Anda di halaman 1dari 18

Gastritis

Kelompok 6
Andi Fitriyani (2143700128)
Delia Septilia (2143700178)
Fuad Amrillah (2143700001)
I Putu Wahyu Praptiyasa (2143700134)
Maulida Asyura (2143700106)
Mentari Dwi Cahyani M. (2143700063)
Nurghaisani Hendra Adlina (2143700140)
Rizkah Velonia Mokoginta (2143700035)
Virannisya Hirsen (2143700184)
Pengertian

Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan


mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus dan
lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis
superfisial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi, & Huda,
2015). Gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada
mukosa lambung. Peradangan ini dapat menyebabkan
pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel dapat
merangsang timbulnya inflamasi pada lambung
Klasifikasi

Gastritis karena mikroorganisme (H. Pylori,


Mycobacterium averium intraselular)

Autoimmune gastritis

Gastritis karena refluks asam


Manajemen Terapi
Rekomendasi
Kualitas
Pernyataan Pernyataan Kekuatan
Bukti
Rekomendasi Kekuatan

Pada pasien dengan HIM, AHA merekomendasikan pengujian untuk H Pylori, diikuti dengan
01 pemberantasan
Kuat Sedang

Ada pasien dengan GIM, AGA menyarankan untuk tidak menggunakan pengawasan endoskopik
secara rutin
Komentar: Pasien dengan GIM pada risiko tinggi untuk kanker lambung yang menempatkan
nilai tinggi pada
pengurangan potensial tetapi tidak pasti dalam kematian kanker lambung, dan yang memberi
nilai rendah.Pada risiko potensial dari endoskopi pengawasan, dapat secara wajar memilih untuk
pengawasan.
Sangat
02 Pasien dengan GIM yang secara khusus berisiko lebih tinggi terkena kanker lambung termasuk Bersyarat
Rendah
mereka yang memiliki:
• GIM tidak lengkap vs lengkap
• GIM yang luas vs terbatas
• Riwayat keluarga kanker lambung
Pasien dengan peningkatan risiko kanker lambung secara keseluruhan meliputi:
• Ras/etnis minoritas
• Imigran dari daerah dengan insiden tinggi
Lanjutan..
Rekomendasi
Kualitas
Pernyataan Pernyataan Kekuatan
Bukti
Rekomendasi Kekuatan

Pada pasien dengan GIM, AGA menyarankan agar interval pendek pengulangan rutin tidak
dilakukan endoskopi dengan biopsi untuk tujuan stratifikasi risiko
Komentar: Berdasarkan pengambilan keputusan bersama, pasien dengan GIM dan stigmata
kekhawatiran tentang kelengkapan endoskopi awal, dan/atau siapa yang secara keseluruhan Sangat
03 peningkatan risiko kanker lambung (ras/etnis minoritas, imigran dari daerah dengan kejadian
Bersyarat
Rendah
kanker lambung yang tinggi, atau individu dengan riwayat keluarga kerabat tingkat pertama
dengan kanker lambung) mungkin cukup memilih untuk endoskopi ulang dalam waktu 1 tahun
untuk risiko stratifikasi.

# Tidak ada data yang cukup untuk memandu interval pengawasan yang optimal. Berdasarkan bukti tidak
langsung mengenai kumulatif lambung insiden kanker di antara pasien dengan GIM, ulangi endoskopi bagian
atas dengan visualisasi mukosa yang cermat dan biopsi lambung antrum dan tubuh dan setiap lesi yang
terkait dapat dipertimbangkan dalam 3-5 tahun di antara pasien yang terdeteksi secara tidak sengaja GIM, jika
pengambilan keputusan bersama mendukung pengawasan.
Manajemen Terapi
Farmakologi

>
Membiasakan makan dengan teratur.

>
Menghindari makanan dan minuman yang dapat membuat sekresi HCL
yang berlebihan.

>
Teknik relaksasi seperti dengan olahraga agar dapat menghindari stress

>
Hientikan kebiasaan merokok dan mengkonsusmsi alkohol

>
Istirahat yang cukup.
Goal of Treatment

Tujuan utama dalam pengobatan gastritis ialah

> menghilangkan nyeri, menghilangkan


inflamasi dan mencegah terjadinya ulkus
peptikum dan komplikasi.

Tujuan pengobatan lainnya yaitu untuk

> mengurangi asam lambung dengan cara


menetralkan asam lambung dan mengurangi
sekresi asam lambung.
Monitoring

Monitoring kesuksesan terapi wajib dilakukan pada pasien,


4-6 minggu setelah menghentikan terapi antibiotik dan
sedikitnya 2 minggu setelah mengehentikan terapi PPI.
Menggunakan tes non-invasive seperti UBT (Urea Breath
test) atau 2-step monoclonal stool H.pylori antigen test.
Etiologi

> Gastritis Akut


Penyebabnya adalah obat analgetil, anti inflamasi terutama aspirin.
Bahan kimia : Lisol, alkohol, merokok, Kafein lada, Steroid dan digitalis.

> Gastritis Kronik


Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan Kejadian biasa pada orang dewasa, tapi diduga
pada peminum alkohol dan Merokok.
Patofisiologi
Tatalaksana Gastritis

Pengobatan gastritis meliputi:


1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat
dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus
lambung yang lain.
Gastritis kronis:
4. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet
makan lunak diberikan sedikit tapi lebih sering.
5. Mengurangi stress.
6. H.Pylori diatasi dengan pemberian antibiotik.
Gastritis terkait H. pylori:
Terapi tiga kali lipat klaritromisin/penghambat pompa proton/amoksisilin selama 14 hingga 21
hari dianggap sebagai pengobatan lini pertama. Klaritromisin lebih disukai daripada
metronidazol karena tingkat kekambuhan dengan klaritromisin jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan terapi tiga kali lipat menggunakan metronidazol. Namun, di daerah di mana resistensi
klaritromisin diketahui, metronidazol adalah pilihan ppertama. Terapi yang mengandung
bismut empat kali lipat akan bermanfaat, terutama jika menggunakan metronidazole. Setelah
dua kegagalan eradikasi, kultur H. pylori dan tes resistensi antibiotik harus menjadi
pertimbangan.
Gastritis autoimun:
• Diperlukan penggantian zat besi dan vitamin B12 (perenteral 1000 mikrogram atau oral
1000 hingga 2000 mikrogram). Pantau kadar zat besi dan folat, dan basmi semua koinfeksi
dengan H. pylori. Surveilans endoskopi untuk risiko kanker dan tumor neuroendokrin
lambung (NET) diperlukan.
• Bentuk pengobatan lain pada gastritis termasuk penghentian alkohol, merokok, obat
antiinflamasi, makanan pedas, serta mengelola stres, terapi imunomodulator pada
enteropati autoimun, dan modifikasi diet pada gastritis eosinofilik.
Obat
Golongan Obat Nama Obat Dosis

Acid Suppresing drugs: Mylanta, maalox, tums, 100-140 mEq/L, 1 -3 h after


Antasida gaviscon meals and hs
H2 Receptor Antagonis Cimetidine 800 mg hs
Ranitidine 300 mg hs
Famotidine 40 mg hs
Nizatidine 300 mg hs

Proton Pump Inhibitor Omeprazole 20 mg/d


Lansoprazole 30 mg/d
Rebeprazole 20 mg/d
Pantoprazole 40 mg/d

Mucosal Protective agent: Sulcralfate 1 g qid

Prostaglandin analogue Misoprostol 200mg qid


 Acid Suppresing Drugs: Antasida
Merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan
asam lambung sehingga dapat mengurangi iritasi mukosa lambung
akibat asam lambung yang berlebih.
 H2 Receptor Antagonis
Bekerja dengan memblok reseptor histamin sel parietal sehingga sel
parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.
Nama obat: Cimetidine, ranitidine, famotidine, nizatidine.
 PPI (Proton Pump Inhibitors)
PPI merupakan penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat
dibanding dengan AH2. PPI mencegah pengeluaran asam lambung
dari sel kanalikuli, sehingga menyebabkan pengurangan rasa sakit
pada pasien tukak. Nama obat: omeprazole, lansoprazole,
rebeprazole, pantoprazole.
 Mucosal Protective Agent: Sucralfat
Sucralfat bekerja dengan membentuk lapisan pada dasar tukak
sehingga melindungi tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan
pepsin, serta meningkatkan daya tahan dan perbaikan mukosa.
 Analog Protalglandin
Bekerja dengan mengurangi sekresi asam lambung, menambah
sekresi mukus, bikarbonat dan meningkatkan aliran darah mukosa
serta meningkatkan daya tahan dan perbaikan mukosa. Nama obat:
misoprostol.
Terima
Kasih
Daftar Pustaka
Azer, Sammy A. , Akhondi, Husen. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544250

Fahsner, J, MD & Gitu, A.C. MD, 2015. American Family Physician: Diagnosis and treatment of peptic ulcer disease and
H.pylori Infection. Vol 91 : 4

Anda mungkin juga menyukai