Anda di halaman 1dari 7

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Menganalisis Pengertian, Tujuan, Fungsi Pelayanan BK dan


Kesalahpahaman Terhadap Pelayanan BK”

Kelompok 1:
1. Angel Hidayat (20045039)
2. Claudia Tary Ardyanti (20332057)
3. Hafizul Wahyudi (20067045)
4. Novitasari (20016025)

Dosen Pengampu:
Dr. Dina Sukma, S.Psi.,S.Pd.,M.Pd.
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan diartikan sebagai petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakan sesuatu. Sedangkan konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada
seseorang dengan menggunakan metode psikologis. Dalam sekolah, bimbingan konseling dimaknai
dengan upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada anak didik agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal. Pelayanan ini bisa dilakukan kepada anak didik secara perorangan atau
perkelompok.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan
kepada anak didik agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan
bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling dilakukan dengan tujuan membantu anak didik dalam memahami
diri sendiri, baik sebagai makhluk Tuhan maupun sebagai makhluk sosial. Kemampuan dalam
memahami diri ini penting bagi siapa saja, termasuk anak didik, agar dapat menghadapi kehidupan
ini dengan lebih baik.
Adapun diuraikan secara lebih rinci, bimbingan dan konseling diberikan untuk membantu
anak didik agar mendapatkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mendapatkan kebahagiaan hidup
2. Membangun kehidupan yang bermanfaat
3. Kemampuan hidup bersama dengan individu yang lain
3. Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Adapun fungsi bimbingan dan konseling sesuai dengan sifat-sifat yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu sebagai
berikut:
1. Fungsi Penyaluran atau Distributif
Yakni suatu pemberian bantuan kepada orang yang membutuhkan ( baik siswa maupun orang lain).
2. Fungsi Adaptasi
Fungsi adaptasi adalah suatu pemberian bantuan kepada personel sekolah, terutama bagi para guru, dalam pengadaptasian
seluruh program pengajaran sesuai dengan kebutuhan, minat dan intelegensi siswanya.
3. Fungsi Adjusment
Yaitu suatu pemberian bantuan kepada individu ( siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya dan
mendapatkan kemajuan belajar yang signifikan dalam perkembangan mentalintelektualnya.
4. Fungsi Preventif
Fungsi ini merupakan suatu pemberian bantuan kepada individu agar dapat menganalisa, mengoreksi, menjaga
dan mencegah keberlanjutan persoalan yang duhadapinya.
5. Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
6. Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseling.
7. Fungsi Penyembuhan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karier.
8. Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
9. Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
10. Fungsi Fasilitasi
Yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseling.
11. Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
4. Kesalahpahaman Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Kesalahpahaman yang sering dijumpai dilapangan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Konselor sekolah/guru pembimbing dianggap sebagai polisi sekolah. 


2. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
3. Bimbingan Konseling Dibatasi pada Hanya Menangani Masalah yang Bersifat Insidental. 
4. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli atau petugas lain.
5. Konselor Harus Aktif, Sedangkan Pihak Lain Pasif. 
6. Bimbingan dan Konseling Dibatasi pada Hanya Menangani Masalah-Masalah yang Ringan Saja. 
7. Bimbingan dan konseling semata-mata hanya sebagai proses pemberian nasehat. 
8. Bimbingan dan konseling disamakan saja atau dipisahkan sama sekali dengan pendidikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai