Anda di halaman 1dari 23

AN D A NG FI L SAF A T :

SELAYANG P
PENGERTIAN FILSAFAT, OBJ
EK FILSAFA T, CIRI-CIRI FILSAFAT, ASA
L MULA FILSAFAT, DAN TUJ
UAN FILSAFAT

FIK RIA Q UR’AN Y, S. Th , I


OLEH: FARDIANA
1. PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat

etimologi Terminologi
PHILOSOPHY

Philo Sophia Cinta


(kebija Kebija
(cint ksana ksana
a) an) an
FILSAFAT DALAM PANDANGAN TOKOH
Filsuf Alam & Filsuf
Klasik

periodik Filsuf Skolastik & Filsuf Modern

Filsuf Postmodern
FILSUF ALAM DAN KLASIK
Thales = Air Sokrates
Asas di balik dari gejala alam atau
Fenomena yang terjadi di dalam.
Filsafat adalah cara pandang seseorang
Herakleitus = Api Plato
tentang hubungan antara alam dan
manusia. Filsafat di sini mencakup banyak
Anaximenes = Udara Bidang keilmuwan. Misalnya, fisika, dll. Aristoteles
FILSUF SKOLASTIK DAN MODERN
Thomas Aquinas Rene Descartes

Skolastik FILSAFAT SEBAGAI METODOLOGI Modern

William Ockham Imanuel Kant


FILSUF POSTMODERN
2. OBJEK MATERIAL DAN FORMAL FILSAFAT

Objek Material: Segala sesuatu yang ada

• OBJEK FILSAFAT
Objek Formal: Hakikat sesuatu yang ada dipahami secara
menyeluruh
3. CIRI-CIRI FILSAFAT

Menyeluruh Spekulatif
Ciri-ciri filsafat

Rasional, Logis,
Sistematis Mengakar
MENYELURUH (UNIVERSAL)
• Pembahasan filsafat tidak terbatas pada satu hal tertentu saja, tetapi membahas segala sesuatu
yang ada seperti, alam, manusia dan yang mungkin ada seperti halnya tuhan. Dalam memandang
keseluruhan realitas, filsafat berupaya mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas.
Hal ini sudah dilakukan sejak masa filsuf alam yaitu, thales yang mencoba mencari asas dari
realitas alam yang ada ini. Ia menyatakan bahwa air adalah asas dari realitas alam yang ada di
dunia ini. Asmoro ahmadi, filsafat umum (jakarta: PT. Raja grafindo persada, 2005), hal. 10.
MENGAKAR (MENDASAR)

• Berpikir secara mengakar dapat juga diistilahkan dengan kata radikal. Berpikir secara radikal,
mengakar, dan mendasar itu sama saja. Para filsuf tidak berhenti pada fenomena-fenomena yang
tampak pada realitas alam, tetapi mereka juga mencari akar dibalik setiap fenomena atau dalam
bahasa kant, mencari nomena dibalik fenomena. Karena persoalan dapat dimengerti secara jelas
apabila akar permasalahannya sudah ditemukan.
SPEKULATIF
• Bersifat spekulatif karena berangkat dari keraguan. Meragukan segala realitas yang ada untuk
memperoleh kejelasan atas seluruh realitas. Memperoleh kejelasan itu untuk memperoleh
kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dipersoalkan dan setiap kebenaran
yang diperoleh senantiasa terbuka untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran
yang lebih pasti. Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan spekulatif yaitu, bahwa kebenaran
filsafati tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran
menuju kebenaran baru yang lebih pasti.
RASIONAL, LOGIS, SISTEMATIS
• Untuk memperoleh asas dan kebenaran hakiki tentang seluruh realitas, maka seseorang harus
melalui suatu proses berpikir rasional dan logis. Yang dimaksud dengan berpikir logis ialah, menarik
kseimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan.
Berpikir logis inilah yang menuntut pemikiran yang sistematis. Pemikiran sistematis ialah, rangkaian
pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa melalui proses
berpikir logis dan sistematis, maka kebenaran sesuatu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Selain
sistematis, seseorang yang berpikir logis dituntut untuk senantiasa kritis terhadap segala sesuatu
yang ia peroleh. Dengan demikian, ciri khas dari berpikir rasional ialah, logis, sistematis, dan kritis.
4. ASAL MULA FILSAFAT

ketakjuban

ketidakpuasa
KETAKJUBAN
• Sebelum ilmu pengetahuan mengalami perkembangan pesat, manusia melihat setiap fenomena yang
terjadi di dunia ini sebagai kejadian yang luar biasa. Kejadian-kejadian itu melahirkan ketakjuban
pada diri manusia. Ketakjuban yang hadir di dalam diri seseorang atas fenomena sesuatu itulah yang
mendorong seseorang untuk mengetahui secara mendalam segala ketakjuban yang ia lihat.

• Objek ketakjuban ada dua yaitu, objek yang dapat diperoleh dengan panca indera dan objek yang
diperoleh melalui akal budi. Penelitian terhadap apa yang diamati demi memahami hakikatnya itulah
yang melahirkan filsafat. Melalui pengamatan objek inderawi, maka dapat diperoleh sesuatu yang
bersifat non-inderawi yang dapat diperoleh hanya melalui akal budi.
KETIDAKPUASAN
• Ketakjuban yang dilihat dan diamati di atas, seperti asal mula dan peristiwa-peristiwa alam yang
terjadi di alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu coba dijelaskan oleh mitos-dan mite.
Penjelasan yang diberikan oleh mitos tidak memberikan kepuasan terhadap manusia.
Ketidakpuasan itu membuat manusia terus-menerus mencari penjelasan dan keterangan yang
lebih pasti dan meyakinkan. Ketidakpuasan ini membuat akal budi dan rasio berperan untuk
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah dijelaskan oleh mitos. Ketika rasio berhasil
menyingkirkan mitos, lahirlah filsafat yang pada masa itu mencakup seluruh ilmu pengetahuan
yang ada dan telah dikenal.
HASRAT BERTANYA

• Ketakjuban dan ketidakpuasan melahirkan banyak pertanyaan di benak manusia. Dari pertanyaan
inilah manusia mulai beranjak untuk meneliti dan menyelidiki segala sesuatunya. Dari pertanyaan
berkembanglah ilmu pengetahuan. Jadi, pertanyaan bukanlah hal yang dipandang sepele.
Manusia tidak hanya mempertanyakan sesuatu yang di luar dirinya, melainkan juga
mempertanyakan dirinya sendiri. Inilah yang disebut dengan hasrat bertanya pada diri manusia
yang mendorongnya untuk senantiasa berfilsafat.
KERAGUAN

• Biasanya, manusia mempertanyakan apa yang belum jelas. Sehingga dilatarbelakangi dengan
keraguan yang ada pada diri manusia tentang segala sesuatulah yang mendorongnya untuk
berfilsafat.
5. PERANAN FILSAFAT
Pendobrak

• Menurut jan hendrik rapar, Pembebas


Dari latarbelakang lahirnya filsafat
Ada tiga peranan filsafat bagi manusia
Pembimbing
PENDOBRAK

• Salah satu hal yang menjadi bagian sejarah dari Yunani ialah, kepercayaan orang-orang Yunani
terhadap mitos-mitos dan dewa. Filsafat datang mendobrak kepercayaan mereka yang bersifat
dogmatis.
PEMBEBAS
• Filsafat tidak hanya mendobrak mitos-mitos pada masa Yunani, melainkan juga membebaskan
manusia dari kungkungan mitos itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan
kebodohannya dan filsafat juga membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis
dan mitis.

• Filsafat pun membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih. Filsafat
juga membebaskan manusia dari cara berpikir tidak kritis yang membuat manusia mudah
menerima kebenaran-kebenaran semu yang menyesatkan.
PEMBIMBING

• Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir mistis dan mitis dengan membimbing manusia
untuk berpikir secara rasional. Filsafat membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih
mendalam yaitu, berpikir secara universal sambil berupaya menemukan esensi suatu
permasalahan. Selain itu, filsafat juga membimbing manusia untuk berpikir secara integral dan
koheren.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai