Anda di halaman 1dari 24

Tabulasi Jurnal

by Vira
1
Jurnal Utama:
Luxury fashion consumption in China : Factors affecting attitude and purchase
intent (2012)
Objek Penelitian : Konsumen barang mewah di China (Beijing, Shanghai, dan
Guangzhou)
Survey dilakukan secara online. Sample dalam penelitian ini adalah konsumen barang
mewah di China. Pengukuran menggunakan skala likert.Analisis data menggunakan
SEM.

2
Hasil analisis :
Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa semua hipotesis diterima.
Materialisme berpengaruh secara signifikan marginal terhadap sikap konsumen dalam
membeli barang mewah.

Saran :
Para pelaku usaha disarankan untuk membuat inovasi baru dalam hal
marketing/advertising dalam memasarkan produk di China. Gaya dan bentuk pemasaran
disarankan dibedakan dengan teknik yang digunakan di negara barat. Pelaku usaha harus
mengidentifikasi selera fashion masyarakat China agar dapat diterima oleh masyarakat
China.

3
2 Predictors of purchase intention of luxury south sea
pearls (2018)
Objek Penelitian : Konsumen Perhiasan Permata di Australia (Perth, Sydney,
Melbourne, Brisbane, Adelaide).
Metode Penelitian : Simple Random Sampling, Skala likert, Analisis regresi
linier berganda.

4
Hasil analisis :
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa: H1 diterima.
H2a diterima namun H2b ditolak.
H3 diterima.
H4 diterima.
H5 diterima secara parsial (karena variabel efikasi diri dan sikap konsumen ditolak) .
H6 diterima.

Saran :
Para pelaku usaha disarankan untuk tidak melakukan cara-cara yang cenderung mengarah
ke pendekatan budaya, namun lebih fokus terhadap desain-desain baru dan packaging.
Mereka juga disarankan untuk lebih menyesuaikan harga produk dengan daya beli
konsumen.

5
3 Devil continues to wear “counterfeit” Prada:
a tale of two cities (2015)
Objek Penelitian : Konsumen yang berbelanja di pusat belanja di Taipei (Taiwan) dan
Shanghai (China)
Data dikumpulkan di pusat perbelanjaan utama di kota Taipei, Taiwan dan kota
Shanghai, China.
Untuk penelitian di China diambil 202 sample, sementara di Taiwan 301 sample
diambil untuk penelitian.
Menggunakan SPSS 11
.

6
Hasil analisis :
Hasil menunjukan bahwa :
H1a dan b ditolak.
H2a diterima namun H2b ditolak .
H3 diterima.
H4a ditolak, namun H4b diterima.
H5a dan b diterima.
H6 diterima.

Saran :
Bagi konsumen China, disarankan bagi pelaku usaha untuk lebih menekankan untuk
memberikan pengalaman konsumsi barang mewah secara privat. Bagi konsumen Taiwan,
pelaku usaha disarankan untuk memberikan edukasi mengenai status konsumen dalam
konsumsi barang mewah.

7
4 Examining consumers’ attitude towards purchase of counterfeit
fashion products (2017)
Objek Penelitian : Konsumen yang membeli barang fashion palsu di Mumbai, India
Responden adalah konsumen yang membeli barang fashion palsu di Mumbai.
Pertanyaan di kuisioner menggunakan pengukuran 5 poin skala likert.
Penelitian menggunakan AMOS 2.0.

8
Hasil analisis :
H1 diterima.
H2 dan H3 ditolak .
H4, H5, dan H6 diterima.
H7 a dan b diterima secara parsial, karena efek moderasi dari variabel pemasukan hanya
diterima untuk variabel persepsi resiko, kesadaran nilai, dan kesadaran merk. Sementara untuk
variabel materialisme dan pengaruh sosial, ditolak .

