Anda di halaman 1dari 38

Menghitung LD 50

E.Elda Ernawati
Penanganan Hewan Percobaan dan Dosis Obat
1. Perlu diingat bahwa dalam percobaan yang menggunakan hewan
percobaan tidak selalu' diperoleh hasil yang tepat. Penanganan
yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat memperbesar
penyimpangan hasil percobaan. Perlakukan hewan percobaan
secara benar.
2. Penanganan hewan percobaan: Hewan percobaan yang paling
banyak dipakai adalah mencit, tikus, marmut, dan kelinci.
Penanganan hewan percobaan adalah cara memperlakukan hewan
selama masa pemeliharaan maupun selama masa percobaan.
Mencit
• Mencit bersifat penakut, fotofobia, cenderung berkumpul sesamanya,
dan lebih aktif pada malam hari dibandingkan siang hari.
• Cara mengambil dan memegang mencit: Buka kandang hati-hati, kira-
kira cukup untuk masuk tangan saja. angkat mencit dengan cara
memegang ekor (3-4 cm dari ujung). Letakkan pada lembaran kawat
atau alas kasar lainnya. Dengan tangan kiri, jepit tengkuk di antara
telunjuk dan ibu jari. Pindahkan ekor dari tangan kanan ke antara jari
manis dan jari kelingking tangan kiri. Mencit siap mendapat
perlakuan.
Tikus
• Tikus Tenang dan mudah ditangani. Tidak seperti mencit, tikus tidak
begitu fotofobik. Aktivitasnya tidak demikian terganggu dengan
adanya manusia. Jika diperlakukan kasar tikus menjadi galak.
• Cara mengambil dan memegang tikus: Buka kandang, angkat tikus
pada pangkal ekornya dengan tangan kanan, letakkan di atas
permukaan kasar/kawat. Letakkan tangan kiri di belakang
tubuhfpunggung ke arah kepala. selipkan kepala di antara jari
telunjuk dan jari tengah, sedangkan ibu jari, inti manik, dan
kelingking diselipkan di sekitar perut sehingga kaki depan kiri
Kelinci
• Kelinci harus diperlakukan dengan halus, namun
sigap karena cenderung berontak.
• Cara mengambil dan memegang kelinci: Jangan
memegang telinga karena dapat mengganggu
pembuluh darah dan saraf. Pegang kulit pada
leher kelinci dengan tangan kiri, dan angkat ke
belakang dengan tangan kanan .
Marmut
• Marmut Marmut amat jinak dan jarang
menggigit.
• Cara mengambil dan memegang marmut:
Pegang badan bagian atas dengan tangan yang
satu dan pegang badan bagian belakang
dengan tangan yang lain.
Cara Pemberiaan Obat
Ukuran jarum kateter yang sesuai untuk pemberian pada bagian hewan
dapat dilihat pada tabel
IV IP SC IM Oral
Mencit Jarum Jarum 25 g Jarum25 g Jarum 18 g Ujung Tumpul
27.5 g ¼ inci ¾ inci ¾ inci 15g/16g
½Inci 2 inci

Tikus Jarum 25g Jarum 25 g Jarum 25 g Jarum 25 g Ujung Tumpul


1 inci 1 inci 1 inci 15g/16g
2 inci

Kelinci Jarum 25 g Jarum 21g 1¼inci Jarum 25 g Jarum 25 g Kateter karet no. 9
1 inci 1 inci 1 inci

Marmut - Jarum 25 g Jarum 25 g Jarum25 g -


1 inci 1 inci ¾ inci

Kucing - Jarum 21g 1½inci Jarum 25 g Jarum 25 g -


1 inci 1 inci
1. Oral
• Mencit dan tikus: Diberikan dengan alat suntik yang dilengkapi dengan
janrum/Kanula berujung tumpul dan berbentuk bola. Jarum/kanula
dimasukkan ke dalam mulut perlahan-lahan, diluncurkan melalui langit-
Iangit ke belakang sampai esofagus.

• Kelinci: Pemberian oral pada kelinci dilakukan dengan pertolongan ”mouth


blocK' (alat penahan rahang), berupa pipa kayu/plastik yang berlubang,
panjang 12 cm, diameter 3 cm, dan diameter lubang 7 mm. Letakkan
mouth block di antara gigi-gigi depan dengan rahang dengan ibu jari dan
telunjuk. Masukan kateter melalui lubang pada mouth block sekitar 20-
25cm. Untuk memeriksa apakah kateter benar masuk ke esofagus dan
bukan ke trakea, celupkan ujung luar kateter masuk ke trakea
2. Intravena
• Mencit: Penyuntikan dilakukan pada vena ekor (ada 4
vena pada ekor). Letakkan hewan pada wilayah
tertutup sedemikian rupa sehingga mencit tidak
leluasa untuk bergerak-gerak, dengan ekor menjulur
keluar. Hangatkan ekor dengan dicelupkan ke dalam
air hangat (40°C-50°C). Pegang ujung ekor dengan
satu tangan dan suntik dengan tangan yang lain.
• Tikus: Pada tikus yang tidak dianestesi, penyuntikan
dapat dilakukan pada ekor (seperti pada mencit),
pada vena penis (khusus untuk tikus jantan), atau
pada vena di permukaan dorsal kaki. Pada tikus
yang dianestesi, penyuntikan dapat dilakukan pada
vena femoralis.
• Kelinci dan marmut: Dapat dilakukan pada vena
marginalis untuk marmut besar atau Untuk marmut
yang dianestesi.
3. Subkutan
• Subkutan Pada tikus dan mencit, penyuntikan
dilakukan di bawah kulit pada daerah tengkuk.
• Pada kelinci, penyuntikan dilakukan di bawah kulit
di daerah tengkuk atau sisi pinggang.
• Untuk marmut dan kelinci, angkat sebagian kulit
dan tusukkan jarum menembus kulit, sejajar
dengan otot di bawahnya.
4. Intramuskular
• Intramuskular Untuk mencit dan tikus,
penyuntikan dilakukan pada otot gluteus
maksimus atau bisep fermoris atau
semitendinosus paha belakang.
5. Intraperitoneal
• Untuk semua hewan percobaan, penyuntikan dilakukan
pada perut sebelah kanan garis tengah; jangan terlalu
tinggi agar tidak mengenai hati dan kandung
kemih.Hewan dipegang pada punggung supaya kulit
abdomen menjadi tegang.
• Pada saat penyuntikan, posisi kepala lebih rendah dari
abdomen. Suntikan jarum membentuk sudut 10°
menembus kulit dan otot masuk ke rongga peritoneal.
6. Intradermal
• Pada tikus dan marmut, penyuntikan
dilakukan pada perut dan tubuh belakang
yang telah di cukur bulunya. Tusukan jarum ke
kulit yang ditegangkan sedalam 0.67 mm
Mengorbankan Hewan
• Pembunuhan dilakukan sedemikian rupa sehingga hewan
mengalami penderitaan seminimal mungkin.
• Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemberian suatu
anestetik dengan dosis berlebih secara intravena untuk
kelinci secara intraperitoneal untuk mencit, marmut, dan
tikus; atau dengan meng” gunakan kloroform, C02, N2
inhalasi. Pengorbanan hewan dapat juga d'“ lakukan
secara fisik atau disembelih.
Pemberian Tanda pada Hewan
• Hewan percobaan perlu diberi tanda untuk
dapat dibedakan dengan hewan Yang lain.
Penandaan dapat menggunakan larutan 10%
pikrat atau tinta Cina atau pewarna lain. Tanda
dapat diberikan berupa titik dan garis pada
pugung atau ekor.
Tabel Konversi Dosis Antar Spesies (Berasarkan
Luas Permukaan Tubuh)
Contoh
1. Dosis Chloramfenicol, tikus (200 g)
= 0.018x500 mg
= 9 mg/200 g BB
= 9 mg/0.2 kgBB
= 45 mg/kg BB
= 45 mg/kgBBx200 g= 45mg/1000 g x 200 g = 9 mg
2. Dosis Paracetamol 500 mg, Mencit 20 g
= 0.0026 x 500 mg
= 1.3 mg/20 g
= 0.065 mg/kgBB
= 65 mg/kgBB
= 65 mg/kg x 20 g = 65 mg/1000 g x 20 g
= 1.3 g
3. Paracetamol 500 mg, Marmot (400 g)
= 0.013 x 500 mg
= 15.5 mg/400 g BB
= 15.5 mg/ 0.4 KgBB
= 38.75 mg/kgBB
= 38.75 mg/Kg x 400 g = 38.75 mg/1000 g
= 15.5 mg
Kegunaan Nilai LD50
1. Klasifikasi zat kimia berdasarkan toksisitas relatif
2. Pertimbangan bahaya akibat overdosis.
3. Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada hewan.
4. Menyediakan informasi tentang:
a.mekanisme keracunan;
b. pengaruh terhadap umur, seks, inang lain, dan faktor lingkungan;
c. respons yang berbeda-beda di antara spesies dan galur. 5.Menyediakan informasi tentang
reaktivitas populasi hewan-hewan tertentu.
6. Menyumbang informasi yang diperlukan secara menyeluruh dalam percobaan-percobaan obat
penyembuh untuk manusia.
7. Kontrol kualitas; mendeteksi ketidakmurnian produk racun dan Perubahan fisik bahan-bahan
kimia yang memengaruhi keberadaan hidup…
Penggolongan potensi ketoksikan akut
menurut kriteria Loomis (untuk manusia)
Kategori LD50

Supertoksisk 5 mg/kg atau kurang

Sangat toksik 5-50 mg/kg

Toksik 50-500 mg/kg

Cukup toksik 0.5-5g/kg

Sedikit toksik 5-15 g/kg

Tidak toksik > 15 g/kg


Menghitung LD 50
• LD50 adalah dosis tertentu yang dinyatakan
dalam miligram berat bahan uji perkilogram
berat bedan (BB) hewan uji yang
menghasilkan 50 % respon kematian pada
populasi hewan uji dalam jangka waktu
tertentu
Cara menghitung LD50
• LD 50 (Lethal Dose 50) Dosis yg bisa menyebabkan kematian
50% hewan percobaan atau populasi
1. Cara Weil
Log M= Log D + d (f + 1)
Ket :
M = LD50
D = Dosis terkecil yang diberikan
d = Log Kelipatan dosis
f = Faktor (Tabel weil)
2. Persamaan garis
y = a + bx atau y = bx+a
Ket:
Y= % kematian
X = Log dosis
3. Probit
TABEL PROBIT
TABEL WEIL
Hitung LD50
Kel Dosis(mg/kg) Log Dosis Kematian % Kematian Probit

1 10 1 0 0 -

2 20 1.301 1 20 4.16

3 40 1.602 3 60 5.25

4 80 1.903 5 100 8.09


• Setiap kelompok terdiri dari 5 mencit
1. Cara Weil
Log M = Log D + d (f + 1)
Log LD50 = Log 10 + Log 2 (0.7+1)
= 1+ 0.301 (0.7+1)
= 1+ 0.5117
Log LD50 = 1.5117
LD50 = 32.48
2. Menggunakan Persamaan garis
y = bx+a
Y = % Kematian
X= Log Dosis
Didapatkan :
a = - 118.956
b = 112.956
r = 0.989
y= -118.956 + 112.956x
Jika 50% LD50
Jika y= 50 50= -118.956 + 112.956x
X = 168.956/112.956 = 1.49576
Log dosis = 31.315 mg/kg dosis
3. Menggunkan Probit
• Y = bx+a
• Y = Probit
• X= Log Dosis
Y= - 4.42823 + 6.5282x
Probit = 5 50% kematian = LD50
Jika y = 5 5= - 4.42823 + 6.5282x
X = 9.4282/6.5282 = 1.44422
Ld50 = antilog 1.44422
= 27.811mg/kg
Karena % kematian tidak ada nilai probitnya jika data 0% tidak dihitung, diperoleh hasil
LD50 = 27.811mg/kg yg berbeda dg cara 1 dan 2 yg memperoleh 32.486 mg/kg dan
31.315 mg/kg.
Menurut Literatur jika :
0% kematian dengan 5 hewan/kel (N) = 0.25/5x100 = 5
100 % kematian, 5 hewan/kel (N) = N- 0.25/N x 100 = 5-0.25 x 100 = 4.75/5 x 100 =
95
Probit
Y = bx+a
a = - 0.418
b = 3.6312
r = 0. 994
Y= 3.6312 x – 0.418
5 = 3.6312 x – 0. 418
5 + 0.418 = 3.6312 x
X = 5.418/3.6312 = 1.492
Antilog = 31.04 mg/kg
 Rentang LD50 = antilog (Log M ± 2 ʠ Log M )
Keterangan :
ʠ Log M = d x ʠ f= Log 2 x 0.70000= 0.210714
ʠ f = Suatu faktor dalam tabel weil= 0.70000
D = Log kelipatan dosis= log2
M = Nilai LD50= 32.48
 Angka terendah untuk rentang LD50
Rentang LD50 = antilog (Log 32.48- 2 (0.210714))
antilog = (1.51161- 0.421428)
antilog (1.090112)
= 12.30/mg
 Angka tertinggi untuk rentang LD50
Rentang LD50 = antilog (Log 32.48+2 (0.210714))
antilog (1.51161+0.421428)
antilog (1.933038) = 85.71/mg
TERIMAKASIH…..
Tugas : Hitung LD 50 dari data dibawah ini,
gunakan cara 1,2,3
Kel. (5 mencit/kel) Dosis/mg Kematian

1 0.4 0

2 0.8 1

3 1.6 2

4 3.2 5
Tugas Konversi Dosis
1. Dosis Amoxicilin, Konversi ke Mencit
2. Dosis Metamizole, Konversi ke Marmut
3. Dosis Paracetamol, Konversi ke Tikus
4. Dosis Chloramfenicol, Konversi ke Mencit
5. Dosis Amoxcilin, Konversi ke Kelinci

Anda mungkin juga menyukai