Koagulasi adalah keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi sebagai suatu koloid
karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Koagulasi juga dapat diartikan sebagai
menurunnya daya cerna protein yang terjadi akibat adanya pemanasan dan terjadi adanya
penggumpalan serta pengerasan pada protein karena menyerap air pada proses tersebut
(Makfoeld dalam Pratiwi, 2019). Tahap pertama koagulasi protein dari kasein susu
adalah mengkondisikan suhu susu hingga 400 C.. Suhu ini, merupakan suhu yang optimal
untuk mengkoagulasi protein. Tahap selanjutnya adalah penambahan asam hingga
mencapai pH 4,6. Pada pH 4,6 diharapkan seluruh kasein yang terdapat pada susu
terkoagulan seluruhnya. Setelah ditambah asam, terbentuk koagulasi susu dan mulai
mengendap di bagian bawah. Cairan susu di fasa atas semakin lama akan semakin jernih
(Hidayat, dkk., 2013).
2.3 Keju
Keju merupakan salah satu produk olahan susu yang mengandung nilai gizi tinggi.
Berdasarkan teksturnya keju bisa dibedakan menjadi tiga yaitu keju keras, keju semi
keras dan keju lunak. Beragam jenis keju dapat ditemukan di pasaran. Salah satunya
yaitu keju segar, yang merupakan jenis keju dengan tekstur lunak. Keju segar adalah keju
yang tidak membutuhkan proses pematangan atau fermentasi dalam proses pembuatanya,
sehingga biasa disebut dengan keju segar (Sari el al., 2014). Meskipun produk olahan
keju semakin dikenal dan dikonsumsi luas oleh masyarakat, namun proses pembuatan
keju masih belum banyak di ketahui secara luas. Berbagai kondisi proses pembuatan keju
akan mempengaruhi karakteristik keju yang dihasilkan (Farkye, 2017). Tipe keju sangat
bervariasi ditentukan antara lain dari jenis susu, metode pengentalan, temperatur, metode
pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan pengawetan.
2.4 Cuka Makan
Asam asetat merupakan senyawa kimia asam organik yaitu asam karboksilat yang sering
digunakan dalam pemberi rasa dan aroma dalam makanan. Asam asetat merupakan asam
karboksilat yang mempunyai rumus molekul CH 3COOH. Dalam bentuk murni disebut
sebagai asam asetat glasial, merupakan cairan yang tidak berwarna, dan menjadi padat
pada suhu sekitar 16,60C, serta mendidih pada suhu lebih kurang 118 0C. . Penggunaan
pengatur keasaman dalam pangan yaitu dalam memperoleh rasa yang tajam, sebagai
pengontrol pH atau pengawet.Penggumpalan protein oleh asam cuka atau asam asetat
akan berlangsung secara cepat dan serentak diseluruh bagian cairan susu, sehingga
sebagian protein yang semula tercampur dalam susu akan terperangkap di dalamnya dan
akan menggumpal dengan adanya asam sehingga mengeluarkan air (whey).
2.5 Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah salah satu tanaman yang banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai bumbu masakan dan obat-obatan (Razak, 2013). Dalam bidang
medis, jeruk nipis dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, diare, antipierutik,
antiinflamasi, dan diet (Mursito dalam Pratiwi, 2019). Jeruk nipis mengandung senyawa
kimia yang bermanfaat misalnya limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, dan
sitral. Ekstrak jeruk nipis dapat digunakan sebagai koagulan alami karena ekstrak jeruk
nipis mengandung asam sitrat sebagai penggumpal susu serta memiliki kelebihan mudah
didapat, tersedia dalam jumlah banyak, lebih tahan dalam kondisi asam basa dan suhu
tinggi, serta harga relatif murah (Suryani dan Niswah, 2015).
2.6 Jeruk Lemon
Tanaman lemon berasal dari daerah Asia, tepatnya Birma Utara dan Cina Selatan. Pada
abad ke-11 sampai dengan abad ke-13 tanaman jeruk lemon dibawa oleh orang-orang
Arab menuju ke Afrika dan Eropa. Saat ini jeruk lemon telah tersebar ke berbagai negara
di dunia (Haryadi dalam Pratiwi, 2019). Cairan pada buah lemon terdiri dari 5% asam
sitrat yang memberikan rasa khas lemon dan pH nya sekitar 2-3. Lemon mempunyai
harga yang relatif murah, sehingga sering digunakan dalam pembuatan minuman ringan
dan permen ataupun produk pangan lainnya (Hutasoit, 2015). Buah lemon dikenal
sebagai sumber vitamin C, tetapi sebenarnya buah ini juga mengandung zat gizi esensial
lainnya meliputi karbohidrat, potasium, folat, kalsium, tiamin, niasin, vitamin B6, fosfor,
magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia.
BAB III
Metode Penelitian
Metode Penelitian
02 04
01 03 05
Alat: Bahan:
§ Gelas 1 buah § Susu cair 1 Liter
§ Panci 1 buah § Cuka makan 4 sdm
§ Sendok 2 buah § Jeruk nipis 1 buah
§ Serbet bersih 1 lembar § Jeruk Lemon 1 buah
§ Plastik bening 1 lembar § Garam secukupnya
§ Karet gelang 1 buah
§ Kompor gas 1 buah
§ Tabung gas 1 buah
Prosedur Penelitian
Lalu masukkan gumpalan susu yang telah disaring ke dalam wadah dan
ditutup. Kemudian masukkan kedalam lemari es menunggu hingga keju jadi
selama kurang lebih 24 jam (1 hari).
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
02 Variabel 03 Variabel
01 Variabel bebas
terikat kontrol
Berbagai jenis Kualitas keju Jenis susu
starter (cuka Jumlah liter susu
makan, jeruk
nipis, jeruk
lemon)
Alur Penelitian
1
Perlakuan 1: susu + koagulan (cuka makan)
2
Perlakuan 2: susu +koagulan (jeruk nipis)
3
Perlakuan 3: susu + koagulan (jeruk lemon)
Teknik Pengumpulan Data
Perlakuan 1
Gurih dan Putih
(Koagulan: Lembut Harum
sedikit asam kekuningan
cuka makan)
Perlakuan 2
(Koagulan:
jeruk nipis)
Perlakuan 3
(Koagulan:
jeruk lemon)
Hasil Perlakuan 1
Rasa Warna
02 04
01 03
Tekstur Aroma
Tekstur
• Perlakuan 1 dengan menggunakan koagulan berupa cuka makan
menghasilkan keju dengan tekstur yang lembut. Hal ini karena cuka
makan memiliki kandungan air yang cukup dan tidak terlalu banyak.
• Perlakuan 2..............
• Perlakuan 3..............
Rasa
• Pada perlakuan 1 dengan penambahan koagulan berupa cuka makan
menghasilkan keju dengan rasa gurih dan sedikit asam. Perlakuan 2..................
Perlakuan 3.........................
• Rasa gurih atau asin diperoleh dari penambahan garam dapur pada setiap
perlakuan. Rasa dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi
dengan komponen rasa yang lain (Winarno, 2005). Selain memberikan rasa gurih
dan juga asin, garam dapur juga berfungsi sebagai pengawet alami. Tanpa garam,
curd/dadih yang ada di dalam susu akan lama keringnya. Garam juga berfungsi
untuk membunuh bakteri yang bisa menggagalkan proses perubahan susu
menjadi keju.
Aroma
• Pada perlakuan 1 dengan penambahan koagulan berupa cuka makan menghasilkan keju
dengan aroma yang harum. Sedangkan pada perlakuan 2...................... dan pada
perlakuan 3........................
• Ketiga perlakuan memiliki aroma harum yang dipengaruhi oleh proses koagulasi yang
menunjukkan beda nyata antar perlakuan. Perbedaan perlakuan koagulan terhadap keju
membuat proses koagulasi yang terjadi juga berbeda sehingga menyebabkan kandungan
lemak tiap perlakuan berbeda.
• Kandungan lemak tersebut sangat mempengaruhi rasa dan aroma pada keju yang
terbentuk (Sutarno, 2012). Menurut Daulay (1991), lemak susu merupakan salah satu
komponen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan cita rasa dan aroma keju.
Warna
• Setiap proses pembuatan keju diberikan perlakuan koagulan yang berbeda namun
rata-rata warna yang dihasilkan sama yaitu putih kekuningan.
• Sesuai dengan pendapat Sutarno (2012), variasi perlakuan saat koagulasi tidak
memberikan warna yang berbeda pada keju yang terbentuk karena perlakuan
koagulasi tersebut tidak berperan sebagai zat warna dalam pembuatan keju,
sehingga warna yang terbentuk hanya berasal dari warna susu.
• Ditambahkan oleh Buckle (1987), bahwa keju yang dibuat dari susu sapi tanpa
pewarna akan menghasilkan keju berwarna putih kekuningan. Warna kekuningan
tersebut berasal dari pigmen karoten yang larut dalam lemak.
BAB V
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh berbagai jenis koagulan
(cuka makan, jeruk nipis, dan jeruk lemon) terhadap kualitas keju
dari susu sapi. Berdasarkan uji organoleptik dilihat dari tekstur,
rasa, aroma, dan warna, maka keju yang kualitasnya paling baik
adalah keju yang dibuat dengan menggunakan koagulan
berupa...... kemudian diikuti oleh ........ dan ................
Saran
Dari hasil penelitian ini, kami menyarankan untuk:
1) Perlu dilakukan uji kadar protein, kadar lemak, kadar air terhadap
kualitas keju yang dihasilkan agar lebih akurat.
2) Meneliti lama waktu penyimpanan keju lunak yang dihasilkan dan
bahan pengemas yang sesuai untuk digunakan dalam penyimpanan
keju.
3) Meneliti suhu optimal yang sesuai untuk penyimpanan keju.
4) Meneliti mengenai pangaruh berbagai jenis susu terhadap kualitas
keju.
Lampiran Video
Link Video:
Terima
Kasih
Kelompok 5