Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEMUNDURAN TIGA KERAJAAN BESAR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Oleh:

ADHE LIA ANGGREYANI

NIM: 12110181

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN
SEMARANG
2022
BAB I

A. LatarBelakang

Pada setiap kerajaan pasti akan mengalami yang namanya kemajuan,


kegemilangan dan kejayaan yang terjadi pada masa kerajaan tersebut,
akan tetapi kerajaan tersebut pasti akan mengalami yang namanya
kemunduran dan kehancuran.

Begitu pula pada ketiga kerajaan terbesar yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu:  kerajaan Turki Ustmani, Safawi Persia, Mughal India
yang semulanya mengalami kejayaan kemudian mengalami kehancuran
dan kemunduran dikarenakan oleh beberapa faktor penyebab
keruntuhannya.

Ketika Islam sedang mengalami periode kemunduran, bangsa Barat


sedang dalam situasi berlari kencang menuju puncak kejayaannya.
Sehingga lebih lanjut kedepannya akan terjadi imperialisme terhadap
negara-negara mayoritas muslim di wilayah Asia dan Afrika.

B. RumusanMasalah
1. Apa factor penyebab runtuhnya kerajaan Turki Ustmani?
2. Apa factor penyebab runtuhya kerajaan Safawi Persia?
3. Apa factor penyebab runtuhnya Mughal India?
4. Bagaimana pengaruhnya kemunduran tiga kerajaan Islam ini terhadap
imperialisme Barat?
C. TujuanPembahasan
1. Mengetahui factor penyebab runtuhnya kerajaan Turki Ustmani.
2. Mengetahui factor penyebab runtuhnya kerajaan Safawi Persia.
3. Mengetahui factor penyebab runtuhnya kerajaan Mughal India.
4. Mengetahui pengaruh kemundurun tiga kerajaan islam terhadap
imperialisme Barat.
5.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Factor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Turki Ustmani


Ada tiga faktor pendukung yang menyebabkan runtuhnya Kesultanan
Turki Usmani.1 Pertama, munculnya konflik intern yang tidak dapat
diselesaikan. Kedua, serangan pasukan negara-negara Eropa. Ketiga,
gerakan makar politik Zionis dan Freemasonry terhadap Kesultanan Turki
Usmani.
Di antara tiga faktor itu maka faktor yang terakhirlah yang
memainkan peranan paling panting sebagai penyebab utama runtuhnya
Kesultanan Turki Usmani. Walaupun konflik dan serangan militer negara-
negara Eropa membuat Kesultanan Turki Usmani lemah, namun kedua hal
ini tidak menjadikannya runtuh. Runtuhnya Kesultanan Turki Usmani
adalah hasil dari, usaha gerakan-gerakan politik yang muncul di Turki,
yaitu Gerakan Turki Muda, Gerakan Ijtihad Wattaroqqi dan gerakan
politik yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Ketiga gerakan di atas adalah merupakan 'Mantel' dari gerakan
Freemasonry yang ada di Turki. Ketiga gerakan itu mempunyai ciri yang
sama dengan Gerakan Freemasonry yaitu mendirikan negara nasional yang
sekuler. Alasan utama Gerakan Freemasonry dan Zionis untuk
meruntuhkan Kesultanan Turki Usmani adalah untuk menguasai negeri
Palestina yang merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Turki Usmani.
Daerah ini akan dijadikan negara bagi bangsa Yahudi. Selama Kesultanan
Turki Usmani masih ada maka cita-cita Zionis dan Freemasonry tetap
mengalami hambatan dan rintangan.
Kekhalifahan Islam berakhir seiring runtuhnya khilafah Utsmaniyah
atau dikenal dengan Kesultanan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924.2 Atau
pada massa itu Mustafa Kemal Pasha berhasil meruntuhkan kekhalifahan
1
http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=20157663&lokasi=lokal
2
https://www.republika.co.id /runtuhnya-kekhalifahan-turki-utsmani-pada-3-maret-1924
Turki Utsmani. Sebagai proses pembaratan, Mustafa Kemal Pasha
menerapkan sekulerisme di negara Turki yang dilakukan secara ekstrim.
Sekulerisasi yang dilakukan secara ekstrim terlihat dari pengambilan
secara menyeluruh hukum-hukum dan kebudayaan Barat di Turki. Sebagai
contohnya Majelis Nasional Turki kala itu menyetujui penghapusan
Khilafah dan pemisahan agama dari urusan-urusan negara.

B. Factor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Safawi Persia


Kemunduran Kerajaan Safawi dirasakan setelah Abbas I turun takhta
pada 1628. Pasalnya, para pemimpin setelahnya kurang memperhatikan
kemajuan pemerintahan dan rakyatnya. Selain itu, pergolakan antara
golongan Islam Syiah dan Sunni juga menjadi penyebab kerajaan
mengalami kemerosotan. Dikarenakan pada masa shah Husain tersebut
memercayakan birokrasi pemerintahan kepada tokoh-tokoh ulama Syi’ah
ini melaksanakan pemerintahan secara otoriter, khususnya dalam
memaksakan mazhab Syi’ah kepada rakyatnya. Penduduk Kandahar yang
fanatic dengan mazhab Sunni merasa tertekan dan berusaha
mngkonsolidasikan kekuatan mereka untuk mengadakan perlawanan
terhadap pemerintahan Syi’ah tersebut.3

Sepeninggal Abbas I, Kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh


enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M),
Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694- 1722 M), Tahmasp II (1722-
1732 M) dan Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut
kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang,
tetapi justru memperlihatkan kemunduran, yang akhirnya membawa
kepada kehancuran.

3
MarshalG.S. Hodsgon, 1974:57
Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin
kerajaaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan
ini.4
Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran
Safawi, karena dia seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap
pembesar-pembesar kerajaan. Di lain sisi dia juga seorang pencemburu
yang akhirnya mengakibatkan mundurnya kemajuan-kemajuan yang telah
diperoleh dalam pemerintahan sebelumnya (Abbas I).

Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga ia


jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang
pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya.
Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah.

Ia diganti oleh Shah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan yang


besar kepada para Ulama Syi’ah yang sering memaksakan pendapatnya
terhadap penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan
golongan Sunni Afghanistan, sehingga mereka berontak dan berhasil
mengakhiri kekuasaan Dinasti Safawi.

Pemberontakan bangsa Afghan tersebut terjadi pertama kali tahun


1709 M di bawah pimpinan Mir Vays yang berhasil merebut wilayah
Qandahar. Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil
Afghanistan berhasil menduduki Mashad. Mir Vays diganti oleh Mir
Mahmud dan ia dapat mempersatukan pasukannya dengan pasukan
Ardabil, sehingga ia mampu merebut negeri-negeri Afghan dari kekuasaan
Safawi. Karena desakan dan ancaman Mir Mahmud, Shah Husein akhirnya
mengakui kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya menjadi Gubernur
di Qandahar dengan gelar Husei Quli Khan (budak Husein).

Dengan pengakuan ini, Mir Mahmud makin leluasa bergerak


sehingga tahun 1721 M, ia merebut Kirman dan tak lama kemudian ia

4
https://republika.co.id/sejarah-isam-masa-kerajaan-safawi-di-persia
menyerang Isfahan dan memaksa Shah Husein menyerah tanpa syarat.
Pada tanggal 12 Oktober 1722 M Shah Husein menyerah dan 25 Oktober
Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.

Salah seorang putera Husein, bernama Tahmasp II, mendapat


dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya
sebagai raja yang sah dan berkuasa atas Persia dengan pusat kekuasaannya
di kota Astarabad. Tahun 1726 M, Tahmasp II bekerjasama dengan Nadir
Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan
yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa
di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729
M.

Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan itu, dengan demikian


Dinasti Safawi kembali berkuasa. Namun, pada bulan Agustus 1732 M,
Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan, dan digantikan oleh Abbas III (anak
Tahmasp II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu,
tepatnya tanggal 8 Maret 1736, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai
raja menggantikan Abbas III. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
Dinasti Safawi di Persia.

Atau bisa disimpulkan bahwa factor kemunduran kerajaan safawi


dikarenakan:

 Terjadinya dekandensi moral yang melanda pemimpin


kerajaan Safawi.
 Terjadinya perebutan kekuasaan dalam keluarga istana.
 Para Syaikh yang kurang baik dalam memimpin negara.

C. Factor Runtuhnya Kerajaan Mughal India


Penguasa terakhir Dinasti Mughal, Bahadur Syah II atau Abu Zafar
Sirajuddin Muhammad, diusir dari istana oleh Inggris pada 1858.
Pengusiran itu sekaligus menjadi tanda hancurnya kerajaan Islam terakhir
di India.5 Sebelum Bahadur Syah II dipaksa angkat kaki dari istana, tanda-
tanda kemunduran Dinasti Mughal sudah tercium sejak Sultan Aungzeb
tutup usia.
Pemimpin setelah Sultan Aungzeb dianggap lemah dan abai terhadap
urusan pemerintahan. Gaya hidup yang mewah oleh para pemimpin juga
membuat anggaran kerajaan terus menyusut. Di dalam tubuh keluarga
kerajaan, terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak Bahadur Syah,
yang turut membawa kerajaan itu menuju kehancuran. Perebutan itu
dimenangkan oleh Jahandar Syah. Karena ia dianggap lemah, penobatan
Jehandar sebagai raja ditentang oleh Muhammad Fahrukhisyar,
keponakannya sendiri. Pertempuran memperebutkan kekuasaan terjadi dan
pada 1713, Fakhrusiyar menang. Ia pun menduduki takhta kerajaan hingga
1719. Nasib hidupnya berakhir tragis, ia dibunuh oleh komplotan Sayyid
Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali di bawah perintah Muhammad Syah.
Pada 1760, pasukan Ahmad Khan Durrani dari Afghanistan
menyerang Dinasti Mughal. Saat itu kepemimpinan sudah beralih ke Alam
Syah. Mughal kalah dalam pertempuran tersebut. Imbas dari kekalahan itu,
Mughal menjadi kekuasaan Afghanistan dan Alam Syah hanya diposisikan
sebagai sultan untuk memimpin wilayah Delhi. Pengganti Syah Alam,
Akbar II melakukan perjanjian dengan Inggris agar mereka menjamin
kehidupan raja dan keluarga istana. Ia lalu memberi konsesi kepada
perusahaan dagang Inggris, East India Company (EIC), untuk
mengembangkan perdagangan di India.
Menurut Badri Yatim dalam Sejarah Peradaban Islam, perjanjian
yang diteken Akbar II sama saja menyerahkan kekuasaan ke tangan
Inggris, meskipun kedudukan dan gelar Sultan masih dipertahankan. Anak
Akbar II, Bahadur Syah II, yang tak lain Abu Zafar Sirajuddin Muhammad
menentang perjanjian itu. Hal tersebut menyebabkan konflik antara
Mughal dengan Inggris. Sementara itu, di luar istana, terjadi banyak

5
https://www.cnnindonesia.com/internasional/masa-keruntuhan-dinasti-mughal.
pemberontakan, utamanya oleh pemeluk Hindu. Mereka tak senang orang
Muslim yang sebetulnya minoritas di India menjadi penguasa.
Pemberontakan itu justru dimanfaatkan oleh Inggris untuk memecah belah
masyarakat India. Puncak kekuasaan Inggris diraih pada 1857, ketika
kerajaan Mughal benar-benar jatuh dan raja terakhir, Bahadur Syah II,
diasingkan ke Burma (Myanmar) pada 1858.
Jadi untuk kesimpulan dari kemunduran kerajaan Mughal diidia ini
dikarenakan pemimpin setelah Sultan Aungzeb dianggap lemah dan abai
terhadap urusan pemerintahan. Gaya hidup yang mewah oleh para
pemimpin juga membuat anggaran kerajaan terus menyusut. Terjadinya
perebutan kekuasaan didalam istana, penyeranga oleh Ahmad Khan
Durrani dari Afghanistan, melakukan perjajian dengan inggris yang
menyebabkan konflik antara Mughal dengan inggris.

D. Pengaruh Kemundurun Tiga Kerajaan Islam Terhadap Imperialisme


Barat
Berbicara mengenai kegiatan Imperialisme Barat terhadap wilayah-
wilayah kekuasaan Islam, secara umum terbagi menajdi dua
yaituimperialisme kuno dan imperialisme modern.6 Imperialisme kuno
merupakan bentuk imperialisme yang dilakukan negara-negara Eropa
dengan misi mereka adalah Gold (kekayaan), gospel (kejayaan),dan glory
(penyebaran agama kristen). Yang diikuti dengan semangatreqonguesta
(memerangi umat Islam disetiap daerah yang ditemuinya).

Imperialisme kuno ini terjadi dalam rentan waktu abad ke 17 dan 18


M.Pasca revolusi industri di inggris, kegiatan imperialisme telah masuk
padababak modern. Dimana negara-negara Eropa mulai bersaing satu
sama laindalam mendapatkan bahan mentah. Sehingga tujuan dan motivasi
padaimperialisme modern ini lebih pada kepentingan pribadi suatu negara

6
Ading Kusdiana,2004:297
dalammemenuhi kebutuhannya dengan bersaing bersama negara
Eropa lainnya.7

Target kegiatan Imperialisme ini adalah negara-negara mayoritas


Islam.Saat kerajaan Turki Usmani masih terlalu tangguh bagi bangsa Barat
untukdiserang secara langsung. Mereka melakukan pencaplokan-
pencaplokanwilayah-wilayah yang jauh dari pusat kerajaan selain mudah
didapatkan tentubisa di hasud agar lepas dari pemerintahan pusat kerajaan.
Pola-pola awalyang dibentuk adalah dengan kegiatan dagang negara Eropa
yang melakukanperjalanan jauh ke Timur dan Barat.

