Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 10

Etika dalam Konsultasi Pajak


Etika dalam Pemeriksaan Pajak
Anggota Kelompok:
1. I Gede Sukra Satria Putra (2007341016)
2. Karmelia Meda Sina (2007341039)
3. Reni Hadiana Nasution (2007341063)
Etika dalam Konsultasi Pajak

• Etika dalam konsultan pajak merupakan aturan-aturan moral yang


berhubungan dengan cara berpikir, bersikap, dan juga bertindak yang
berlaku untuk semua anggota konsultan pajak dalam sebuah asosiasi profesi
pajak.
• Fungsinya adalah untuk memastikan bahwa setiap konsultan pajak disiplin
dalam melaksanakan pelayanannya, tidak melakukan pelanggaran hukum,
dan juga menjaga kehormatan dari profesi konsultan pajak dan juga asosiasi
atau perkumpulan ikatan yang menauinginya. 
Kode Etik Konsultan Pajak

Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dengan keahliannya dan


dalamlingkungan pekerjaannya, secara bebas dan profesional memberikan jasa
perpajakankepada Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

• Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir,
bersikap dan bertindak bagi setiap anggota IKPI.
• Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa
berpegang pada Kode Etik IKPI. Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi
terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau dilanggarnyalarangan oleh
anggota IKPI
IKPI telah memberikan tanggung jawab kepada Departemen Litbang dan Standar
Profesi IKPI untuk mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode
etik konsultan pajak yang berkualitas yang berlaku bagi seluruh anggota IKPI. Kode
Etik ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:

• Bagian Pertama: menetapkan prinsip dasar etika profesi dan


memberikan kerangka konseptual untuk penerapan
prinsip tersebut.

• Bagian Kedua: memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka


konseptual tersebut pada situasi tertentu

• Bagian Ketiga: berkenaan dengan larangan, pengawasan, tata cara


pelaksanaan sanksi, pengaduan, dan saksi terhadap
pelanggaran kode etik.
Dalam hal kepribadian

Konsultan Pajak Indonesia wajib:


1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945
2. Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjunjung tinggi integritas, martabat
dan kehormatan profesi Konsultan Pajak.
3. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi dan independen.
4. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.

Konsultan Pajak di Indonesia dilarang:


5. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri,
kecuali dibidang riset, pengkajian dan pendidikan.
6. Meminjamkan ijin praktik untuk digunakan oleh pihak lain.
7. Menugaskan karyawannya atau pihak lain yang tidak menguasai pengetahuan perpajakan
untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan.
Etika dalam Pemeriksaan Pajak
• Etika dalam pemeriksa pajak merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan yang mengikat Pegawai Direktorat Jenderal Pajak dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-
hari.
• Dalam PER/9/PJ./2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji
Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, terdapat aturan yang mengatur
Perilaku (code of conduct) Pemeriksa saat dilakukan pemeriksaan. Pasal 4
Angka (2) berbunyi sebagai berikut :

(2) Standar umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :


a. Telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki keterampilan
sebagai pemeriksa pajak, dan menggunakan keterampilan secara cermat dan seksama
b. Jujur dan bersih dari tindakan tercela serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara

1)Pemeriksa Pajak dituntut untuk selalu jujur dan bersih dari tindakan tercela serta
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan.
2) Pemeriksa Pajak harus tunduk pada kode etik yang telah ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
3) Dalam semua hal yang berkaitan dengan pemeriksaan, Pemeriksa Pajak harus bersikap
independen
4) Dalam hal Pemeriksa Pajak mengalami gangguan independensi sebagaimana dimaksud
pada angka 3) di atas, maka Pemeriksa Pajak harus secepatnya memberitahukan kepada
Kepala UP2 tentang adanya gangguan independensi tersebut. Selanjutnya, Kepala UP2 harus
segera mengambil tindakan untuk mengatasi gangguan independensi tersebut.
Peraturan Lainnya

Berisi tentang kewajiban


PMK no.1/pPM.3/2007 pemeriksa pajak sebagai
Pasal 3 pegawa DJP

PMK no.1/PM.3/2007 Berisi tentang larangan


Pasal 4 pemeriksa pajak sebagai
pegawai DJP
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai