Anda di halaman 1dari 14

DISREKSI DAN

FREIES ERMESSEN
OLEH KELOMPOK 3
SUB BAB
1. LATAR BELAKANG
2. KONSEPSI DISREKSI
3. Disreksi sebagai Instrumen Pemerintah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
4. Pertanggungjawaban Pemerintah atas Keputusan Disreksi
5. Pengertian Freies Ermessen
6. Penerapan Asas Freies Ermessen
7. Asas – Asas Freies Ermessen
8. Kelebihan dan Kekurangan Freies Ermessen
A. Latar Belakang
• Dalam perspektif Hukum Administrasi setiap kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak memiliki
dasar hukum atau dasar wewenang untuk mengeluarkannya, secara yuridis tidak memiliki kekuatan mengikat umum.
Karenanya kebijaksanaan tersebut tidak mempunyai kekuatan memaksa. Kekuatannya tidak lebih sama dengan sebuah
pengumuman, pemberitahuan, surat edaran atau petunjuk.
• Untuk melaksanakan tugas service publik tersebut, dibutuhkan lembagalembaga dan standar tertentu guna menjamin
terselenggaranya keadilan dan kesejahteraan rakyat melalui hukum, khususnya hukum administrasi. Tetapi, karena
semakin luas dan kompleksnya permasalahan masyarakat yang dihadapi, tidak semua tindakan yang akan dilakukan
oleh administrasi negara tersedia aturannya. Hal ini menimbulkan konsekuensi administrasi negara semakin
memerlukan kemerdekaan atau kebebasan bertindak atas inisiatif atau kebijaksanaannya sendiri, utamanya dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah genting dan penting yang timbul dengan sekonyong-konyong,
sedangkan peraturan untuk menyelesaikannya belum ada atau samar-samar atau rumusan kalimatnya bersifat sangat
umum. Tindakan administrasi negara mengambil kebijaksanaan tersebut, dalam Hukum Administrasi disebut
discretionary power atau pouvoir dismefionuire atau freies Ermessen.
1. KONSEPSI DISREKSI
• Konsep diskresi adalah konsep tentang kekuasaan, dalam hal
ini adalah kekuasaan pemerintah dalam arti sempit (bestuur).
Kebebasan disini memilik pengertian yang netral, yaitu
menggambarkan adanya suatu kekuasaan memilih berbagai
tindakan.
2. Batas – Batas Disreksi
Kekosongan regulasi dalam sistem hukum di Indonesia sebenarnya diberikan ruang untuk

mengambil diskresi. Untuk kebijakan diskresi sendiri bisa diambil dan dilaksanakan akan tetapi

dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti adanya kekosongan hukum atau peraturan

yang mengatur kebijakan dan adanya kondisi yang mendesak. “Diskresi pada dasarnya tidak

boleh digunakan apabila peraturan tersebut ada dan kondisi dalam keadaan normal. Tindakan

diskresi yang diambil Kepala Daerah bisa terjadi kapan saja. Agar tidak terjadi pelanggaran,

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Kepala Daerah

harus memahami konsep diskresi yang ada di dalamnya.


3. Disreksi sebagai Instrumen Pemerintah
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
• Di dalam melakukan tindakan hukum (rechtshandelingen) Pejabat/Badan administrasi
pemerintahan memiliki instrumen pemerintahan. Instrumen pemerintah yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah alat-alat atau sarana-sarana yang digunakan oleh
pemerintah atau administrasi negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam
menjalankan tugas-tugas pemerintahan tersebut, pemerintah melakukan berbagai
tindakan hukum dengan menggunakan berbagai instrumen yuridis dalam menjalankan
kegiatan, mengatur dan menjalankan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan, seperti
peraturan perundang-undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan,
perizinan, dan sebagainya.
4. Pertanggungjawaban Pemerintah atas
Keputusan Disreksi
• Setiap penggunaan wewenang oleh pejabat selalu disertai dengan
tanggung jawab, sesuai dengan prinsip "green bevoegdheid zonder
verantwoordenlijkheid" yakni tidak ada kewenangan tanpa
pertanggungjawaban.32 Karena wewenang itu melekat pada jabatan,
namun dalam implementasinya dijalankan oleh manusia selaku wakil atau
fungsionaris jabatan, maka pertanggungjawabannya dapat dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu: (1) sebagai tanggungjawab jabatan, dan (2) sebagai
tanggungjawab pribadi.
5. Pengertian Freies Ermessen
• Freies ermessen merupakan kewenangan bebas yang diberikan kepada pejabat pemerintahan dalam
rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga masyarakat, yang merupakan konsekuensi
dari adanya konsep negara kesejahteraan (welfarestate) yang bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat. Dalam hal ini dikenal adanya prinsip bahwa pemerintah tidak boleh menolak untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan alasan tidak atau belum ada aturannya, sehingga agar
kepentingan masyarakat tidak dirugikan, pejabat diberi kewenangan untuk menafsirkan dan
menerapkan sendiri suatu aturan untuk menyelesaiakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Namun demikian, untuk menghindari penyim-pangan maka freies ermessen itu harus sesuai
dengan asasasas umum pemerintahan yang baik serta diperlukan adanya sarana kontrol, baik
kontrol yudisial, politik maupun administratif.
6. Penerapan Asas Freies Ermessen
• 1. Membentuk Peraturan perundang-unda ngand ibawa hu ndang-undang yang secarabahan mengikat umum.

• 2. Mengeluarkan beschikking yang bersifat konkrit, final dan individual.

• 3. Melakukan Tindak administrasi Yang Nyata Dan Aktif.

• Dari perwujudan sikap tindak administrasi negara dapat ditentukan tolak ukur dariasas gratis ermessen secara singkat yaitu :

• 1. Adanya kebebasan atau keleluasaan administrasin egara untukmenjadi rtindakA tasinisiatifsendiri.

• 2. untuk menyelesaikan masalah -persoalan yang mendesak yang belum diaturannya untuk itu.

• 3. Harus dapat dipertanggungjawabkan.


7. Asas-Asas Freies Ermessen
• Secara teoritis, kewenangan yang bersumber dari peraturan
perundangundangan diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi,
delegasi, dan mandat. Berdasarkan tindakan pemerintah pada
asas legalitas dan diskresi atau ermessen sesungguhnya adalah
mendasarkan tindakan pada wewenang.
8. Kelebihan dan Kekurangan Freies
Ermessen
1. Kebijakan pemerintah yang bersifat emergency terkait hajat hidup orang banyak dapat segera diputuskan atau
diberlakukan oleh pemerintah ah mesti pun masih debatable secara yuridis atau bahkan terjadi kekosongan
hukum sama sekali

2. Badan atau pejabat pemerintah tidak terjebak pada formalisme hukum dengan asumsi bahwa tidak ada
kekosongan hukum bagi setiap kebijakan publik sepanjang berkaitan dengan kepentingan umum atau
masyarakat luas

3. Sehingga sektor pelayanan publik makin hidup dan pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
menjadi tidak statis alias tetap dinamis seiring dengan dinamika masyarakat dan perkembangan zaman.
Kesimpulan
• Konsep diskresi adalah konsep tentang kekuasaan, dalam hal ini adalah kekuasaan pemerintah dalam arti sempit
(bestuur). Kebebasan disini memilik pengertian yang netral, yaitu menggambarkan adanya suatu kekuasaan
memilih berbagai tindakan.

• Batasan penggunaan diskresi ini menunjukkan tidak semua hal dapat diambil tindakan

• diskresi. Menurut pandangan dari Muchsan pembatasan penggunaan diskresi atau freies ermessen
adalah sebagai berikut :

1. Freis Ermessenharus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan sistem hukum yang berlaku pada suatu Negara

2. Freis Ermessen hanya ditunjukkan untuk dan demi kepentingan umum.


Lanjutan
•Kebijakan pemerintah yang bersifat emergency terkait hajat hidup orang banyak dapat segera
diputuskan atau diberlakukan oleh pemerintah ah mesti pun masih debatable secara yuridis atau
bahkan terjadi kekosongan hukum sama sekali

•Aktivitas perekonomian masyarakat justru menjadi pasif dan tidak berkembang akibat
sejumlah kebijakan yang tidak pro masyarakat dan terakhir adalah terjadi krisis kepercayaan publik
terhadap penguasa dan menurunnya wibawa pemerintah di mata masyarakat sebagai akibat
kebijakan kebijakannya yang dinilai tidak simpatik dan merugikan masyarakat.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT. JIKA ADA YANG BELUM
DIPAHAMI,MAKA DIPERSILAHKAN BERTANYA.

Anda mungkin juga menyukai