Saat Kerajaan Syafawi masih tegak berdiri, masa kejayaannya di


hiasidengan kerjasama antara Raja Abbas I dengan Inggris dalam bentuk
latihanmiliter dan perlengkapan senjata perang. Yang selanjutnya malah
menjadibumerang karena Inggris menjadi salah satu faktor kehancuran
kerajaanSyafawi. Karena berhasil menguasai Bandar Abbas yang
merupakan jalurbaru perdagangan dunia, pasca sepeninggal raja Abbas I.

Kerajaan Mughal, pada masa Jehangir melakukan kerjasama


dengankongsi dagang Inggris yaitu British East India Company (EIC)
denganmengizinkan mereka menanamkan modal dan membuka pabrik-
panrikdiwilayah Mughal. Selepas raja Aurangzeb, raja yang memimpin
sangatlemah sehingga Inggris yang semakin kuat menyusun strategi
melakukanperebutan kekuasaan terhadap India keseluruhan. Yang awalnya
wilayah wilayah pantai saja yang dikuasai Inggris pada akhirnya kerajaan
Mughalhancur dan India jatuh ketangan Inggris.

Kehancuran tiga kerajaan besar Islam abad pertengahan, menjadi


awalterjadinya Imperialisme yang dilakukan Barat terhadap dunia Islam.
Saaatkondisi Islam sedang melemah, Barat dengan kekuatan baru
berhasilmenumbangkan seluruh pilar-pilar penting peradaban Islam.

7
https://www.academia.edu/Pengaruh-Kemunduran-Tiga-Kerajaan-Besar
Sehingga padamasa abad ke 16-20, Islam berada dalam periode
terpuruk. Hampir seluruhwilayah bekas kerajaan Islam jatuh ketangan
Barat baik di Asia, Afrika, danEropa Timur.Sehingga kemunduran
kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Syafawi, danKerajaan Mughal
merupakan awal dari Imperialisme yang dilakukan olehbangsa Barat
terhadap negara-negara mayoritas Islam.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pada setiap kerajaan pasti akan mengalami yang namanya kemajuan,
kegemilangan dan kejayaan yang terjadi pada masa kerajaan tersebut, akan
tetapi kerajaan tersebut pasti akan mengalami yang namanya kemunduran
dan kehancuran.

Ada tiga faktor pendukung yang menyebabkan runtuhnya Kesultanan


Turki Usmani. Pertama, munculnya konflik intern yang tidak dapat
diselesaikan. Kedua, serangan pasukan negara-negara Eropa. Ketiga,
gerakan makar politik Zionis dan Freemasonry terhadap Kesultanan Turki
Usmani. Di antara tiga faktor itu maka faktor yang terakhirlah yang
memainkan peranan paling panting sebagai penyebab utama runtuhnya
Kesultanan Turki Usmani.

Dan untuk kemunduran kerajaan safawi dikarenakan beberapa factor


diantaranya yaitu terjadinya dekandensi moral yang melanda pemimpin
kerajaan Safawi, terjadinya perebutan kekuasaan dalam keluarga istana,
para Syaikh yang kurang baik dalam memimpin negara.

Dan untuk kesimpulan dari kemunduran kerajaan Mughal diidia ini


dikarenakan pemimpin setelah Sultan Aungzeb dianggap lemah dan abai
terhadap urusan pemerintahan. Gaya hidup yang mewah oleh para
pemimpin juga membuat anggaran kerajaan terus menyusut. Terjadinya
perebutan kekuasaan didalam istana, penyeranga oleh Ahmad Khan
Durrani dari Afghanistan, melakukan perjajian dengan inggris yang
menyebabkan konflik antara Mughal dengan inggris.
Imperialisme kuno ini terjadi dalam rentan waktu abad ke 17 dan 18
M.Pasca revolusi industri di inggris, kegiatan imperialisme telah masuk
padababak modern. Dimana negara-negara Eropa mulai bersaing satu
sama laindalam mendapatkan bahan mentah. Sehingga tujuan dan motivasi
padaimperialisme modern ini lebih pada kepentingan pribadi suatu negara
dalammemenuhi kebutuhannya dengan bersaing bersama negara
Eropa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=20157663&lokasi=lokal
https://www.republika.co.id/runtuhnya-kekhalifahan-turki-utsmani-pada-3-
maret-1924
MarshalG.S. Hodsgon, 1974:57
https://republika.co.id/sejarah-isam-masa-kerajaan-safawi-di-persia
https://www.cnnindonesia.com/internasional/masa-keruntuhan-dinasti-mughal.
Ading Kusdiana,2004:297
https://www.academia.edu/Pengaruh-Kemunduran-Tiga-Kerajaan-Besar

Anda mungkin juga menyukai