Anda di halaman 1dari 158

Kelainan otot dan jaringan

lunak

Oleh:
Dr. Santyowibowo SpB
Ulkus pada tungkai
Ulkus pada tungkai
 Batasan:
 Ulkus adalah lesi yang terkikis atau luka
terbuka pada permukaan kulit atau selaput
lendir.
 Biasanya menggaung
Luka
 Luka akut: Luka yang masa
penyembuhannya sesuai dengan hukum
penyembuhan luka. Contoh: Luka sayat,
luka robek, luka tembak, dll.
 Luka kronik: Luka yang mengalami
kegagalan dalam proses
penyembuhannya. Contoh: Ulkus,
limfedema.
 Pembagian:
 Ulkus tropikum.
 Ulkus varikosum.
 Ulkus arteriosum.
 Ulkus neurotrofik.
Ulkus tropikum
 Pendahuluan:
 Di R.I pada jaman perang dulu merupakan
pemandangan yang biasa.
 Sekarang jarang ditemukan karena perbaikan
dari gizinya.
 Sering ditemukan didaerah yang tropis yang
lembab seperti: Indonesia, Malaysia, Afrika
Utara, Haiti dan Brazilia.
Ulkus tropikum
 Batasan:
 Ulkus pada tungkai bawah yang cepat
berkembang dan nyeri.
 Biasanya dijumpai pada anak2 yang kurang
gizi.
 Pada tingkat dini ditemukan Bacillus fusiformis
dan Borrelia vincenti.
 Penyebab:
 Tidak diketahui dengan pasti.
 Ada 3 faktor yang berperan:
 Trauma:
 Gigitan serangga atau tergores ranting kecil pada bagian
lateral tungkai.
 Higiene dan gizi:
 PCM.
 Infeksi:
 Kuman2 tersebut diatas.
 Gejala klinis:
 Akut.
 Kronik.

 Komplikasi:
 Yang kronik bisa menjadi karsinoma kulit
(SCC= Squamous Cell Carcinoma)
 Diagnosis:
 Akut: Lebih mudah. Karena ditemukannya
kedua kuman tadi.
 Kronik: Lebih sulit karena mirip ulkus2 yang
lain.
 Terapi:
 Perbaiki gizi.
 Antibiotika injeksi atau peroral. Dan
antibiotika topikal.
 Bila terlalu luas, mungkin perlu cangkok kuli.
Ulkus Varikosum
 Batasan:
 Ulkus pada tungkai bawah akibat gangguan
aliran darah vena.
Ulkus Varikosum
 Pendahuluan:
 Hanya 50% yang disertai varises superfisial.
 Pada umumnya orang dewasa atau tua.
 Wanita lebih sering dari pada pria.
 Lebih dari 80% didahului oleh trombosis vena
profunda.
 Sesudah trombus menghilang  rekanalisasi,
tetapi katup vena tetap rusak aliran darah
terganggu.
 Penyebab: Gangguan aliran darah vena bisa
disebabkan oleh:
 Dari pembuluh darahnya sendiri:
 Trombosis atau tromboflebitis.
 Diluar pembuluh vena:
 Kehamilan.
 Tumor abdomen.

 Banyak berdiri.

