Anda di halaman 1dari 37

DESAIN SEDIAAN

FARMASI
apt. Ani Haerani, S. Farm., M. Farm.
DESAIN SEDIAAN FARMASI
Pertimbangan rancangan bentuk sediaan farmasi
◦ Karakteristik fisika, kimia, biologis bahan obat & bahan farmasetik
◦ Obat & bahan farmasetik harus tercampur
◦ Berkualitas: stabil, manjur, menarik, mudah dibuat, dan aman
OBAT
◦ obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia
JENIS – JENIS OBAT
1. Obat jadi: obat dlm keadaan murni atau campuran dlm bentuk serbuk, cairan, salep,
tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Obat patent: obat jadi dg nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau yg
dikuasakan dan dijual dlm bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3. Obat baru: obat yang terdiri atau berisi suatu zat, baik sbg bagian berkhasiat,
maupun yang tdk berkhsiat, misalnya : lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau
komponen lain yang belum dikenal, shg tdk diketahui khasiat dan kegunaannya.
JENIS – JENIS OBAT
4. Obat asli : obat yang didapat langsung dari bahan bahan alamiah Indonesia,
terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dlm pengobatan
tradisiolan.
5. Obat esensial : obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat terbanyak dan tercantaum dlm daftar obat esensial yg ditetapkan oleh
menteri kesehatan.
6. Obat generik : obat dg nama resmi yang ditetapkan International Non Propietary
Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar
lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
BENTUK SEDIAAN OBAT
◦ Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang
digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar.
◦ Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat
diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan.
MANFAAT BENTUK / DESAIN
SEDIAAN OBAT
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Memberikan penempatan obat secara langsung ke dalam aliran darah atau ke dalam jaringan tubuh
parenteral
5. Sediaan yang cocok untuk : obat yang tidak stabil, tidak larut
6. Menyediakan bentuk sediaan cair dari zat yang larut dalam pembawa yang diinginkan (misal larutan)
7. Memberikan penempatan obat ke dalam salah satu lubang dari badan (misal suppo melalui anus dan
ovula melalui vagina)
8. Dapat dikemas / dibentuk lebih menarik
BENTUK SEDIAAN OBAT
◦ Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu
1. sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi),
2. bentuk sediaan semipadat (krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan
3. bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan serbuk)
CONTOH VARIASI BENTUK SEDIAAN
◦ PREDNISOLON
a. Serbuk kimia prednisolon  zat aktif
b. Tablet prednisolone  obat oral
c. Krim prednisolone  obat luar
d. Prednisolon asetat  suatu bentuk ester asetat dari prednisolone  digunakan
untuk sediaan suspense steril
e. Injeksi Prednisolon  larutan air untuk injeksi intravena / intramuskular
RUTE PEMBERIAN OBAT
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN UTAMA
Oral Tablet, Kapsul, Larutan, Sirup, Eliksir, Suspensi,
Ger, Serbuk
Sublingual Tablet, tablet hisap
Parenteral Larutan, suspense, mikroemulsi
Epikutan / Transdermal Salep, krim, pasta, gel, aerosol, lotion
Konjungtival Salep, Krim
Intraokular Larutan, suspense
Intranasal Larutan, semprot, Inhalan, salep
RUTE PEMBERIAN OBAT
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN UTAMA
Intrarespiratori Aerosol
Rektal Larutan , semprot, suppositoria
Vaginal Larutan, salep, ovula
Uretral Larutan, suppositoria
KLASIFIKASI SEDIAAN FARMASI SECARA
FISIK
WUJUD ZAT BENTUK SEDIAAN
Padat (solid) Tablet, Kaplet, Kapsul, Serbuk
Cair Larutan, sirup, suspense
Semipadat Salep, Gel, Krim, Pasta
Gas Aerosol, Spray
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
1. PULVIS DAN PULVERES
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan
berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk
obatluar dan obat dalam.
Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-
bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya 300mg sampai500mg dengan
vehiculum umumya Saccharum lactis.)
Dan untuk obat luar disebut Pulvis (Serbuk tabur / serbuk tidak terbagi).
SIFAT PULVERES
◦ Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan
◦ Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
◦ Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.
SIFAT PULVIS
◦ Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelicin
◦ Untuk luka terbuka sediaan harus steril
◦ Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen
2. TABLET
◦ Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua
permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat
tambahan.
◦ Berat tablet normal antara 300 – 600 mg
◦ Sifat Tablet :
1. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2. Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan - obat yang
bersifat iritatif.
3. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailabilitas bahan aktif.
4. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang dapatberinteraksi secara
fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari
5. Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
3. KAPSUL
◦ Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya
terbuat dari gelatin.
◦ Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan
obat dalam minyak.
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering
BSO CAIR

1. SOLUTIO
◦ Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Solute : Zat yang terlarut.
◦ Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
◦ Sifat :
- Obat homogen dan absobsi obat cepat
- Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukarmenelan, anak-anak dan
manula
- Volume pemberian besar
- Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan.
- Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis danperasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle
2. SIRUP
◦ Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
1. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66% ).
2. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, untuk pemakaian oral.
Sifat :
- Homogen
- Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio.
- Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup
2. SIRUP
◦ Sirup Kering : Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang
terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali
pelarut. Apabila akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi
bentuk sediaan suspensi
◦ Contoh Sirup kering : Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ), Amcillin
DS sirup (untuk dibuat Suspensi )
3. SUSPENSI
◦ Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya,
penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
◦ Sifat :
- Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
- Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari Solutio- Volume
pemberiannya besar
- Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yangterdispersi
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi
BSO SEMI PADAT
◦ Sediaan farmasi semisolid merupakan produk topikal yang dimaksudkan untuk aplikasi pada
kulit atau membran mukosa untuk mencapai efek lokal (terlokalisasi).
◦ Jenis – Jenis Sediaan Semisolid :
1. Salep
2. Krim
3. Gel
4. Pasta
5. Salep Mata
1. SALEP
◦ Menurut Farmakope Indonesia edisi V,
◦ Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir.
◦ PEMERIAN :
◦ Basis salep tidak boleh berbau tengik.
◦ HOMOGENITAS :
◦ Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,harus menunjukkan
susunan yang homogen.
◦ ETIKET : Pada etiket harus tertera “ Obat luar “
2. KRIM
◦ Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
◦ Dapat diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak (a/m) atau minyak dalam air (m/a).
◦ Sekarang ini krim lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau
dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat
dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika.
◦ Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal.
3. GEL
◦ Gel, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
◦ Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase
(misalnya Gel Aluminium Hidroksida).
◦ Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar.
◦ Gel bersifat tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.
◦ Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada
etiket (lihat Suspensi).
◦ Gel fase tungal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan
sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan.
4. PASTA
◦ Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan
untuk pemakaian topikal.
◦ Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai
lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.
◦ Cara pemakaian dengan cara dioleskan langsung pada luka atau mengoleskan pasta pada kain
kassa, baru kemudian kasa ditempelkan pada luka.
◦ Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, wadah tertutup rapat atau dalam tube.
BSO KHUSUS

A. Aerosol
B. Injeksi
C. Vaginal Dossage Form
D. Suppositoria
E. Transdermal
A. AEROSOL
1. Aerosol adalah Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang
diberitekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga
habis,sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol
sehinggamemancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat
dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan
basah atau kering atau busa.
2. Inhalasi adalah Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk efek
sistemik lewat paru-paru.
3. Spray adalah Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau kulit
B. INJEKSI
◦ Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan lebih
dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
◦ Sifat :
- Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau keadaan darurat.
- Obat bekerja dengan cepat
- Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
- Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil dalam larutan
- Harga obat relatif lebih mahal
- Pemberian obat memerlukan spuit injeksi
C. VAGINAL DOSAGE FORM
◦ Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang carapenggunaannya
dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan kedalam liangvagina sedalam-
dalamnya.
◦ Untuk Tablet vagina dapat dimasukkan langsung dalam rongga vagina.
◦ Berefek lokal sebagai antiseptik, antiinfeksi
◦ Contoh : Betadine 100 ml Obat dimasukkan ke vagina dengan alat. Obat dicampur dengan air
hangat, Canesten SD, Flagystatin, Albothyl (Ovula )
D. SUPPOSITORIA
◦ Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara penggunaanya dengan
memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.
◦ Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal atau
sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek local
◦ Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat yang :
a. iritasi dan toksik di Gastrointestinal. 
b. tidak stabil pada pH Gastrointestinal. 
c. dirusak oleh enzim di Gastrointestinal. 
d. rasa tidak menyenangkan.
Sediaan ini cocok untuk pasien yang :
a. Mual,muntah atau post operatic, gangguan mental atau tak sadar
b. Terlalu muda atau terlalu tua
SISTEM PENGHANTARAN OBAT
KONVENSIONAL
SISTEM PENGHANTARAN OBAT NON
KONVENSIONAL
◦ Perkembangan bentuk sediaan yang menunjukkan efek terapetik cepat, tetapi
juga dengan durasi lama/panjang dengan inovasi teknologi telah dapat
dikembangkan sediaan dengan pelepasan obat terprogram
◦ Bentuk sediaan baru (nonkonvensional) dalam pustaka/referensi diberikan
dalam beberapa terminologi (prolonged, sustained, controlled, delayed –
release atau repeat action product)
PERTIMBANGAN FORMULASI DALAM
MENDESAIN SEDIAAN FARMASI
1. Menentukan:
› Rute pemberian sediaan
› Dosis obat (berdasarkan pelepasan cepat dan modifikasi)
› Penelitian komponen formulasi yang akan digunakan.

2. Tahap selanjutnya:
› Menyusun formulasi secara teoritis
› Mempelajari pustaka ada/tidaknya interaksi antara komponen formulasi
PERTIMBANGAN FORMULASI DALAM
MENDESAIN SEDIAAN FARMASI
◦ Pengembangan formula diawali dengan skala laboratorium:
◦ untuk tablet, kapsul 5000 – 10.000 unit › Untuk cairan 5 – 10 L
◦ Peningkatan skala menjadi skala pilot maksimum 4/16/2013 kelipatan 10 dari skala
laboratorium
◦ Selanjutnya ditingkatkan menjadi skala industri/pabrik  produksi maksimum kelipatan 10
dari skala pilot.
◦ Selama peningkatan skala, kemungkinan dapat terjadi penggantian alat/teknologi manufaktur
dan penyesuaian formula.
PERTIMBANGAN TEKNOLOGI SEDIAAN
FARMASI
◦ Teknologi yang diaplikasikan untuk formulasi skala laboratorium, pilot, dan industri
sering berbeda harus selalu dilakukan optimalisasi
◦ Perlu dilakukan validasi  salah satu persyaratan untuk 3 batch pertama
◦ Karakteristik mesin produksi, terutama yang memiliki kecepatan tinggi perlu
dipahami dengan baik.
SEKIAN &
TERIMA KASIH
WASSALAMMUALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai