Analisa Parameter Fisika Dan Kimia Dalam Air
Analisa Parameter Fisika Dan Kimia Dalam Air
PENDAHULUAN TERHADAP
SAMPEL AIR UNTUK
PEMERIKSAAN BEBERAPA
LOGAM
Ita Ulfin
Kimia FMIPA ITS
Penetapan logam logam dengan alat SSA tidak
banyak memerlukan perlakuan pendahuluan.
Bilas beaker dan kaca arloji dengan akuades. Saring air bilasan
Spesies lain yang juga ada dalam jumlah kecil yaitu ammonia
dan basa konjugat dari fosfor, silikat, borak dan asam organik.
Letakkan kertas saring pada alat penyaring vakum dan bilas dengan
akuades 3x (@ 20 mL), hisap lalu buang filtrat .
Panaskan cawan kosong dalam oven selama 1 jam (180 oC) lalu
dinginkan dalam desikator, kemudian timbang.
Siapkan kertas saring yang telah dicuci pada alat penyaring vakum’
Prinsip:
Oksigen terlarut bereaksi dengan ion Mangan (II) dalam suasana basa
menjadi hidroksida mangan dengan valensi Mn (IV). Adanya ion
iodida (I-) dalam suasana asam, ion Mn(IV) direduksi lagi menjadi
Mn(II) dengan membebaskan I2, yang setara dengan jumlah oksigen
terlarut. iodin (I2) yang terbentuk dititrasi dengan sodium thiosulfat
dengan indikator amilum.
Bahan :
• Mangan Sulfat (MnSO4.4H2O; MnSO4.2H2O atau
MnSO4.H2O)
• Larutan alkali yodida azida ( campuran dari NaOH +
NaI + NaN3)
• Larutan amilum
• Larutan asam sulfat pekat
• Larutan Sodium thiosulfat ( Na2S2O3 0,025N) yang
telah distandarisasi dengan KH(IO3)2 0,025N atau KIO3
0,025N
• Larutan Kalium bikromat (K2Cr2O7 0,025N) yang telah
distandarisasi dengan Na2S2O3 0,025N
Standarisasi larutan Na2S2O3 0,025N dengan KIO3 atau
KH(IO3)2 0,025N
Dilarutkan 2 g kristal KI dengan 100 mL aquademin dan 1 mL H2SO4
6N ke dalam erlenmeyer
Dipipet 20 mL larutan baku KIO3 atau KH(IO3)2 masukkan ke dalam
erlenmeyer yang berisi larutan KI, lalu encerkan sampai 200 mL.
Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,025N sampai warna kuning jerami.
Tambahkan 3 tetes indikator amilum lalu lanjutkan titrasi sampai
warna biru hilang
Hitung normalitas Na2S2O3
Prosedur penentuan DO:
Ambil botol winkler dan catat ukuran volume botol tersebut.
Isi botol winkler dengan sampel sampai meluber
Tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodida azida dengan ujung
pipet di atas permukaan larutan
Tutup segera dan homogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna
dan biarkan mengendap 5 sampai 10 menit
Buka tutup botol dan tambahkan 1 mL H2SO4 pekat, tutup kembali dan
homogenkan hingga semua endapan larut sempurna.
Pipet 50 mL , dan masukkan ke dalam erlenmeyer
Titrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sampai kuning jerami.
Tambahkan 1-2 tetes indikator amilum lalu lanjutkan titrasi hingga
warna biru tepat hilang.
Perhitungan:
CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) /
KEBUTUHAN OKSIGEN KIMIAWI (KOK)
Jumlah oksigen yang diperlukan untuk oksidasi bahan organik
dengan MnO4- dan Cr2O72- dalam larutan asam. Proses ini
mengoksidasi hampir 95% zat organik
Menggambarkan keberadaan bahan organik yang dapat
didekomposisi secara biologis maupun tidak
Penentuan kadar COD dalam air / air limbah secara refluks
terbuka dan dinyatakan sebagai mg/L O2.
Metode ini tidak berlaku jika ion Cl > 2000mg/L (jika terjadi
maka tambah HgSO4 sehingga terbentuk edapan HgCl2)
Prinsip:
Zat organik dioksidasi dengan campuran mendidih asam sulfat
dan kalium dikromat yang diketahui normalitasnya dalam
suatu refluks selama 2 jam. Kelebihan kalium dikromat yang
tidak tereduksi dititrasi dengan larutan ferro ammonium sulfat
(FAS)
Bahan:
Larutan baku kalium dikromat 0,25N
Larutan asam sulfat-perak sulfat (10,12 g Ag 2SO4 dalam
1 L H2SO4 pekat)
Larutan indikator ferroin ( 1,485 g phenantrolin
monohidrat + 0,695 g FeSO4.7H2O dalam air hingga
100mL)
Larutan FAS 0,1N yang distandarisasi dengan K 2Cr2O7
0,25N
Larutan baku kalium hidrogen phthalat (425 mg KHP /L
larutan =KOK 500 mg/L O2)
Asam sulfamat ( jika ada nitrit dalam contoh)
Serbuk merkuri sulfat
Contoh dapat diawetkan dengan H2SO4 sampai pH < 2 dan
disimpan pada suhu 4oC dengan waktu simpan 7 hari
Prosedur standarisasi FAS:
Pipet 5 mL larutan campuran K2Cr2O7-HgSO4 0,01N
masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
Tambahkan 3 mL H2SO4 pekat
Tambahkan 10 mL akuademin
Tambahkan 2 tetes indikator ferroin
Titrasi dengan larutan FAS yang akan ditentukan
Normalitasnya
Catat volume FAS
Perhitungan:
Prosedur penentuan COD:
Pipet
10 mL contoh uji masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
Tambahkan 0,2 g HgSO4 dan batu didih
Tambahkan 5 mL larutan K2Cr2O7 0,25N
Tambahkan 15 mL pereaksi asam sulfat-perak sulfat perlahan lahan
sambil didinginkan dalam air pendingin
Hubungkan dengan pendingin Liebig dan didihkan diatas hotplate
selama 2 jam
Dinginkan dan cuci bagian dalam dari pendingin dengan akuades
hingga volume contoh uji kurang dari 70 mL
Dinginkan sampi suhu kamar, lalu tambahkan 2-3 tetes indikator
ferroin, lalu titrasi dengan FAS 0,1N sampai perubahan warna dari
kunig kehijauan menjadi merah kecoklatan
Lakukan untuk titrasi blanko
Perhitungan:
HCl 6N
Larutan CuSO4 2%
Larutan Pewarna
250mL akuades dalam labu ukur 500 mL, tambahkan 50mL H3PO4
85% dan 5 g sulfanilamid lalu kocok hingga homogen.
Tambahan 0,5 g NED aduk dan tepatkan hingga 500mL
Akuades bebas nitrat
Kertas saring GF/C