Etiko & Mediko Legal Pada Kasus Emergency Obstetri - POGI CA
Etiko & Mediko Legal Pada Kasus Emergency Obstetri - POGI CA
Penyebab utama:
• Perdarahan
• Infeksi dan sepsis
• Hipertensi dan preeklampsia/eclampsia
• Persalinan macet (distosia)
22. Menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan haknya.
23. Menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk atau meminta pemeriksaan atau
memberikan resep obat /alat kesehatan.
25. Ketergantungan pada narkotika, psikotropika, alkohol serta zat adiktif lainnya.
26. Berpraktik dengan menggunakan Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Ijin
Praktik (SIP) dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah.
28. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang
diperlukan MKDKI untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran
disiplin.
RESIKO MEDIK
TERJADI KELALAIAN
Tenaga Medis
Ayat 1
Setiap tindakan kedokteran / kedoketran gigi yang
akan dilakukan oleh dokter / dokter gigi terhadap
pasien harus mendapat persetujuan
Mahal
Pengacara Kedua belah pihak diminta
Pengacara
Seperti kejahatan umum
Polisi Mou IDI – Kepolisian
Polisi
Pemanggilan saksi ahli dan profesi
KASUS Perdata
Ganti rugi
Proses lama
Perdata Saksi ahli & Saksi yang meringankan
Pasien – Dokter – RS
Mediasi
Mediasi Profesi
MKDKI
MKDKI
• Dasar Hukum Tuntutan Pidana
Dimata hukum semua Warga Negara Indonesia (WNI)
berkedudukan sama.
Keluarga melapor ke Polisi Kejaksaan, Pengadilan
Dasar KUHP :
Hasil Pertemuan
Alur Tatalaksana Kasus
II. Alur Penanganan Kasus di Profesi
Ketua Profesi
Kasus (tim advokasi)
Dewan Pembina
Keputusan Dewan
Pembina
Rekomendasi
Upaya Mediasi
Keputusan
Lanjut ke Ranah
Hukum
Take Home Message
1. Tenaga Kesehatan yang mempunyai masalah berkaitan dengan
hukum/etika dapat melaporkan ke jalur organisasi profesi (Ketua / Dewan
Pembina).
2. Peranan organisasi selalu bersikap netral, tidak berpihak, dan berpegang
pada sikap profesional Dan Etika untuk melindungi kepentingan anggotanya
dan masyarakat melalui Dewan Pembina.
3. Menjalankan Praktek kedokteran secara profesional , komunikasi yang
baik dan mempunyai rekam medik yang baik merupakan antisipasi tuntutan
dari pasien / pihak lain.
4. Kerja sama profesi (Himpunan dan IDI), PERSI (RS), dinas kesehatan
(Pemerintah), aparat Hukum (Kepolisian, Lawfirm, dsb) dalam turut
menyelesaikan kasus sesuai dengan bidangnya.