, jika
• Jika ditemukan tanda-tanda  perlu berikan cairan intravena
RUJUK • Berikan obat-obatan
• Edukasi intake cairan cukup • Evaluasi luka apakah diperlukan
• Edukasi untuk perawatan luka tindakan evakuasi/drainase
dan hygiene • Evaluasi luka pasca perawatan
• Pastikan pasien memeriksakan luka dan terapi
diri ke dokter
Abses, seroma, dan hematoma pada
luka

Tatalaksana umum
• Kompres luka dengan kasa lembab dan minta pasien mengganti
kompres sendiri setiap 24 jam.
• Jaga kebersihan ibu, minta ibu untuk selalu mengenakan baju dan
pembalut yang bersih.

Tatalaksana khusus
• Jika terdapat pus atau cairan, bukalah luka dan lakukan drainase.
• Angkat kulit yang nekrotik, jahitan subkutis dan buat jahitan situasi.
• Jika terdapat abses tanpa selulitis, tidak perlu diberikan antibiotika.
• Bila infeksi relatif superfisial, berikan ampisilin 500 mg per oral
selama 6 jam dan metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5
hari.
POSTPARTUM BLUES
Postpartum Blues

Definisi
• Postpartum blues adalah suatu tingkat
keadaaan depresi sementara yang dialami
oleh kebanyakan ibu yang baru melahirkan
karena perubahan tingkat hormon,
tanggung jawab baru akibat perluasan
keluarga dan pengasuhan terhadap bayi
• Postpartum blues dapat berkembang
menjadi depresi postpartum bila tidak
tertangani dengan baik.
Postpartum Blues
Tanda dan Gejala

• Distorsi kognitif
• Perubahan mood yang tidak stabil
• Gejala perilaku
• Gejala psikosomatis
• Biasanya muncul antara hari ke tiga hingga ke
sepuluh pasca persalinan, seringkali setelah pasien
keluar dari rumah sakit

Pencegahan

• Adanya dukungan keluarga dan keadaan lingkungan


fisik yang mendukung
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan apakah ada keluhan • Pastikan gejala postpartum


depresi, kesulitan bonding dengan blues
bayinya, penurunan nafsu makan,
sulit tidur, lemas • Pastikan adakah tanda-tanda
• Periksa tanda-tanda depresi: depresif
• Murung, menangis • Berikan dukungan suportif
• Keinginan untuk bunuh diri
• Edukasi suami dan keluarga
• Jika ditemukan tanda-tanda
untuk memberikan dukungan
post partum blues  RUJUK
• Berikan dukungan suportif kepada
• Jika ditemukan tanda depresif
pasien  RUJUK
• Edukasi suami dan keluarga untuk
memberikan dukungan
• Pastikan pasien memeriksakan diri ke
dokter
TETANUS
Tetanus
Definisi

• Tetanus merupakan penyakit yang langka dan fatal


yang mempengaruhi susunan saraf pusat dan
menyebabkan kontraksi otot yang nyeri.

Tanda dan Gejala

• Trismus
• Kaku kuduk
• Punggung melengkung
• Perut kaku seperti papan
• Spasme spontan
Tetanus

Pencegahan

• Mendapatkan imunisasi yang lengkap


• Menghindari luka tusuk
• Menghindari adanya sisa paku atau
kayu yang menusuk tertinggal di
dalam
• Menghindari adanya infeksi bakteri
lainnya
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan riwayat persalinan • Pastikan tetanus


• Periksa tanda-tanda: • Pastikan jalan nafas terbuka
• Trismus • Berikan obat anti kejang
• Kaku kuduk • Berikan anti tetanus
• Punggung melengkung
• Perut kaku seperti papan
• Jika ditemukan tanda-
tanda tetanus  RUJUK
• Pastikan pasien memeriksakan
diri ke dokter
• Pastikan jalan nafas terjaga
saat merujuk dan pasang IV line
Tetanus
Tatalaksana Umum
• Rujuk ibu ke rumah sakit

Tatalaksana Khusus
• Miringkan ibu ke samping agar tidak terjadi aspirasi.
• Jaga jalan napas tetap terbuka.
• Atasi kejang dengan diazepam 10 mg IV selama 2 menit.
Jauhkan ibu dari kebisingan dan cahaya.
• Pasang jalur intravena untuk memberikan cairan. Jangan
berikan cairan lewat mulut.
• Berikan antibiotika benzil penisilin 2 juta unit IV setiap 4 jam
selama 48 jam. Lalu, lanjutkan dengan ampisilin 500 mg 3
kali sehari selama 10 hari.
• Berikan antitoksin tetanus 3000 unit IM
• Di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, cari tahu dan
singkirkan penyebab infeksi (misalnya jaringan yang terinfeksi)
• Ventilasi mekanik mungkin diperlukan.
BENDUNGAN PAYUDARA
DAN MASTITIS
Bendungan Payudara
Definisi

• Bendungan payudara adalah bendungan yang


terjadi pada kelenjar payudara oleh karena
ekspansi dan tekanan dari produksi dan
penampungan ASI.

Tanda dan Gejala

• Payudara bengkak dan keras


• Nyeri pada payudara
• Terjadi 3 – 5 hari setelah persalinan
• Kedua payudara terkena
Bendungan Payudara

Pencegahan

• Hindari posisi menyusui yang tidak baik


• Tidak membatasi bayi menyusui
• Tidak membatasi waktu bayi dengan payudara
• Hindari pemberian suplemen susu formula
untuk bayi
• Hindari penggunaan pompa payudara tanpa
indikasi sehingga menyebabkan suplai
berlebih.
• Hindari penggunaan implan payudara
Bendungan Payudara
Tatalaksana
• Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
• Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat selama
5 menit
• Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.
• Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi
lunak.
• Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand
feeding) dan pastikan bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah
benar.
• Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu
mengosongkan payudara, mungkin diperlukan pompa atau
pengeluaran ASI secara manual dari payudara.
• Letakkan kain dingin/kompres dingin dengan es pada payudara
setelah menyusui atau setelah payudara dipompa.
• Bila perlu, berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral untuk mengurangi
nyeri.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Mastitis
Definisi
• Mastitis adalah Inflamasi atau infeksi payudara

Tanda dan Gejala


• Payudara (biasanya unilateral) keras, memerah, dan nyeri
• Dapat disertai demam >38°C
• Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-4 postpartum, namun
dapat terjadi kapan saja selama menyusui

Pencegahan
• Segera menyusui setelah melahirkan (jangan menunda menyusui)
• Menghindari lecet pada puting
• Lakukan variasi menyusui dengan berbagai posisi sehingga
drainase payudara dapat sempurna
• Hindari menggunakan bra yang ketat yang dapat menghambat
aliran ASI
Mastitis
Tatalaksana

• Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan


cairan yang lebih banyak.
• Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.
• Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan
payudara yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit
belum kosong setelah menyusui, pompa payudara
untuk mengeluarkan isinya.
• Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi
bengkak dan nyeri.
• Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral.
• Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang
pas.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan pola pemberian ASI • Pastikan apakah bendungan


• Tanyakan keluhan nyeri dan payudara atau mastitis
bengkak pada payudara • Lakukan pemeriksaan
• Periksa tanda-tanda: payudara
• Suhu – adakah demam • Lakukan breast care
• Adakah bendungan payudara
• Berikan terapi supportif
• Apakah sudah terdapat tanda
infeksi
• Edukasi pasien cara
pemberian ASI yang benar
• Jika ditemukan tanda-tanda
• Edukasi mengenai breast care
infeksi (mastitis)  RUJUK
• Edukasi pasien cara pemberian
ASI yang benar
• Edukasi mengenai breast care
RETENSIO URIN
Retensio Urin Pasca Salin
Definisi
• Retensio urin post partum adalah tidak adanya proses berkemih
spontan 6 jam setelah kateter menetap dilepaskan, atau setelah 6 jam
dapat berkemih spontan dengan urin sisa > 200 ml (kasus Obstetri)

Tanda dan Gejala


• Tidak adanya kemampuan sensasi untuk mengosongkan kandung
kemih ketika buang air kecil
• Nyeri abdomen bagian bawah/suprasimfisis
• Tidak bisa berkemih sama sekali
• Adanya massa yang keras atau tidak keras pada sekitar pelvis dengan
perkusi yang pekak

Pencegahan
• Menghindari trauma intra partum pada saat proses persalinan
Peran Peserta
Bidan - Perawat Dokter

• Tanyakan apakah pasien dapat • Pastikan retensio urin


BAK spontan pasca persalinan • Lakukan pemeriksaan residu
• Periksa tanda-tanda: urine
• Terdapat involusi uteri karena • Lakukan penatalaksanaan
kandung kemih penuh retensio urine sesuai bagan
• Evaluasi jumlah residu urin • Edukasi cara penatalaksanaan
jika BAK tidak lampias retensio urine kepada pasien
• Jika volume residu urine >
200cc  RUJUK
Retensio Urin
Tatalaksana
• Pemasangan kateter transurethral. Kateter harus
ditinggalkan sampai pasien bisa buang air kecil spontan.
• Untuk menghilangkan gejala overdistensi vesika urinaria
biasanya kateter dipasang dan ditinggal selama paling
sedikit 24 jam untuk mengosongkan vesika urinaria. Jika
kateter sudah dilepas harus segera di nilai apakah pasien
sudah buang air kecil secara spontan. Bila pasien tidak
bisa buang air kecil secara spontan setelah 4 jam, kateter
harus dipasang kembali dan volume residu urin harus di
ukur. Apabila volume residu urin > 200 cc kateter harus di
pasang kembali
Penatalaksanaan retensio urin
Retensio Urin Pasca Bedah

Keteterisasi
urinalisa, kultur urin
Antibiotika, banyak minum (3 liter/24 jam), prostaglandin

Urin <500ml Urin 500-1000ml Urin 1000-2000ml Urin > 2000ml

Intermitten Dauer kateter Dauer kateter Dauer kateter


1 x 24 jam 2 x 24 jam 3 x 24 jam

Buka-tutup kateter/4-6 jam


Selama 24 jam (kecuali ingin BAK dapat dibuka segera)

Kateter dilepas pagi hari

Dapat BAK Spontan Tidak dapat BAK Spontan

Urin residu > 200 ml (obstetri) Urin residu < 200 ml (obsstetri)
Urin residu > 100 ml (ginekologi) Urin residu < 100 ml (ginekologi)

Pulang
Keterangan : Intermiten adalah kateterisasi tiap 6 jam .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai