Dosen Pembimbing :
Wilda Laila M. biomed
Nama : Anggun Yusri
Rahayu
Nim. :1913211006
Difteri
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphtheria. Difteri bersifat
ganas, mudah menular dan menyerang terutama
saluran napas bagian atas. Penularannya bisa karena
kontak langsung dengan penderita melalui bersin
atau batuk atau kontak tidak langsung karena
adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri.
Penyebab dan Gejala Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae.
Lanjutan . . . . .
Gejala-gejala dari penyakit ini meliputi :
Terbentuknya lapisan tipis
berwarna abu - abu yang menutupi
tenggorokan dan amandel.
Demam dan menggigil.
Sakit tenggorokan dan suara serak
Sulit bernapas atau napas yang
cepat
Pembengkakan kelenjar limfe pada
leher
Lemas dan lelah
Pilek. Awalnya cair, tapi lama-
kelamaan menjadi kental dan
terkadang bercampur darah.
Komplikasi Difetri
Masalah pernapasan. Sel-sel yang mati akibat toksin yang diproduksi bakteri difteri
akan membentuk membran abu-abu yang dapat menghambat pernapasan.
Difteri hipertoksik. Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain
gejala yang sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksik akan memicu pendarahan
yang parah dan gagal ginjal.
Pencegahan Difetri dengan Vaksin
Pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah
dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam
vaksin DTP. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan
pertusis atau batuk rejan.
Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak
berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah
tahun, dan lima tahun.
Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin
sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun
Pertusis (Batuk Rejan)
Pertusis adalah penyakit pada saluran pernapasan
dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyakit ini sangat mudah menular dan bisa
mengancam nyawa, khususnya bila terjadi pada bayi
dan anak-anak.
Penyebab dan Gejala Pertusis
Pertusis/Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri
Bordetella pertussis di saluran pernapasan. Infeksi
bakteri ini akan menyebabkan pelepasan racun dan
membuat saluran napas meradang.
Lanjutan . . . . .
Gejala pertusis batuk rejan umumnya baru muncul 5–10 hari
setelah infeksi bakteri di saluran pernapasan. Selanjutnya, ada
3 tahapan perkembangan batuk rejan (whooping cough), yaitu:
Pasien juga dianjurkan untuk melakukan penanganan
mandiri di bawah ini guna mempercepat penyembuhan:
Demam.
Pusing.
Berkeringat berlebihan.
Jantung berdebar.
Letakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh kaki
telanjang.
Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.
Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat.
Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk ke dalam otot.
Efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan
demam, sedangkan
Efek berat bayi menangis hebat karena kesakitan selama kurang lebih empat jam,
kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok.
TERIMA KASIH