Anda di halaman 1dari 5

TINDAKAN DAN PERBUATAN ADMINISTRATIF

PROPOSAL HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Diajukan Kepada :

Bapak Ahmadi Abdul Shomat FN, M.H.NIDN

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Hukum Administrasi Negara

Di buat oleh :

Maytha Shalsa Nabilla (126103213291)


Anjrah Ayu Lestari (126103213301)
Muhammad Dimas Ramadhavian (126103213303)

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
TAHUN 2022

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah sebuah negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum.
Sebagai sebuah negara hukum, Indonesia mempunyai konstitusi yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Prof Sudikno berkata bahwa
hukum itu bukanlah merupakan tujuan, tetapi sarana dan alat untuk mencapai tujuan
yang sifatnya non-yuridis dan berkembang karena rangsangan dari luar hukum.
Faktor-faktor diluar hukum itulah yang membuat hukum itu dinamis. Saat ini dikenal
dengan istilah Diskresi atau kewenangan aparat birokrasi untuk menentukan
keputusan diluar dari aturan baku yang ada, seringkali menjadi solusi alternatif dalam
merespon kondisi dalam pelayanan publik, namun juga memiliki implikasi adanya
penyimpangan kewenangan jika diskresi yang dimilikinya tidak diiringi dengan
adanya etika dan akuntabilitas. Undang-undang dasar 1945 adalah untuk membentuk
suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa ikut melaksanakan ke tertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial. Negara yang
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan dalam ilmu administrasi negara biasanya
disebut sebagai negara kesejahteraan yang merupakan respon terhadap konsep negara
hukum klasik atau negara penjaga malam atau yang hanya mengurusi militer,
kepolisian ,pengadilan untuk melindungi warga dari agresi ,pencurian ,pelanggaran
kontrak ,penipuan ,dan menegakkan hukum. Timbulah pemikiran tentang negara
yang lebih ideal dan bermanfaat bagi masyarakat, pemikiran tersebut menemukan
sebuah konsep negara yang disebut negara kesejahteraan yang dalam literatur disebut
juga dengan istilah sosial servis atau negara yang melakukan tugas servis publik ,atau
menurut istilah lemaire disebut “bestuurszorg” (Negara yang berfungsi
menyelenggarakan kesejahteraan) atau menurut konsep discretionair (Prancis), Freies
Ermwssen (Jerman) sebagai kebebasan bertindak atau mengambil keputusan dari
para pejabat administrasi negara yang berwenang dan berwajib menurut pendapat
sendiri. Menurut Kamus Hukum Diskresi berarti kebebasan mengambil keputusan
dalam setiap situasi yang dihadapi menurut pendapatnya sendiri.1

1. RUMUSAN MASALAH
1 Mustamu,Julia,2011.DISKRESI DAN TANGGUNGJAWAB AMINISTRASI
PEMERINTAHAN.Maluku.Vol.17No.2,April-Juni. Diambil dari
https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_Ink.php?id=94(06 Oktober 22- pukul22.30)
2
a. Apa pengertian diskresi diskresi?
b. Apa syarat dan batasan diskresi?
c. Bagaimana cara menggunakan diskresi?
2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu diskresi.
b. Untuk mengetahui syarat dan batasan diskresi.
c. Untuk mengetahui cara penggunaan diskresi.
3. KEGUNAAN PENELITIAN
a. Partisipasi sosial yang merupakan suatu tindakan nyata dari masyarakat dengan
ikut mengambil alih dalam administrasi negara.
b. Tanggung jawab sosial yaitu pertanggung jawaban yang pasti akan dilakukan
oleh pelaksana administrasi negara terhadap masyarakat.
c. Dukungan sosial yaitu dukungan yang diberikan oleh rakyat pada pelaksana
administrasi negara.
d. Administrasi bertujuan untuk memantau data yang dimiliki perusahaan atau
organisasi.
e. Administrasi bisa menyelenggarakan program pengembangan usaha dan kegiatan
organisasi.
4. RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Untuk mendapatkan hasil penelitian demi memperoleh bahasan yang lebih
detail dan terarah penulis menentukan ruang lingkup bahasanya itu terkait dengan
tindakan dan perbuatan administrasi dan urgensi diskresi sebagai salah satu
sumber kewenangan pemerintan dalam menjalankan fungsinya khususnya dalam
hal ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mengatur ,atau peraturannya
tidak jelas atau tidak lengkap, atau peraturannya memberikan pilihan, atau terjadi
stagnasi pemerintahan. Penelitian diambil dari penelitian terdahulu dan beberapa
jurnal.
5. PENEGASAN ISTILAH

Dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan disebutkan bahwa diskresi merupakan keputusan dan/atau
tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk
mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dalam hal pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan yang memberikan
pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi
pemerintahan.

3
6. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Urgensi dan Diskresi
Menurut Nana Saputra, diskresi (Freies ermessen) adalah suatu kebebasan
yang diberikan kepada alat administrasi, yaitu kebebasan yang pada asasnya
memperkenankan alat administrasi negara mengutamakan keefektifan
tercapainya suatu tujuan daripada berpegang teguh kepada ketentuan hukum.
Kewenangan yang sah untuk turut campur dalam kegiatan sosial guna
melaksakan tugas-tugas menyelenggarakan kepentingan umum. Adapun
Bahsan Mustafa mendefinisikan bahwa freies ermessen diberikan kepada
pemerintah mengingat fungsi pemerintah atau administrasi negara, yakni
menyelenggarakan kesejahteraan umum yang berbeda dengan fungsi
kehakiman untuk menyelesaikan sengketa antar penduduk. Keputusan
pemerintah dalam konteks ini lebih mengutamakan pencapaian tujuan atau
sasarannya (doelmatigheid) daripada sesuai dengan hukum yang berlaku
(rechtmatigheid).2 dalam hampir semua aspek kehidupan masyarakat mulai
dari Buayan hingga akhirayatnya sebagai prinsip utama dalam konsep
wolfaire maka muncul prinsip pemerintah tidak boleh menolak untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan alasan tidak ada peraturan
perundang-undang yang mengaturnya. Diskresi dimiliki oleh pemerintah
karena pemerintah harus aktif berperan mencampuri bidang kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang mengakibatkan pemerintah tidak boleh menolak
untuk mengirim utusan ataupun bertindak dengan dalih tidak terjadi
kekosongan pengaturan hukum. Dengan kata lain pelayanan tidak boleh
terhenti karena alasan peraturan tidak ada atau tidak jelas yang dapat
menimbulkan stagnasi pemerintahan.Untuk menjamin terselenggaranya
pemerintahan terutama dalam memberikan pelayanan publik kepada warga
negaranya guna terwujudnya kesejahteraan umum maka aparat pemerintah
harus diberikan atau mengambil tindakan yang diperlukan terutama jika
terdapat urusan yang membutuhkan pemerintah memberikan pelayanan
segera. Inilah esensi utama pemberian diskresi kepada pemerintah yakni
untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelayanan publik oleh
pemerintah. Hanya dengan demikian maka apa yang menjadi cita-cita
kehidupan bernegara dapat diwujudkan dengan baik. Jadi asas atau
kewenangan diskresi ini perlu di berikan kepada pemerintah untuk menjamin

2 https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diskresi/, diakses 11 Oktober 2022


4
terlaksanya pelayanan publik dan tujuan negara dengan tanpa menunggu
adanya peraturan hukum terlebih dahulu.
Pengertian diskresi itu sendiri sebagaimana tertuang dalam UUD
1945, yakni untuk mengatasi persoalan kongkrit yang dihadapi dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang disebabkan karena peraturan perundang-
undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak
jelas, dan / adanya stagnasi pemerintahan. Merupakan instrumen hukum,
pemerintahan tetap ada peraturan yang mengatur atau terjadi selain itu untuk
menghindari stagnasi pemerintahan yang dapat menimbulkan terhentinya
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, padahal masyarakat sangat
membutuhkan pelayanan yang bersifat segera.

Anda mungkin juga menyukai