 Obesitas
 Patogenesis:
 Bendungan di proksimal  kerusakan katup
vena tungkai bawah (terutama profunda) –
tekanan vena meningkat  udem  purpura
 bintik2 merah  hitam.
Udem  fibrotik (keras)  iskemia  nekrosis.
 Vena superfisialis: varisesnya >> terutama saat
berdiri.
 Gejala klinis:
 Soliter, diatas maleolus medialis., bulat lonjong.
 Umumnyua nyeri: - , kecuali terjadi infeksi
sekunder.
 Varises tidak selalu terlihat.
 Bila berlangsung lama  ulkus kalosum, sulit
sembuh.
 Bisa berubah jadi ganas.
 Pemeriksaan pembantu:
 Peneriksaan bakteriologik, bila infeksi: +
 Biopsi tepi ulkus pada yang kronik  Ca?
 Phlebografi untuk mengetahui letak varises.
 Diagnosis:
 Cukup dengan gambaran klinis.
 Dengan anamnesis yang teliti, bisa
membedakan dengan ulkus tropikum yang
kronis.
 DD lainnya: Ulkus karena gangguan arteri.
Disini nyeri: +.
 Penatalaksanaan:
 Dalam posisi berbaring, tungkai ditinggikan.
 Bebat elastis pada proksimal ulkus.
 Antibiotika.
 Bila pus: +, kompres dengan antiseptika.
 Bila sudah bersih: antibiotika topikal.
 Bila luas sekali: Eksisi dan cangkok kulit.
 Prognosis:
 Kurang baik, karena sering residif.
Ulkus arteriosum
 Pendahuluan:
 Lebih sering ditemukan pada orang tua diatas
45 tahun.
 Timbul akibat trauma pada kulit yang
mengalami gangguan peredaran darah arteri.
 Atau timbul spontan akibat obstruksi arteriol
atau kapiler.
 Batasan:
 Ulkus yang terjadi karena gangguan
peredaran darah arteri.
 Penyebab:
 Tersering : Ateroma dipembuluh darah abdominal dan
tungkai.
 Secara garis besar:
 Ekstra mural: arteriol terjepit oleh jaringan fibrosis akibat udem
yang lama.
 Mural: Kelainan dinding pemb. Darah (vaskulitis,
aterosklerosis).
 Intra mural: viskositas darah meningkat (perlekatan platelet,
fibrinogenesis)
 Biasanya tumpang tindih, jarang yang tunggal.
 Patogenesis:
 Penyempitan lumen arteri  iskemia  daya
tahan terhadap trauma dan infeksi menurun
 gangren dan ulkus.
 Gejala klinis:
 Ulkus karena hipertensi:
 Lateral pergelangan kaki.
 Akibat arteriosklerosis obliteran:
 Pada tonjolan tulang.
 Penting: Nyeri: +.
 Menghebat di malam hari.
 Timbul mendadak atau per lahan2.
 Terus menerus atau hilang timbul.
 Bila tungkai diangkat atau hawa dingin: tambah nyeri.
 Bagian distal lebih dingin dari bagian proksimal.
 Denyut a. dorsalis pedis melemah  menghilang.
 Diagnosis:
 Berdasarkan anamnesis yang terarah dan gejala
klinis tadi.
 Ulkus yang dalam dan nyeri.
 Pemeriksaan lain: Hipertensi, D.M dan faktor
risiko lainnya.
 DD/ dengan ulkus varikosum yang dangkal dan
tidak nyeri serta sedikit diatas maleolus medialis.
 Pengobatan:
 Selain pengobatan terhadap ulkus seperti
yang tersebut diatas, juga terhadap
penyebabnya.
 K.U penderita perlu diperhatikan, hindari
hawa dingin dan jangan merokok.
 Prognosis:
 Umumnya baik. Tetapi tergantung penyakit
yang mendasarinya.
Ulkus neurotrofik
 Pendahuluan:
 Timbul per - lahan2. Sering tidak disadari oleh
penderitanya karena tidak nyeri  terlambat
berobat.
 Sering pada usia 45 tahun atau lebih.
 Batasan:
 Ulkus yang terjadi karena tekanan trauma
pada kulit yang anestetik.
 Penyebab:
 Kerusakan syaraf  neuropati perifer 
anestetik. Misalnya:
Spina bifida, Cidera syaraf, D.M dan Kusta.
 Tekanan ber ulang2 pada daerah yang
anestesia  kerusakan jaringan  ulkus
dekubitus (“Pressure sore”)
 Yang berhubungan dg D.M disebut:
 Ulkus / gangrene diabetikum.
 Diabetic Foot.
 Penyebabnya:
 Angiopati  Neuropati
 Iskemi  kerusakan jaringan.
 Gejala klinis:
 Tersering pada daerah yang mengalami
tekanan, seperti tumit dan sakrum.
 Kering (anhidrotik), kulit sekitar hiperkeratosis
(kalus)
 Dapat sampai sub cutis dan tulang serta
dapat mengalami infeksi sekunder.
 Diagnosis:
 Berdasarkan gambaran klinis dan anamnesa
serta penyakit yang mendasarinya.
 Periksa gula darah untuk D.M dan biopsi
untuk kusta.
Diabetic foot
 Pengobatan:
 Penyembuhan lambat dan tidak memuaskan.
 Kurangi tekanan, atasi infeksi dan perbaiki sensibilitas
(kalau mungkin)
 Pengobatan topikal seperti pada ulkus2 yang lain.
 Hindari trauma.
 Terapi untuk D.M nya:
 Antibiotika.
 Anti D.M: Insulin
 Perlu nekrotomi atau amputasi.
 Prognosis:
 Kurang baik. Sering residif.
Ulkus dekubitus
(“Pressure sore”)
Cangkok kulit
(Skin grafting)
Osteomielitis
Osteomielitis
 Batasan:
 Osteitis= radang /infeksi dari tulang.
 Osteomielitis= Peradangan dari tulang dan
jaringan disekitarnya.
 Pembagian:
 Berdasarkan perjalanan penyakit:
 Akuta.
 Kronik.

 Berdasarkan penyebab:
 Banal.
 Tuberkuolsa.
Osteomielitis akuta
 Nama lain: Osteomielitis hematogen akut.
 Penyakit pada tulang yang sedang tumbuh.
 Anak laki2 3x anak perempuan.
 Tulang yang terkena: tulang panjang: femur, tibia,
humerus, radius, ulna dan fibula. Bagian metafisis.
 Penyebab tersering: Stafilokokus aureus.
 Merupakan penyebaran dari fokus infeksi ditempat
lain.
 Mula2 terdapat fokus didaerah metafisis  hiperemia,
udem  nyeri.
 Biasanya disertai gejala2 septisemia: febris, malese dan
anoreksia.
 Infeksi pecah ke subperiost  menembus sub cutis, jadi
selulitis.
 Atau dari rongga subperiost ke diafisis  periost terangkat
 tulang dibawahnya mati  squester.
 Periost membuat tulang baru yang menyelubungi tulang
yang mati tadi = involukrum.
 Awalnya febris, anoreksia dan malese tdk menonjol dan
pembengkakan serta selulitis belum tampak 
misdiagnosis dg. Typhoid fever.
 Nyeri spontan lokal + nyeri tekan +
pembengkakan dan kesukaran gerak =
Osteomielitis hematogen akuta.
 Diagnosis lebih jelas bila selulitis :+.
 Pemeriksaan penunjang:
 Aspirasi pus.
 Pencitraan.
 Biakan darah.
 Peningkatan lekosit dan LED: tidak khas.
 DD/
 Fase akut: Demam rematik dan selulitis.
 Sesudah 1 minggu: Granuloma eosinofilik,
tumor Ewing dan asteosarkoma.
 Terapi:
 Istirahatkan ekstremitas yang terkena.
 Antibiotika.
 Dalam 24 jam tidak ada perbaikan: Bor tulang
dibeberapa tempat untuk drainage pus 
kultur pus.
 Penyulit:
 Angka kekambuhan 20%.
 Cacat sendi.
 Gangguan pertumbuhan akibat kerusakan
cakram epifisis.
 Osteomielitis kronik.
Osteomielitis kronik
 Akibat osteomielitis akuta yang tidak di terapi
secara adequat.
 Ditemukan fistula kronik yang mengeluarkan pus
+ kadang2 squester.
 Ro foto: tampak squester dan involukrum.
 Terapi (sesudah involukrum cukup kuat):
 Squestrektomi.
 Debridement (nekrotomi).
 Antibiotika sesuai kultur.
 Bila involukrum belum cukup kuat:
 Fiksasi dengan gips (mencegah fraktura
patologis).
 Drainage pus.
Osteomielitis pascacidera
 Akibat patah tulang (terutama terbuka) dan
kominutif, disertai cidera jaringan lunak dan
nekrosis yang luas.
 Gambaran kliniknya sama dengan osteomielitis
kronik, sebab pecahan2 tulang bisa menjadi
squester.
 Hematoma dan jaringan nekrotik merupakan
media yang subur untuk kuman2 penyebab
infeksi.
 Pemasangan bahan osteosinthesis:
sekrup, pen, pelat, prostesis dan kawat,
menghalangi tubuh untuk mengatasi
infeksi (sebagai media yang baik untuk
pertumbuhan kuman).
 Juga penggunaan semen akrilik untuk
memasang prostesis sendi.
 Gejala2 (pasca trauma):
 Demam, hiperemia, nyeri, bengkak dan
mengeluarkan cairan infeksi.
 Terapi:
 Squestrektomi, debridement dan drainage.
 Fiksasi eksterna memakai gips.
Osteomielitis tuberkulosa
 Selain kelainan primer di paru2, tbc juga bisa ditemukan
pada kelenjar limfe, tulang, sendi, perut, sistem
urogenital, dll.
 Diagnosis kadang2 sulit ditegakkan.
 Mantoux test bisa (-) pada penderita HIV.
 Penanggulangannya: Diberikan tuberkulostatika
sebelum, sewaktu dan sesudah pembedahan untuk
mencegah residif.
 TBC tulang banyak ditemukan pada tulang panjang bag.
Metafisis dan trokanter mayor.
 TBC tulang dan sendi: Vertebra dan sendi panggul,.
Kista ganglion
Ganglion
 Kista berisi cairan jernih dan kental.
 Pada daerah peri artikuler, kapsul sendi dan
sarung tendo.
 Hanya pada kaki dan tangan, sering dibagian
dorsal.
 Benjolan membesar secara per-lahan2.
 Kadang2 terasa tidak enak. Tapi penderita lebih
terpengaruh oleh rupanya.
 Kadang2 bisa spontan menghilang.
 Terapi:
 Bila pecah sendiri  dibebat.
 Bisa diaspirasi.
 Operasi: Eksisi.
Popliteal Cyst (Baker cyst)
 Ganglion yang timbul diregio poplitea.
 Berhubungan dengan bursa
semimembranosa.
 Bisa regressi (menghilang spontan) pada
masa kanak2.
 Pada dewasa berhubungan dengan sendi
lutut -”synovial hernia”. Bila cairan sendi
>> mis. pd. Rematoid atau peny degenerasi
 cyst membesar.
 Terapi:
 Bila sangat membesar dan mengganggu
fungsi sendi lutut  operasi.
NEOPLASMA
oleh: dr.Santyowibowo, SpB
Pengertian : Oncologi
 Onco = Tumor
 Logy = Ilmu

 Ilmu tentang tumor


Istilah:
 tumor = benjolan
 neoplasma  neo : baru

plasma : jaringan
Pertumbuhan jaringan baru, yang
berbeda dengan jaringan asalnya.
 Tidak teratur, tidak terkendali, tidak
mengikuti hukum pertumbuhan jaringan
dan tidak ada manfaatnya.
 Sel tubuh yang abnormal.
 Seterusnya disebut tumor saja.
TUMOR

Tumor Jinak Tumor Ganas (kanker)


 Tumbuh lambat  Tumbuh cepat
 Berkapsul/berbatas  Tdk berkapsul/batas

tegas. Mobile. tdk tegas. Terfiksir.


 Permukaan tdk rata.
 Permukaan rata.

Konsistensi kenyal. Konsistensi keras.


 Beranak sebar
 Tidak beranak sebar
 Dapat menyebabkan
 Tidak menyebabkan
kematian
kematian  Terapi: Tergantung stadium.
 Terapi: Ekstirpasi / Eksisi
Penamaan :
 Tumor jinak : . . . . Oma  lipoma
 Tumor ganas:

 jaringan penunjang : . . . Sarkoma 


osteosarkoma
 jaringan non
penunjang : . . .Karsinoma 
adenboma karsinoma
Penyebab :
 Mutasi gen

Karena :
 Faktor-faktor didalam tubuh

• bakat
• keturunan
• nasib
 Faktor-faktor diluar tubuh
Faktor-faktor diluar tubuh
 Tembakau
 Makanan
 Alkohol
 Sinar radioaktif
 Sinar matahari
 Obat-obatan
 Seks
 Lingkungan hidup
 Bahan kimia dalam makanan
 Stress
 Pencemaran udara
Tumor jinak
Tumor jinak
 Tumor jinak:
 Fibroma: Tumor jinak jaringan ikat.
 Fibromatosis: Fibroma yang multipel (banyak)
 Lipoma: Tumor jinak jaringan lemak
 Leiomioma: Tumor jinak otot polos
 Terapi:
 Ekstirpasi.
Lipoma
 Batasan: Neoplasma jinak dari jaringan lemak.
 Gejala dan tanda:
 Benjolan dibawah kilit (sub kutan).
 Berwarna kuning (sama dengan kulit).
 Berbatas tegas
 Mudah digerakkan.
 Konsitensinya lunak.
 Multi lokuler.
 Punctat: (-)
Lipoma
 DD/ Kista ateroma:
 Berasal dari kelenjar Sebasea.
 Berwarna ke biru2an.
 Punctat (+).
 Terapi:
 Ekstirpasi: Mengangkat tumor berikut jaringan
sekitarnya.
Tumor ganas
Tumor ganas

Tumor ganas:
 Rhabdomiosarkoma: Tumor ganas otot lurik.
 Leiomiosarkoma: Tumor ganas otot polos.
 Liposarkoma: Tumor ganas lemak.
 Fibrosarkoma: Tumor ganas jaringan ikat.
 Tumor ganas: tergantung stadiumnya.
 Stadium awal: Operasi kuratif
 Stadium lanjut: Paliatif

 Operasi paliatif.
 Radioterapi.
 Kemoterapi ( Sitostatika).
 Hormonal (pada Ca mamma).
Neurofibromatosis
Neurofibromatosis
 Batasan:
 Suatu hamartoma (sel2 yang memperbanyak diri =
hiperplasia)
 Bukan neoplasma.
 Sama dengan sel asalnya.
 Contoh :
 Hemangioma.
 Neurofibromatosis.
 Terapi: Tergantung sikon. Mana2 yang mengganggu.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai