Anda di halaman 1dari 21

Widya Aprilia Ningsih

19031035
19 A

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.
EFEKTIVITAS RELAKSASI
OTOT PROGRESIF TERHADAP
KADAR GULA DARAH
Latar Belakang

Penyakit diabetes melitus merupakan ancaman kesehatan secara


global. Prevalensi global penderita diabetes melitus pada tahun 2017
mencapai 371 juta orang (IDF, 2017). Dan sekitar 90-95% dari
mereka menderita diabetes tipe 2 (WHO, 2019). Indonesia merupakan
negara di urutan ke-6 dengan jumlah penderita diabetes mencapai
10,3 juta orang (IDF, 2017). Tidak jauh berbeda dengan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) juga menunjukan peningkatan kejadian
penyakit diabetes dari 6,9% tahun 2013 menjadi 8,5% tahun 2018
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Tujuan Penulisan

Untuk menggambarkan manfat relaksasi otot


progresif dalam menurunkan kadar gula darah
Metode Penulisan

Penelitian quasi experiment pre test and post test with control group design.
Sebanyak 24 responden yang dibagi menjadi dua kelompok (12 intervensi yang
diberikan terapi relaksasi otot progresif dan 12 kontrol). Sampel penelitian
dipilih secara porpusive berdasarkan kriteria yaitu pasien diabetes melitus tipe
2 usia produktif (15-64 tahun), tidak terdapat komplikasi seperti gangguan
penglihatan, penyakit jantung, penyakit gagal ginjal, hipertensi, atau penyakit
ulkus diabetikum dan tidak mengkonsumsi obat-obatan sebelum menjalani
terapi.
Hasil Penelitian
Rata-rata kadar gula darah sewaktu sebelum diberikan terapi
relaksasi otot progresif pada kelompok intervensi yaitu 240,5 mg/dl,
rata-rata setelah diberikan terapi kelompok intervensi yaitu 195,0
mg/dl. Rata- rata nilai kadar gula darah sebelum perlakuan
kelompok kotrol yaitu 209,5 mg/dl dan rata-rata setelah perlakuan
kelompok kontrol yaitu 210,9 mg/dl. Hasil analisis juga menunjukan
perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah diberikan terapi
pada kelompok intervensi
Kesimpulan
Terapi relaksasi otot progresif yang dilakukan oleh
penderita DMT2 berpengaruh pada penurunan kadar
gula darah sewaktu. Aktivitas fisik dapat mempengaruhi
nilai kadar gula darah sewaktu dan dikendalikan dengan
melakukan latihan jasmani (terapi relaksasi otot
progresif) secara teratur dan kontinu karena pada saat
istirahat ambilan glukosa oleh otot jaringan
membutuhkan insulin sedangkan pada otot aktif
walaupun terjadi peningkatan kepekaan dan perubahan
permeabilitas membran sel pada saat melakukan
aktivitas terapi relaksasi otot progresif.
Kelebihan Jurnal
Kelebihan dalam jurnal ini menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga akan mudah untuk di pahami oleh
para pembaca. Dan hasil penelitian setelah dilakukan uji
analisis disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol
terdapat adanya perubahan.
TERAPI RELAKSASI
PROGRESIF

Teknik relaksasi progresif adalah suatu gerakan menegangkan


dan melepaskan secara berurutan 10 kelompok otot tubuh,
dimulai dari kelompok otot paha dan kaki, pergelangan tangan,
lengan bawah, lengan atas perut, dada, punggung, bahu, leher,
dan wajah. Teknik relaksasi progresif adalah memusatkan
perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan mengidentifikasi
otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan
rileks (Kusyati, 2010).
Tujuan Terapi Relaksasi Progresif
Tujuan terapi relaksasi progresif menurut Gunarsa (2007) yaitu :
1. Berkurangnya ketegangan otot
2. Berkurangnya perasaan bergelora secara kefaalan
3. Berkurangnya perasaan cemas dan emosi lain yang bergelora
4. Berkurangnya kekhawatiran
5. Mengurangi masala-masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi,
sakit kepala, insomnia
6. Mengurangi tingkat kecemasan
7. Mengurangi kelelahan aktifitas mental dan atau latihan fisik
Indikasi dan Kontraindikasi
Terapi Relaksasi Progresif
INDIKASI KONTRAINDIKASI

a. Lansia yang mengalami a. Klien lansia yang mengalami


gangguan tidur (insomnia) keterbatasan gerak, misalnya tidak

b. Lansia yang sering mengalami bisa menggerakkan badannya.

stress b. Klien lansia yang menjalani

c. Lansia yang mengalami perawatan tirah baring (bed rest).

kecemasan

d. Lansia yang mengalami depresi


Langkah-langkah Terapi
Relaksasi Progresif

1. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau dengan posisi duduk dikursi
dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri

2. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu

3. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat ketat.

4. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
PROSEDUR
1. Melatih Otot Tangan

a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan selama 10 detik

b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi

c. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks selama 20-50
detik.

d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks yang dialami.

e. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.


2. Melatih Otot Tangan Bagian
Belakang
3. Melatih Otot Biseps (Otot Besar Pada
Tekuk kedua lengan ke belakang pada Bagian Atas Pangkal Lengan)
pergelangan tangan sehingga otot di
Genggam kedua tangan sehingga menjadi
tangan bagian belakang dan lengan kepalan.
Kemudian membawa kedua kepalan ke
bawah menegang, jari-jari menghadap
pundak sehingga otot biseps akan menjadi
ke langit-langit. Lakukan selama 10 tegang. Lakukan selama 10 detik
Lepaskan dan rileks selama 20-50 detik
detik, kemudian lepaskan dan rileks
selama 20-50 detik.
5. Melemaskan Otot-Otot Wajah (Seperti
4. Melatih Otot Bahu Supaya Mengendur
Otot Dahi, Mata, Rahang, dan Mulut).
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya
a. Gerakkan otot dahi dengan cara
seakan-akan bahu akan dibawa hingga
mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
menyantuh kedua telinga. Lakukan selama dan kulitnya keriput. Lakukan selama 10 detik,
kemudian lepaskan dan rileks selama 20-50
10 detik, kemudian lepaskan dan rileks
detik.
selama 20-50 detik.
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat
b. Fokus perhatian gerakan ini adalah
dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang
kontras ketegangan yang terjadi di bahu,
mengendalikan gerakan mata. Lakukan
punggung atas, dan leher.
selama 10 detik, kemudian lepaskan dan
rileks selama 20-50 detik
6. Mengendurkan Ketegangan yg dialami oleh Otot Rahang

Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi


ketegangan disekitar otot rahang. Lakukan selama 10 detik,
kemudian lepaskan dan rileks selama 20-50 detik.

7. Mengendurkan Otot-Otot Sekitar Mulut

Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan


ketegangan di sekitar mulut. Lakukan selama 10 detik,
kemudian lepaskan dan rileks selama 20-50 detik
8. Merileksikan Otot Leher Bagian Depan
Maupun Belakang

a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian


belakang baru kemudian otot leher bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga dapat merasakan
ketegangan dibagian belakang leher dan punggung
atas.
d. Lakukan selama 10 detik, kemudian lepaskan dan
rileks selama 20-50 detik.
9. Melatih Otot Leher Begian Depan
a. Gerakan membawa kepala ke muka. 10. Melatih Otot Punggung

b. Benamkan dagu ke dada, sehingga a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.


dapat merasakan ketegangan di daerah b. Punggung dilengkungkan.
leher bagian muka.
c. Busungkan dada, tahan kondisi
c. Lakukan selama 10 detik, kemudian
tegang selama 10 detik, kemudian
lepaskan dan rileks selama 20-50
relaks selama 20-50 detik.
detik.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali
ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lemas.
11. Melemaskan Otot Dada
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama 10 detik, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas dan rileks
selama 20-50 detik.
c. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan relaks.
13. Melatih Otot-Otot Kaki (Seperti Paha
Dan Betis)

12. Melatih Otot Perut a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot
a. Tarik dengan kuat perut kedalam. paha terasa tegang.
b. Tahan sampai menjadi kencang b. Lanjutkan dengan mengunci lutut
dan keras selama 10 detik, lalu sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah
dilepaskan bebas dan rileks selama ke otot betis.
20-50 detik
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
c. Ulangi kembali seperti gerakan
dilepas dan rileks selama 20-50 detik
awal perut ini.
d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua
kali.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai