Anda di halaman 1dari 43

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN

Winda Rahmah Wulandari


XII MIPA 3
SMAN 11 Bandung
Pertumbuhan
- Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk
hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume,
massa, dan tinggi)
- Irreversibel (tidak kembali ke asal)
- dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan
- Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat
yang lebih sempurna (kompleks).
- Sel-sel berdiferensiasi.
- Proses ini berlangsung secara kualitatif.
- Irreversible
Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan
Perkecambahan
1. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan
pertumbuhan plumula(calon batang).
2. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah :
 air,berfungsi melembapkan kulit biji sehingga menjadi pecah agar
terjadi pengembangan embrio dan endosperma
 kelembapan, berfungsi mempercepat proses perkecambahan
 oksigen
 suhu, mempercepat perkecambahan dengan suhu optimal (26,5°-35°
C)
Tahap Perkecambahan
 Dimulai dengan herakhirnya masa dormansi ketika
biji direndam dalam air sehingga mengakibatkan
terjadinya proses imbibisi, yang akan menginduksi
aktivitas enzim sebagai biokatalisator dalam
metabolisme
Diferensiasi, yaitu proses pertambahan jenis dan
fungsi sel yang jelas
Organogenesis, yaitu pembentukan organ-organ
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke
permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis
selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.
b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan
kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan
kacang kapri (Pisum sativum).
Pertumbuhan ada 2 yaitu
1. PERTUMBUHAN PRIMER
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya
aktivitas meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh
primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang
dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai
dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau tidak
bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum
berspesialisasi.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apikal
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang
berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan
sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah
kambium.
c. Kambium interfasis (intervasikuler)
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari
empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai
kambium, tumbuh dengan cara penebalan.
Bagan Pertumbuhan Primer
2. PERTUMBUHAN SEKUNDER
a. daerah meristematik
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat
terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti
sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel
hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya
sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah
pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai
dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. 
Bagan Pertumbuhan Sekuder
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
FAKTOR INTERNAL
1. Gen
2. Hormon, ada 7 yaitu sebagai berikut.
 Auksin, berfungsi :
a. Merangsang perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
e. Merangsang pembentukan akar lateral.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
 Giberrelin, berfungsi :
a. Merangsang pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai
ukuran raksasa.

 Sitokinin, berfungsi :
a. Merangsang proses pembelahan sel.
b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan,
seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan
membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam
daun (senescens).
 Gas etilen, berfungsi :
a. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman,
misalnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah.
c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada
daun.
d. Mendukung proses pembungaan.
e. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa
spesies tanaman dan dapat menstimulasi
pemanjangan batang.
f. Menstimulasi perkecambahan.
g. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
 Asam absisat, berfungsi :
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi

- Kalin, berfungsi :
a. Merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan
organ.
b. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan
atas:
1. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
2. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
3. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
4. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
 Asam traumalin
a. Asam traumalin disebut sebagai hormon
luka/kambium karena hormon ini berperan apabila
tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
b. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di
daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga
mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup
luka tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau
regenerasi.
c. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam
traumalin (asam traumalat).
FAKTOR EKSTERNAL
a. Nutrisi
 Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur
makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).
 Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur
mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl).
b. Air,pH dan oksigen
Untuk fotosintesis.
Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi
enzimatis
Membantu proses perkecambahan biji.
Menjaga (mempertahankan kelembapan).
Untuk transpirasi.
Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
Menghilangkan asam absisi.
Sebagai pelarut
c. Cahaya
- Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis.
- Berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman.
- Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.Panjang periode cahaya
harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi tumbuhan
terhadapfotoperiode yang berbeda panjangnya disebut
fotoperiodisme. Ada 3 fotoperiodisme :
a) Tumbuhan berhari pendek (short day plant)
Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu
pembungaan terjadi.
b) Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu
c) Tumbuhan hari netral (day-neutral plant).
Berbunga tidak tergantung pada panjang hari, dapat menghasilkan
bunga kapan saja dalam setahun
d. Suhu
- Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan,
antara lain memengaruhi kerja enzim.
- Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu
yang paling baik untuk pertumbuhan.
- Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di
mana tumbuhan masih dapat tumbuh.
- Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu
tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.
Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan terdiri dari dua
tahap, yaitu :
1. tahap embrio
2. tahap pasca embrio.
Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan
sel telur dan sperma), kemudian terbentuk zigot yang
mengalami proses pembelahan. Tahap embrio
dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase
morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi,
serta organogenesis.
1. Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali.
Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi
empat, dan seterusnya.Pembelahan yang cepat terjadi pada
bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub
hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole).
Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu.
Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara
aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut
sampai terbentuk 16-64 sel.Embrio yang terdiri dari 16-64 sel
inilah yang disebut morula.
Bagan Tahap Morula
2. Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam


dua kutub yang dibentuk pada fase morula. Konsentrasi
sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub
fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kutub vegetatif.  Pada fase ini kutub
fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk.  Hal
ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua
kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol /
blastocoel . Embrio yang memiliki blastosol disebut
blastula. Proses pembentukan blastosol disebut
blastulasi.
Bagan Tahap Blastula
3. Fase Gastrula

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses


diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol.
Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan
cepat.  Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif
membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Pada
akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm,
 mesoderm,  ektoderm
Bagan Tahap Gastrula
Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Hewan diploblastik, yaitu hewan yang memiliki dua lapisan


embrional,  yaitu ektoderm dan endoderm.  Contoh hewan
diploblastik adalah Coelenterata (hewan berongga).

2. Hewan triploblastik,memiliki tiga lapisan embrional,  yaitu


ektoderm,  endoderm,  dan mesoderm. Hewan triploblastik
dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada tidaknya selom
(berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga)  dan
bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis.
Kelompok hewan tersebut yaitu :
- aselomata(tidak memiliki rongga)
- pseudoselomata (pseudoselomata memiliki selom semu)
- selomata (memiliki selom sesungguhnya)
Kelompok Hewan Triploblastik
4. Fase Diferensiasi dan Organogenesis

Masing-masing bagian endoderm, mesoderm,  dan


ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-
organ sebagai berikut:
Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi
epidermis,  rambut,  kelenjar minyak,  kelenjar keringat,
 email gigi,  sistem saraf,  dan saraf reseptor.  
Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang,
 jaringan ikat,  otot,  sistem peredaran darah, sistem
ekskresi misalnya duktus deferens,  dan sistem reproduksi 
Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan
epitel pencernaan,  sistem pernapasan,  pankreas dan hati
serta kelenjar gondok. 
Tahap Pasca Embrio
Pada tahap pasca embrio,  terjadi pertumbuhan dan
perkembangan menjadi individu dewasa. Individu dewasa.
Beberapa hewan invertebrata mengalami regenerasi atau
metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya
Sedangkan hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dari hewan muda (anak) menjadi hewan
dewasa.
1. Regenerasi

Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau


rusak.  Proses ini ditentukan oleh sel-sel batang dalam
tubuh hewan yang belum mengalami diferensiasi. Pada
organisme yang berkembang biak secara aseksual,
regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau
berkembang biak Contohnya cacing pipih
2. Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan ukuran,  bentuk,  dan


bagian-bagian tubuh hewan dari suatu stadium ke stadium
berikutnya.  Metamorfosis dikendalikan oleh hormon. Ada
2 metamorfosis, yaitu metamorfosis serangga (insekta)dan
metamorfosis katak (amfibi)
Metamorfosis Serangga

Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap


metamorfosis yang dialami,  serangga dibedakan menjadi
kelompok serangga:
1. ametabola, merupakan organisme yang tidak
mengalami proses metamorfosis. Stadium yang dimiliki
adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa).
 Contohnya kutu buku.
2. holometabola, merupakan organisme yang mengalami
metamorfosis sempurna.  Hewan ini memiliki stadium
telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago
(dewasa).  Contoh hewan yang mengalami metamorfosis
sempurna adalah kupu-kupu.
3. Hemimetabola, merupakan organisme yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Stadium yang dimiliki oleh
hewan ini adalah telur, larva atau nimfa, semi-imago, dan
imago (dewasa). Contoh hewan kelompok ini adalah
kumbang
Metamorfosis Katak
Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi
3 stadium, yaitu premetamorfosis, prometamorfosis,
dan metamorfosis klimaks. Selama stadium
premetamorfosis, telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi
berudu (kecebong. Pada stadium prometamorfosis, kaki
bagian belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi
secara lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki bagian
depan muncul dan ekor mulai menghilang.  
Sekian dan Terimakasih
Sumber
http://www.generasibiologi.com/2016/02/pertumbuhan
-dan-perkembangan-hewan.html?m=1

http://www.bukupedia.net/2016/02/pengertian-
pertumbuhan-primer-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai