Anda di halaman 1dari 9

KAIDAH SERAPAN

BAHASA INDONESIA

 Ruliana Pramana Siwi


(2019260019)
 Renata Aprilia Wika Sari
(2019260015)
 Rasyid Fadlilah (2019260011)
 Yuni Hartati (2019260003)
• Pengertian Kata Serapan
Kata serapan adalah kata-kata yang diambil dari bahasa asing atau
bahasa daerah dan diintegrasikanke dalam bahasa Indonesia. Kata
serapan sendiri sering dikenal dengan kata pungutan atau kata
adaptasi. Meskipun berasal dari bahasa asing atau daerah, kata serapan
tersebut telah menjadi bagian dalam bahasa Indonesia dan dipakai luas
oleh masyarakat umum dalam percakapan sehari-hari.
• Adapun fungsi dari kata serapan adalah untuk memperkaya
ragam kata bahasa Indonesia, serta memberikan pengetahuan lebih
tentang bahasa asing kepada pemakai bahasa Indonesia.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kata serapan ini
antara lain sebagai berikut :
• Lebih cocok digunakan dalam arti konotasinya.
• Kata serapan yang berasal dari bahasa asing lebih bercorak
Internasional.
• Kata serapan asing lebih mudah digunakan daripada
terjemahannya.
• Jenis-jenis Kata Serapan
Beragam kata serapan dapat dikelompokan berdasarkan dua kategori.
Kategori tersebut adalah pengelompokkan berdasarkan bahasa asal
dan pengelompokkan berdasarkan proses integrasinya.
1. Kata Serapan dari Bahasa Daerah
Beberapa kosa kata dari berbagai daerah di Indonesia dapat
dijadikan sebagai kata serapan. Bahasa daerah yang dijadikan sebagai
kata serapan contohnya adalah bahasa Jawa, bahasa Sunda, Dialek
khas DKI Jakarta, bahasa Minangkabau, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalah contoh kata serapan dari bahasa-bahasa daerah
tersebut.
2. Kata Serapan dari Bahasa Asing
Selain dari bahasa daerah, kata serapan bahasa Indonesia juga
banyak berasal dari bahasa asing seperti dari bahasa Inggris, bahasa
Arab, bahasa Portugis, bahasa Cina, bahasa Belanda, dan sebagainya.
• Kata Serapan Berdasarkan Proses Penyerapan Kata
Penyerapan kata pada dasarnya melalui beberapa proses hingga
akhirnya dapat menjadi kosa kata sempurna menurut kaidah suatu
bahasa.Adapun proses masuknya atau terserapnya bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia melalui tahap-tahap yaitu adopsi, adaptasi,
pungutan, dan kreasi.
1. Adopsi
Adopsi adalah proses terserapnya kosa kata bahasa asing yang diambil
oleh pemakai karena memiliki makna yang sama namun tanpa merubah
cara penulisan dan pengucapannya atau dengan kata lain kata yang
diambil sama persis dengan bentuk aslinya.
Contoh:
Laptop, snack, hotdog, burger, dan sebagainya.
2. Adaptasi
Kata serapan melalui proses adaptasi disesuaikan dengan lafal dan
ejaan bahasa Indonesia. Makna kata serapan ini mempunyai makna yang
sama dengan kata sebelumnya. Namun kata serapan tersebut telah dirubah
aturan dan kaidah penulisannya sesuai bahasa yang menyerap.
• Contoh:
• Communication : Komunikasi
3. Pungutan
Pungutan yaitu proses masuknya bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia yang terjadi karena pemakai bahasa mengambil konsep yang ada
pada bahasa sumber, lalu kata serapan tersebut, padanan katanya dicairkan
menurut bahasa Indonesia. Proses inijuga dapat disebut dengan proses
penerjemahan karena dalam penggunaannya bahasa yang diserap memiliki
makna asli dari bahasa asalnya.
• Contoh:
• Schedule : Jadwal
4. Kreasi
Cara kreasi hampir sama dengan cara terjemahan. Perbedaanya
terletak pada bentuk fisik yang tidak dituntut sama. Misal pada kata
asing ditulis dalam 2 kata atau lebih, maka pada kata serapan
diperbolehkan jika hanya ditulis dalam satu kata saja.
• Contoh :
• Effective : Berhasil/ Guna
• Proses Pembentukan Kata Serapan dan Kaidah Penyesuaian Ejaannya
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah (lokal) maupun dari bahasa asing, seperti
Sansekerta, Arab, Portugis dan Belanda. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas 3 golongan besar, yaitu :
Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia.
Unsur pinjaman ini dapat dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
• Contoh : reshuffle, shuttle cock, real estate, dan sebagainya.
Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya
sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi
diubah ejaannya.
• Contoh: otonomi, dongkrak, paham, aki dan sebagainya.
 
• Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia.
1. –al, eel, -aal (Belanda) menjadi –al.
• Contoh : national menjadi nasional
• rationeel, rational menjadi rasi
• normaal, normal menjadi normal
2. c- (Sanskerta) menjadi s-.
• Contoh : cabda menjadi sabda
• castra menjadi sastra
3. oe- (Yunani) menjadi e-.
• Contoh : oestrogen menjadi estrogen.
• oenology menjadi enologi.
4. Kh- (Arab) tetap kh-.
• Contoh : khusus tetap menjadi khusus.
• akhir tetap menjadi akhir.
5. oo (Inggris) menjadi u.
• Contoh : cartoon menjadi kartun.
• proof menjadi pruf.
Kesimpulan
• Secara sosiolinguistik, ragam-ragam bahasa selain variasi yang
dibakukan, tetap saja dibiarkan terus digunakan dan dipersilahkan
berkembang dalam lingkup hidupnya sendiri secara wajar dan
proporsional. Warna bahasa dan cara berbahasa dari seseorang
tetap tidak akan dapat dipaksakan untuk selalu dianggap sama dan
seragam.
• Sosiolinguistik ialah pemakai dan pemakaian Bahasa, tempat
pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, berbagai akibat dari adanya
kontak dua bahasa atau lebi, dan ragam serta waktu pemakaian
ragam bahasa itu.

Anda mungkin juga menyukai