Saran :
Para pelaku usaha disarankan untuk untuk membangun hubungan dengan pelanggan mereka,
yang akan membantu mereka dalam mendapatkan promosi dari mulut ke mulut.
Selain itu, mereka juga harus menangani masalah pembelian lebih baik sehingga mereka dapat
membuat lebih banyak penjualan dengan pengaruh sosial.
Presentasi penjualan harus dipersiapkan dan salesman harus memandu pelanggan dalam
melakukan pembelian. Untuk menarget para konsumen yang sadar nilai, para pelaku usaha
disarankan untuk memberikan bingkisan pelengkap dan hadiah yang didapatkan dari 9
pengumpulan poin
5 Austerity to materialism and brand consciousness: luxury
consumption in India (2018)
Objek Penelitian : Konsumen di India (Kota Delhi, Bangalore, Hyderabad, dan
Chennai)
Penelitian ini menggunakan snowball-sampling yang merupakan teknik non
probabilitas dalam pengambilan data.
Populasi adalah konsumen pria dan wanita di India yang berusia 18-35 tahun.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier.

10
Hasil analisis :
Hasil penelitian membuktikan bahwa semua hipotesa yaitu H1, H2, dan H3, dapat
diterima.

Saran :
Pelaku usaha disarankan untuk melakukan penekanan terhadap kesadaran merk
melalui periklanan maupun aspek pemasaran.
Namun, pelaku usaha juga harus waspada terhadap publisitas yang berlebihan agar
tidak sampai terjadi, sehingga sisi unik merk tetap terjaga.
Pelaku usaha juga harus melaksanakan praktik bisnis yang beretika dan tetap
memberi pertimbangan terhadap konsekuensi negatif materialisme terhadap
konsumen yang relatif muda.

11
6 Role of consumer vanity and the mediating effect of brand
consciousness in luxury consumption (2019)
Objek Penelitian : Konsumen barang mewah di India (Mumbai,Delhi, Bangalore,
Hyderabad, Chennai, dan Ludhiana)
Sampel dalam penelitian ini adalah pria dan wanita berusia 18-35 tahun.
Kuisioner menggunakan 5 skala likert.
Data analisis menggunakan AMOS 2.0.

12
Hasil analisis :
Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh hipotesa yaitu H1, H1a, H1b,
H2, H3, H3a, H3b, H4, H4a, H4b, dan H5 dapat diterima.

Saran :
Hasil penelitian ini memiliki kaitan yang kuat dengan produk seperti perhiasan,
asesoris, jam tangan, dan barang mewah lain.
Para pelaku usaha disarankan untuk menonjolkan daya tarik dan kemewahan
produk, misalnya dengan membuat iklan produk dimana modelnya memiliki
penampilan cantik dan elegan yang dapat menarik lawan jenis.
Hal ini dapat memanfaatkan kebanggaan fisik konsumen untuk membeli produk.
Pemasaran aktif juga diperlukan untuk lebih menekankan keakraban merk yang
dapat meningkatkan popularitas merk dan keputusan membeli.

13
7 The Young Luxury Consumer in Qatar (2017)
Objek Penelitian : Konsumen remaja yang membeli barang mewah di Qatar
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berusia 16-25 tahun yang
merupakan konsumen barang mewah di Qatar. Sample diambil dengan teknik
convenience sampling. Pengukuran dalam kuisioner menggunakan 3 poin dan 5 poin
skala likert. Analisis data menggunakan SPSS.

14
Hasil analisis :
Berdasarkan penelitian ini, semua hipotesa yaitu H1, H2, H3 dan H4 terbukti dapat
diterima.

Saran :
Variabel yang paling kuat adalah kebutuhan bereksperimen. Maka, pelaku usaha
harus mempertahankan dan mengembangkan kreativitas dalam inovasi produknya,
serta dalam promosi produknya.
Keterlibatan fashion adalah variabel terkuat yang kedua, maka pelaku usaha
disarankan untuk aktif berpromosi secara online karena media sosial adalah media
informasi mengenai fashion yang terbesar saat ini.

15
8 Determining consumer purchase intentions toward counterfeit
luxury goods in Malaysia (2016)
Objek Penelitian : Konsumen barang mewah palsu di Malaysia.

16
Hasil analisis :
Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil yaitu :
H1a dan b ditolak .
H2a, H2b, dan H2d diterima namun H2c dan H2e ditolak .
H3 diterima.
H4a, b, dan H5a diterima namun Hb, c, d, dan e ditolak .

Saran :
Produsen barang mewah disarankan untuk menurunkan harga atau setidaknya
menjadi lebih terjangkau, serta memberikan informasi mengenai merk. Dengan ini,
konsumen yang peduli akan informasi, akan lebih memilih barang mewah yang asli
daripada yang palsu.
Selain itu juga bisa dengan difusi merk, sehingga merk bisa menjadi lebih dikenal
masyarakat, contoh : Calvin klein yang membuat CK range dan Prada yang
membuat merk MIU.
17
9 Factors Influencing Attitudes and Intention to Purchase Counterfeit
Luxury Brands among Indonesian Consumers (2013)

Objek Penelitian : Mahasiswa konsumen barang mewah palsu di Sleman, Yogyakarta.


Menggunakan 250 sample. Analisis data menggunakan SPSS 16.0

18
Hasil analisis :
Hasil penelitian yaitu :
H1a, H1b, H1c, H1d dan H1e diterima namun H1f ditolak.
H2 diterima.
H3a dan H3b diterima namun H3c, H3d, H3e, dan H3f ditolak.

Saran :
Pelaku usaha disarankan untuk berani mengkampanyekan kepada konsumen untuk tidak
memakai barang mewah palsu. Selain itu, inovasi produk dan menambah keragaman
produk juga diperlukan agar merknya dapat dibedakan dengan mudah oleh konsumen.
Pemerintah juga berperan dalam menghukum produsen barang mewah palsu.

19
10 Increasing customer equity of luxury fashion brands through nurturing
consumer attitude (2011)
Objek Penelitian : Mahasiswa universitas swasta khusus wanita di Seoul, Korea
Selatan yang merupakan konsumen barang mewah.
Memakai purposive sampling. Menggunakan 5 poin skala likert.
Menggunakan SEM.

20
Hasil analisis :
Hasil dari penelitian ini yaitu:
H1, H1b, H1c, H2a, H4a, H4b, dan H4c dapat diterima namun H1a, H2b,
dan H3 ditolak.

Saran :
Pelaku usaha disarankan untuk menekankan ekuitas merk ketika
memperkenalkan merk mereka. Perlunya berinvestasi pada periklanan dan
pelayanan konsumen akan membangun hubungan yang lebih erat dengan
konsumen dan menyebabkan loyalitas. Program loyalitas seperti hadiah
ulang tahun, pelayanan after sales, pelayanan khusus terhadap konsumen
lama akan membangun hubungan baik.
21
11 Teen attitudes toward luxury fashion brands from a social identity perspective: A
cross-cultural study of French and U.S. teenagers (2015)

Objek Penelitian : Pelajar Amerika dan Perancis yang merupakan konsumen barang
mewah
Sample dalam penelitian ini adalah mahasiswa Amerika dan Perancis berusia 14-17.
Menggunakan 12 poin skala likert. Menggunakan AMOS dalam analisis data.

22
Hasil analisis :
Hasil penelitian ini adalah semua hipotesa yaitu H1, H2a, H2b, H3, H4a, dan H4b
diterima seluruhnya.

Saran :
Pelaku usaha disarankan untuk mempertimbangkan latar belakang budaya dalam
kegiatan pemasaran dan inovasi produk. Misalnya, pelaku usaha Perancis dapat
menyediakan ruang ganti yang lebih luas dan nyaman, guna menyediakan
pengalaman yang menyenangkan dengan merknya. Sebaliknya, pelaku usaha di
Amerika harus mempertimbangkan kebutuhan akan keunikan yang dimiliki remaja
Amerika, misalnya menekankan nilai eksklusif di merknya.

23
Thanks!
Any questions?

24

Anda mungkin juga menyukai