Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT

EMERGENCY TREATMENT OF NEAR FATAL


ACUTE ASTHMA

Dario Lo Cigno| | Federico Vischia | Antonio Sechi

Presentasi oleh:
Rocherman Gema Adytama

Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi


RS UNS Surakarta
2021
ANAMNESIS

 Laki-laki 43 tahun MRS di ruang IGD dengan


keluhan sesak napas yang berat.
 Pasien tidak dapat berbaring, tidak dapat
mengucapkan satu kata pun.
 Pasien masuk di ruang resusitasi.
 Pasien memiliki Riwayat asma, namun tidak
terkontrol, dan addiksi obat narkotika.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit berat
Kesadaran : GCS 15 (Gelisah)

Tanda Vital
 Tekanan Darah : 145/80 mmHg
 Heart Rate : 140 x/menit
 Frek. Pernapasan : 40 x/menit
 SaO2 : 70% 02 ruang
 Temperatur : 36.8 oC
 Pola pernapasan : Dispneu

Weezing difus dan bilateral (+), dan retraksi dada (+)


Tidak didapatkan temuan signifikan lain pada pemeriksaan fisik
3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 WBC 16.730, C-reaktif protein < 0.5 mg/dl


 BGA
Hasil : Ph 7.14 PCo2 77 PO2 44.2 HCO3 28.4 Laktat
2.80
 Foto thoraks didapatkan inflasi paru bilateral.
TATALAKSANA AWAL

 O2 NRM
 Infus vena sentral di vena femoralis, karena akses
vena perifer tidak didapatkan
 Nebulisasi salbutamol
 Aminophilin iv
 Metilprednisolon iv
 Epinefrine iv dan nebulisasi
 Magnesium sulfat iv
TATALAKSANA

 Karena didapatkan distress pernafasan dan asidosis


respiratorik, dilakukan pemasangan non invasive
ventilasi (NIV), dengan PEEP 0 cmH2O, FiO2
100%.
 Pasien mentoleransi NIV dengan baik.
 Setelah 30 menit pemberian NIV, dilakukan
evaluasi. Weezing berkurang, dan terdapat
perbaikan dari tanda vital
TD 130/75
HR 120
RR 28
SpO2 100% dengan NIV FiO2 1.0
FOLLOW UP

 BGA 30 menit setelah NIV


Hasil : Ph 7.22 PCO2 66 PO2 453 HCO3 27.8
 BGA 3 jam setelah NIV menunjukkan perbaikan
Hasil : Ph 7.37 PCO2 45 PO2 156 HCO3 25.4
 Pasien kemudian pindah ke ruangan rawat inap,
dengan pemberian O2 nasal kanul, bronkodilator
dan steroid.
 Pasien pulang setelah 6 hari perawatan.
PEMBAHASAN

 NIV adalah teknik support respirasi yang efektif,


utamanya pada kasus eksaserbasi PPOK

 Pada pasien dengan eksaserbasi PPOK, NIV


memperbaiki hasil BGA, dan mengurangi mortalitas,
beban respirasi, dan mengurangi kebutuhan intubasi
endotrakeal

 Pada praktik klinis, eksaserbasi asma dibedakan


menjadi asma akut ringan, sedang, dan berat.
PEMBAHASAN

Manajemen Terapi Asma

 Terapi O2, diberikan hingga PO2 > 60mmHg, dan SpO2 >
92%. Oksigen dengan flow yang tinggi dapat berbahaya
pada pasien hiperkapnik

 Bronkodilator  mengurangi obstruksi


Pada asma akut berat, dosis terapi (2.5-5 mg per
Beta Agonis
dosis) dapat diulang setiap 20 menit

Anti kolinergik Ipratropium bromide dengan dosis 80 mcg (MDI


dengan spacer) dapat diulang tiap 10 menit
PEMBAHASAN

Manajemen Terapi Asma

 Kortikosteroid  mengurangi inflamasi. Kortikosteroid


sistemik dapat diberikan secara oral atau iv, dengan
dosis metilprednisolon 40-60 mg. sediaan inhalasi
meningkatkan efek bronkodilator.

 Theofilin, memberikan tambahan efek bronkodilator


dari beta agonis. Rekomendasi dosis loading dose 6
mg/kg iv dalam 30 menit kemudian dosis rumatan 0.5
mg/kg/jam.

 Magnesium sulfat  efek bronkodilator, meski 3 studi


metanalisis terkakhir tidak mengkonfirmasi efektivitas
kilnisnya.
DISKUSI

Efikasi NIV sangat jelas


pada PPOK Secara teori asma dan
PPOK harusnya
Pada asma, belum memberikan respon
terdapat kesamaan serupa terhadap NIV
pendapat

Penelitian pada 2003, 30 pasien dibagi dalam 2 grup


Penelitian pada 2003, 30 pasien dibagi dalam 2 grup
(terapi konvensional dan terapi konvensional +NIV),
(terapi konvensional dan terapi konvensional +NIV),
kelompok NIV menunjukkan perbaikan fungsi paru,
kelompok NIV menunjukkan perbaikan fungsi paru,
hasil BGA, dan penurunan RR secara signifikan.
hasil BGA, dan penurunan RR secara signifikan.
DISKUSI

 Peneliti melaporkan pasien MRS dengan asma


eksaserbasi derajat berat, pasien berhasil ditatalaksana
dengan terapi medis dan NIV (PEEP 0 + PS).

 Beberapa studi setuju dengan hipotesis peneliti, namun


masih berupa studi berukuran kecil dengan kekuatan
statistic yang rendah

NIV mencegah Mengurangi Menurunkan


potensi intubasi perawatan di morbiditas dan
ET ICU cost
KESIMPULAN

 Resistensi jalan napas yang tinggi pada pasien asma


kadang membuat pemberian NIV menjadi sulit,
membutuhkan PS yang tinggi  meningkatkan
barotrauma.
 Dikarenakan ketidakpastian tersebut serta sedikitnya bukti
klinis NIV tidak secara rutin direkomendasikan pada asma
eksaserbasi berat.
 Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk meperjelas peran
NIV pada pasien asma, kriteria pasien dan timing yang
tepat untuk terkait pemberian NIV atau ventilasi invasif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai