Anda di halaman 1dari 9

PPOK

EKSASERBASI

By : Laily
DISKUSI KASUS
Pasien datang ke UGD RS, seorang laki-laki
berusia 77 tahun dengan keluhan sesak napas
dan mudah lelah. Pasien mengaku sesak
memberat sejak 2 hari terakhir disertai dengan
dahak kental kekuningan.
Riwayat merokok 50 tahun. Pada pemeriksaan
didapatkan dada barrel chest. Pasien sudah
diberikan pengobatan berupa inhalasi
salbutamol tetapi keluhan tidak membaik.

Apakah terapi lanjutan yang bisa diberikan


untuk pasien ini?
PPOK Eksaserbasi
• Eksaserbasi PPOK didefinisikan sebagai kondisi akut
yang ditandai dengan perburukan gejala respirasi
dan variasi gejala normal haran dan membutuhkan
perubahan terapi.
• Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi, polusi udara,
kelelahan atau timbulnya komplikasi
• Gejala dan tanda eksaserbasi PPOK antara lain:
1. Bertambahnya sesak
2. Meningkatnya jumlah sputum
3. Terjadi perubahan karakteristik dan konsistensi
sputum

PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


PPOK Eksaserbasi
• Tujuan tatalaksana akut adalah mengatasi
segera eksaserbasi yang terjadi dan
mencegah terjadinya gagal napas.
• Hal yang harus diperhatikan: derajat sesak,
frekuensi nafas, pernafasan paradoksal,
kesadaran, TTV, analisis gas darah,
pneumonia

PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


PPOK
Eksaserbasi
• Berdasarkan derajat eksaserbasi tersebut, maka
prinsip penatalaksanaan menjadi:

1. Eksaserbasi ringan  meningkatkan pemakaian


bronkodilator (dapat dilakukan di rumah / di klinik)

2. Eksaserbasi sedang  menambahkan antibiotik /


steroid sistemik atau keduanya (dapat dilakukan di
puskesmas atau klinik atau praktik dokter)

3. Eksaserbasi berat  tatalaksana di RS


Tatalaksana Eksaserbasi Ringan di Rumah

• Menambahkan dosis bronkodilator


atau dengan mengubah bentuk BD
dari oral/ inhaler menjadi dalam
bentuk nebulizer
• Menggunakan oksigen bila aktivitas
dan selama tidur
• Menambahkan mukolitik
• Menambahkan ekspektoran
Tatalaksana PPOK
Eksaserbasi di RS
• Terapi oksigen
pertahankan saturasi 88-92%
Sungkup venturi lebih akurat dan dapat
mengontrol pemberian oksigen dibanding
kanula hidung
• Bronkodilator  short acting beta-2 agonist
(SABA) dengan atau tanpa antikolinergik
• Kortikosteroid  oral prednisone 40 mg/hari
selama 5 hari atau metilprednisolon 32 mg/hari
dosis tunggal atau terbagi. Jika IV diberikan
metilprednisolon 3 x30 mg sampai bisa disulih
ke oral.

PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


Tatalaksana PPOK
Eksaserbasi di RS
 Antioksidan  N-asetilsistein 1200 mg/hari IV
selama 5 hari atau erdostein 2 x300 mg/hari
selama 7 hari
 Mukolitik
 Imunomodulator  Echinacea purpurea 500
mg dan vitamin C 50 mg serta mikronutrien
(selenium 15 ug dan zink 10 mg) selama 2
minggu terutama yang disebabkan ISPA.
 Nutrisi
 Pemberian antibiotik adekuat
 Ventilasi mekanik atas indikasi
PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016
Tatalaksana PPOK
Eksaserbasi di RS
• Antibiotik diberikan pada
 Pasien PPOK eksaserbasi dengan semua gejala
cardinal (sesak napas yang bertambah,
meningkatnya jumlah sputum, dan bertambahnya
purulensi sputum)
 Pasien PPOK eksaserbasi dengan dua dari gejala
cardinal, apabila salah satunya adalah bertambahnya
purulensi sputum
 Pasien PPOK eksaserbasi berat yang membutuhkan
ventilasi mekanis (invasive atau non-invasive)

PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016

Anda mungkin juga menyukai