Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH KEMUNDURAN TIGA KERAJA

AN BESAR (UTSMANI, SAFAWI, DAN MU


GHAL) TIGA KERAJAAN ISLAM YAITU KERAJAAN TURKI
KEMUNCULAN
USTMANI, KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA DAN KERAJAAN MUGHAL
DI INDIA TELAH BANYAK MEMBERIKAN KONTRIBUSI BAGI
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM. KERAJAAN USMANI
MENCAPAI PUNCAK KEJAYAAN DIBAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN
SULAIMAN AL-QANUNI (1520-1566 M) DI KERAJAAN SAFAWI, SYAH
ABBAS I MEMBAWA KEMAJUAN DALAM 40 TAHUN PERIODE
KEPEMERINTAHANNYA DARI TAHUN 1588-1628 M. DAN DI KERAJAAN
MUGHAL MERAIH MASA DEPAN DI BAWAH SULTAN AKBAR (1542-
1605 M).
PEMBAHASAN

• A. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi


Kerajaan safawi di Persia puncak kekuasaan dibawah pemerintahan syah
Abbas I selama periode 1588-1628 M. Abbas I berhasil membangun
kerajaan safawi sebagai keseimbangan bagi Kerajaan Turki
Usmani. Bahkan dalam bidang ilmu pengetahuan, kerajaan ini lebih
menonjol daripada kerajaan turki usmani, khususnya ilmu filsafat yang
berkembang pesat. Hurmuz sebagai pelabuhan utama berhasil dikuasai oleh
Abbas I sehingga wilayah ini mampu menjamin kehidupan perekonomian
Safawi.
RAJA-RAJA SAFAWI DAN KEMUNDURAN-NYA

• syah Abbas I selama periode 1588-1628 M.


1. Safi Mirza (1628-1642 M)
2. Abbas II (1642-1667 M)
3. Sulaiman (1667-1694 M0
4. Husain (1694-1722 M)
5. Tahmasp II (1722-1732 M)
6. Abbas III (1733-1736 M)
• Safi Mirza (1628-1642 M)
kemunduran kerajaan safawi, diantaranya dari perebutan kekuasaan dikalangan keluarga kerajaan.
Pada masa pemerintahan Mirza inilah kota Qandahar lepas dari penguasaan Safawi karena direbut
oleh kerajaan Mughal. Baghdad sendiri direbut oleh Kerajaan Usmani.
• Abbas II (1642-1667 M)
Abaas II konon seorang raja pemabuk, kebiasaan tidur, namun kota Qandahar bisa direbut kembali. 
• Sulaiman (1667-1694 M)
sulaiman, ia seorang pemabuk dan selalu bertindak kejam terhadap pembesar istana yang
dicurigainya.
• . Husain (1694-1722 M)
Husain adalah raja yang alim akan tetapi kealiman Husain adalah suatu kefanatikan tehadap
Syi'ah. Inilah yang menyebabkan munculnya berbagai jenis sunni di afganistan. Ada gejolak politik,
pada 1709 M di bawah pimpinan Mir Mahmud bangsa afgan berhasil merebut wilayah
Qandahar. Lalu diusul oleh pemberontakan suku Ardabil di Herat yang berhasil menduduki Mashad.
demi penyerangan ini memaksa Husain untuk mengakui kekuasaan Mahmud. Oleh Husain, Mahmud
diangkat menajdi gubernur di Qandahar dengan gelar husain Quli Khan yang berarti Budak Husain.
Dengan pengakuan ini semakin mudah bagi Mahmud untuk menjalankan siasatnya. Pada 1721 M ia
berhasil merebut Kirman. Lalu menyerang Isfahan, mengepung ibu kota safawi itu selama enam bulan
dan memaksa Husain menyerah tanpa syarat. Pada 12 oktober 1722 M Syah Husain menyerah dan 25
oktober menjadi hari pertama Mahmud memasuki kota Isfahan dengan kemenangan.
• Tahmasp II (1722-1732 M)
Tak menerima semua ini, Tahmasp II yang merupakan salah seorang putra Husain dengan dukungan
penuh suku Qazar dari rusia, memproklamirkan diri sebagai penguasa Persia dengan ibu kota di
Astarabad. Pada 1726 M, Tahmasp bekerja sama dengan Nadir khan dari suku afshar untuk
memerangi dan mengusir bangsa afgan yang menduduki Isfahan.
pada 1729 M, Asyraf sebagai pengganti Mir Mahmud mati dalam peperangan tersebut. Dengan
kematian Asyraf, maka dinasti Safawi berkuasa lagi.
Pada Agustus 1732 M, Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan didukung oleh Abbas III yang
merupakan putra Tahmasp II, padahal usianya masih sangat muda. 
Pada tanggal 8 Maret 1736, Nadir menyatakan dirinya sebagai penguasa persia dari abbas III. Maka
berakhirlah kekuasaan dinasti Safawi di Persia.
• Kehancuran safawi juga disebabkan oleh lemahnya pasukan
Ghulam yang diandalkan oleh safawi pasca penggantian tentara
Qizilbash. Hal ini karena pasukan Ghulam tidak diperlukan
secara penuh dalam memahami seni militer. Sementara sisa-sisa
pasukan qizilbash tidak memiliki mental yang kuat
dibandingkan dengan para pendahulu mereka. Sehingga
membuat pertahanan militer Safawi sangat lemah dan mudah
diserang oleh lawan.
KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
DINASTI MUGHAL DI INDIA

Sepeninggalan Aurangzeb pada 1707 M, kesultanan mughal mulai menunjukkan tanda-tanda


kemunduran karena generasi pemimpin selanjutanya sangat lemah. Tercatat sultan-sultan pasca
Aurangzeb adalah sebagai berikut :
1. Bahadur Syah I (1707-1712 M)
2. Azimusyah (1712-1713 M)
3. Farukh Siyar (1713-1719 M)
4. Muhammad Syah (1719-1748 M)
5. Ahmad Syah (1748-1754 M)
6. Alamghir II (1754-1759 M)
7. Syah Alam (1761-1806 M)
8. Akbar (1806-1837 M).
9. Bahadur Syah II (1837-1858 M)
• Kemunduran ini ditandai dengan konflik dikalangan keluarga kerajaan, yang intinya adalah saling
berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya memiliki watak yang keras dan keinginan,
sebagaimana nenek moyang mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat tersebut.
• Ketika Jehangir menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga
ingin tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran ibu tiri
beliau yang ingin anaknya yaitu Khurram, menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan
mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah Jihan diantaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan
Murad Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.
• Faktor lainnya yang sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. 
• Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah
Qandahar. Pada 1622 m, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari
Safawi menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang
dikirim olehnya. Lalu dikonsultasikan dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad
Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada
1748 ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.
• Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang merupakan mayoritas di sana,
tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan dengan islam yang menjadi warga kelas satu
meskipun terbatas. Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat kesulitan
kerajaan Mughal pada saat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.
• . Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat
pengaruhnya, membangun EIC (East India Company). Dengan pasukan kerajaan inggris untuk
mempersiapkan dan mestabilkan wilayahnya. keunggulan kekuatan Mughal semakin menurun,
maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan
Orisa kepada inggris.
• Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal
yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan. Akan tetapi
dapat diserang walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, tetapi
Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan
itu. Maka sebagai hukumannya, inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan
kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan
Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran sasaran. Bahdaur sendiri di istana pada 1858
M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan didukung
oleh imperialisme Inggris
MASA KEMUNDURAN
• Masa kemerosotan Turki Usmani dimulai dari krisis suksesi sepeninggal Sultan Sulaiman pada
1566 M. sampai sebelum Turki menjadi Republik 1923 M di tangan Mustafa kamal At-Taturuk,
tercatat 27 Sultan tidak ada lagi yang dapat diandalkan. Tentu kemewahan hidup dalam Istana
telah merusak mental anak-anak Sultan tersebut.
• Sultan Salim II (1566-1573 M) pengganti Sultan Sulaiman terjadi peperangan antara angkatan laut
Turki Usmani dengan angkatan laut Spanyol di selat Liponto (Yunani). Dalam pertempuran itu,
Turki Usmani mengalami kekalahan sehingga Tunisia dapat direbut musuh
• Di masa Sultan Murad III (1574-1595 M) walau Sultan Murad III berkepribadian jelek
dan suka memperturutkan hawa nafsu, tetapi Tunisia dapat direbut kembali, dan juga
menguasai Tiflis di Laut Hitam (1577 M) dan mengalahkan gubernur Bosnia pada tahun
1593 M.
• Akibat moral Sultan Murad II yang jelek timbul kekacauan dalam negeri, ditambah lagi
dengan tampilnya Sultan Muhammad III (1595-1603 M) yang bermoral lebih jelek dari
Murad II. Dalam situasi gawat begini, Austria berhasil memukul Turki Usmani. Di luar
negeri, kejayaan Turki Usmani di mata orang-orang Eropa sudah memudar.
• Di dalam negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Syria di bawah pimpinan Kurdi
Jumblad; di Lobanon di bawah pimpinan Amir Fakhruddin. Dengan negara-negara tetangga terjadi
peperangan, seperti dengan kerajaan Persia di bawah pimpinan Syah Abbas. Bahkan tentara elit
kebanggaan dan andalan Turki Usmani ikut memberontak karena tidak memdapat perhatian serius
dari pemerintah.
• Dalam pada itu, dalam rentang waktu yang sudah sangat panjang Daulah Turki Usmani
memerintah di Eropa sudah mulai timbul negara-negara yang kuat. Demikian juga Rusia di bawah
Peter Yang Agung telan menjadi negara yang maju, sehingga daerah Turki Usmani di Eropa satu
persatu membebaskan diri dari kekuasaan Daulah Turki Usmani, seperti Yunani memproklamirkan
kemerdekaannya kembali 1829 M, demikian juga Rumania lepas 1856 M.

Anda mungkin juga menyukai